Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Merebut Wisatawan di Garis Start

20 September 2022   08:41 Diperbarui: 24 September 2022   08:45 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku panduan wisata dari Michelin yang berisikan 361 restoran di Thailand.|Sumber: www.guide.michelin.com

Wat Arun, salah satu objek wisata terkenal di Bangkok| Sumber: dokumentasi pribadi
Wat Arun, salah satu objek wisata terkenal di Bangkok| Sumber: dokumentasi pribadi
Sejak tahun 2016, contohnya, TAT gencar melakukan kampanye pemasaran di wilayah Teluk Persia, yang dikitari negara-negara Teluk yang kaya. Beberapa maskapai kondang pun ikut dirangkul untuk promosi bersama. Misalnya, dengan maskapai Emirates, Etihad dan Qatar.

Tidak itu saja, pada tahun 2017 lalu, TAT bermitra dengan Michelin Travel Partners untuk menerbitkan buku panduan wisata Michelin Guide. Pemerintah Thailand konon mengucurkan dana sedikitnya 144 juta baht untuk projek penerbitan buku ini. Tujuannya tidak lain demi meningkatkan pengeluaran turis di sektor kuliner sekitar 10%.

Seperti diketahui, Michelin Guide adalah serial buku panduan perjalanan populer yang diterbitkan Michelin, sebuah pabrikan ban terbesar di dunia dari Prancis. Yang paling menonjol dari buku panduan ini adalah sistem rating yang diberikan Michelin untuk restoran-restoran ternama.

Buku panduan wisata dari Michelin yang berisikan 361 restoran di Thailand.|Sumber: www.guide.michelin.com
Buku panduan wisata dari Michelin yang berisikan 361 restoran di Thailand.|Sumber: www.guide.michelin.com

Arah kebijakan Thailand di bidang kuliner sejatinya telah dimulai sejak tahun 2002 ketika Thailand meluncurkan program "Global Thai". Program yang sangat populer sebagai bagian dari "Gastrodiplomacy" (diplomasi gastronomi) atau diplomasi kuliner pun mengundang banyak pujian.

Kampanye kuliner Thailand yang disponsori pemerintah Thailand ini dianggap sebagai strategi yang jitu. Paul Rockower, seorang pakar gastrodiplomacy, mendeskripsikan upaya Thailand sebagai "winning the hearts and minds through stomachs." Atau memenangkan hati dan pikiran pelanggan (baca: wisatawan) melalui kuliner.

Gastrodiplomacy memang salah satu kiat cerdas mempromosikan Thailand ke mancanegara dengan menggunakan instrumen kuliner khas Thailand. Program Global Thai pun diakui sukses besar. Jika pada awal kampanye, hanya terdapat sekitar 5,500 restoran Thailand di berbagai penjuru dunia. Angka ini melonjak hingga lebih dari 10,000 restoran saat ini.

Hebatnya, ribuan restoran Thai di seluruh dunia itu seakan merepresentasi keramahtamahan khas bangsa Thai yang sudah mendunia. Mulai dari sapaan "Sawadee krap", interior yang dibalut dekorasi khas Thailand, hingga sajian makanan Thai yang begitu otentik. Seakan Anda sedang santap di sebuah resto di Bangkok saja. 

Dengan strategi seperti itulah, Thailand pun sukses menjadi salah satu negara yang paling banyak dikunjungi di Asia. Bagaimana tidak, ribuan restoran Thai di seluruh dunia sudah seperti Thailand Tourism Ambassador. Menggoda pelanggannya untuk ikut berkunjung langsung ke negara asal semua masakan Thai itu.

Jadi tidak mengejutkan jika Thailand begitu sukses menjaring kunjungan wisatawan global. Tahun 2019, misalnya, Thailand berhasil menarik hampir 40 juta wisatawan mancanegara. Jauh meninggalkan semua negara Asia Tenggara lainnya.

Livery
Livery "Amazing Thailand" di pesawat Thai Air Asia.| Sumber: milesflyer/jetphotos.com
Strategi promosi pariwisata yang langsung menerobos ke pasar potensial pun bisa dilihat dari manuver badan promosi pariwisata asal negeri ginseng, yakni Korea Tourism Organization (KTO) yang cukup agresif. Suatu gaya promosi langsung dari garis start - titik awal seorang wisatawan memulai perjalanannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun