Seakan tidak mau kalah dari Thailand, warga keturunan Burma (Myanmar) di Penang juga memiliki sebuah kuil berbeda. Itulah Kuil Burma Dharmikarama yang dibangun berhadapan dengan Wat Chaiya Mangkalaram. Kuil ini kabarnya selalu menjadi titik perayaan Songkran atau Thai Water Festival di pulau Penang.
Adalah Cathedral of Assumption, sebuah gereja katolik, yang dibangun pertama kali pada tahun 1786. Gereja ini didirikan komunitas Eurasian yang mengikuti Kapten Francis Light ke Penang. Inilah gereja katolik ketiga tertua di Malaysia, setelah St. Peter's Church dan St. Francis Xavier Church di Malaka.
Jejak komunitas Eurasia yang sudah lama meninggalkan Penang pun bisa dilihat dari catatan sejarah etnis Armenia. Salah satu bangsa dari wilayah Kaukasus Selatan, Eurasia, Asia Barat. Sebuah jalan di pusat kota tua, yakni Armenian Street, seakan mengingatkan eksistensi etnis ini di Penang pada masa silam.
Dari berbagai sumber, orang-orang Armenia di Penang cukup terpandang. Mereka bahkan pernah memiliki sebuah gereja pada tahun 1822, yakni Armenian Church of St. Gregory di Jalan Bishop. Namun, sayang sekali gereja ini sudah dirobohkan pada tahun 1937. Dan bekas lokasi gereja tsb kini berdiri Bangunan Mayban Trust.
Bagaimana dengan kuil warga keturunan India di Penang?
Nah, salah satu kuil yang paling terkenal adalah Kuil Balathandayuthapani, atau resminya disebut Arulmigu Balathandayuthapani Kovil. Kuil ini juga sangat populer dengan nama "Waterfall Hill Temple" atau "Thaneer Malai" oleh warga lokal di Penang.
Untuk mencapai kuil yang dibangun pada tahun 1782 itu, pengunjung harus mendaki 513 tangga. Kuil ini sangat penting bagi warga India yang beragama Hindu. Kuil ini juga yang menjadi titik fokus perayaan Thaipusam di Malaysia, selain yang di Goa Batu.