Biara-biara yang dibangun di Meteora memang menakjubkan. Bayangkan saja, untuk mendaki puncak pilar itu saja sudah sangat sulit. Lalu bagaimana mungkin bisa membangun biara-biara itu di sana. Suatu pemilihan lokasi yang membuat biara-biara itu bak menggantung di langit. Persis seperti makna dari kata asalnya, yaitu Meteoros. Yang berarti, 'Middle of the Sky' atau 'Di Tengah Langit'.
Sejarah berdirinya biara-biara di atas pilar batu Meteora tidak terlepas dari pergolakan politik di wilayah itu. Khususnya, sejak memudarnya pengaruh Kekaisaran Byzantium di wilayah Yunani utara pada akhir abad ke-14. Dan bersamaan dengan itu, pasukan Turki terus merangsek ke wilayah ini.
Selain aman dan jauh dari pergolakan politik, para biksu pertapa itu juga memiliki kendali penuh atas akses ke puncak pilar batu. Satu-satunya akses ke biara, misalnya, hanya dengan cara menaiki tangga tali yang panjang. Dan tangga ini siap ditarik setiap saat kala mereka merasa terancam.
Akan tetapi, dari 24 biara yang pernah berdiri di Meteora, hanya enam biara yang masih tetap bertahan hingga ini. Selebihnya sudah tidak ada. Keenam biara yang bahkan masih digunakan itu adalah The Monastery of Great Meteoron, Monastery of Varlaam, Monastery of St. Nicholas Anapafsas, Monastery of Rousanou, Monastery of St. Stefanos dan The Monastery of Holy Trinity.
Biara yang menjulang sekitar 415 meter di atas lembah itu juga merupakan biara terbesar dan tertua di Meteora. Biara ini dibangun oleh Saint Athanasios the Meteorite pada abad ke-14. Santo Athanasios sendiri juga dikenal sebagai pendiri komunitas biarawan di Meteora.
Sementara itu, Monastery of Varlaam yang berdiri tidak jauh dari Monastery of Great Meteroan, juga termasuk biara yang sangat populer. Dan inilah biara kedua terbesar di Meteora yang didirikan pada abad ke-14. Nama biara ini diambil dari nama pendirinya, yakni seorang biarawan bernama Varlaam.
Biara yang berdiri di atas sebuah tebing setinggi 80 meter baru tampak kian menarik setelah melihatnya dari posisi berbeda di kejauhan. Local guide, yang mendampingi kami, kembali menunjuk ke arah biara St. Nicholas sambil memuji, "Such a lovely monastery!" Nah, kali ini saya sepakat dengannya. Begitu indah menyatu dengan lanskap di sekitarnya.