Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Kembali ke Abad Pertengahan di Kota Bruges

14 Juli 2022   19:49 Diperbarui: 16 Juli 2022   15:00 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minnewater Lake yang indah di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi

Nama Bruges boleh jadi belum setenar kota-kota ternama lainnya di Eropa. Namun, siapapun bakal takjub membaca data kunjungan wisatawan ke kota kecil ini. Kawasan pusat kotanya yang hanya didiami sekitar 19,500 penduduk itu kerap disesaki lebih dari 8.3 juta wisatawan saban tahun. Alhasil, pada tahun 2019 lalu, walikota Bruges pun terpaksa membatasi jumlah kapal pesiar per hari yang boleh bersandar di dermaga Zeebruge.

Bruges memang sebuah kota kecil yang sangat memesona. Lonely Planet, penerbit buku perjalanan terkenal, menyebut kota kecil ini sebagai "One of Europe's best preserved Medieval City." Salah satu kota Eropa dari abad pertengahan yang paling terjaga dengan baik.

Tidak salah. Melangkah masuk ke kota Bruges memang bak kembali ke era medieval. Jalan-jalan kecil di pusat kota tuanya banyak yang masih berlapis batu alam. Begitu pun deretan bangunan bersejarah dari abad pertengahan masih belum kehilangan pesonanya.

Bruges pun makin menawan dengan kanal-kanal yang melingkari pusat kota tuanya. Julukan sebagai "Venice of the North" pun ikut disandangnya. Persis sama dengan julukan Amsterdam, ibu kota Belanda, yang berada sekitar 250 km di utara kota cantik ini.

Kanal di kota Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Kanal di kota Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi

Bruges, atau Brugge (dalam bahasa Flemish) adalah ibu kota Provinsi Flanders Barat, Belgia. Secara geografis, kota ini berada di baratlaut Belgia, sekitar 102 km dari Brussels, ibu kota Belgia. Pusat kota Bruges pun hanya berjarak sekitar 14 km dari Zeebrugge, pelabuhan di Laut Utara yang menjadi pintu masuk utama ke Bruges.

Zeebrugge (Bruges at Sea) berperan penting bagi laju ekonomi kota Bruges. Zeebrugge Cruise Terminal melayani hampir 150 kapal pesiar setiap tahun. Tidak mengejutkan jika Anda akan kerap bersua dengan ribuan penumpang kapal pesiar di hari tertentu kala mengunjungi Bruges.

Wisatawan memadati sebuah jalan kecil di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan memadati sebuah jalan kecil di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Seperti banyak kota tua lain di Eropa, cara terbaik menjelajahi kota Bruges adalah berjalan kaki. Murah dan pasti lebih sehat! Apalagi di kota kecil seperti Bruges. Sangat menyenangkan bagi semua pecinta jalan kaki. Dan jelas tidak banyak ruang tersedia bagi bus berukuran besar memasuki kota ini.

Bus-bus wisata yang makin banyak memasuki kota Bruges biasanya hanya mendekat hingga Bargeplein, yang berada di selatan kota. Sekitar 1.5 km ke pusat kota Bruges. 

Tetapi, jalan berliku menuju Market Square, yakni alun-alun utama di pusat kota, adalah suatu petualangan yang bakal sulit dilupakan.

Bargeplein, tempat drop off dan pick up wisatawan grup di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Bargeplein, tempat drop off dan pick up wisatawan grup di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi

Rute yang seharusnya bisa dicapai dalam waktu sekitar 20-30 menit justru kerap ditempuh dalam waktu yang jauh lebih lama. Pasalnya, sepanjang jalan ke pusat kota tua menyajikan panorama yang menawan. Dari taman, danau, kanal, hingga bangunan tua dengan arsitektur menawan.

Lihat saja, selepas Bargeplein, sebuah pemandangan nan elok langsung menghadang semua wisatawan yang hendak masuk ke kota Bruges. Itulah Minnewater Lake yang sangat indah dan romantis.

Danau kecil dan taman dengan nama yang sama itu memang indah. Sebuah menara dan kastil, yakni Powder Tower dan Kasteel Minnewater ikut menghiasi tepian danau ini. Minnewater Lake yang berarti "The Lake of Love" (Danau Cinta) itu kian menarik karena dibalut sebuah legenda.

Minnewater Lake yang indah di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Minnewater Lake yang indah di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Alkisah, dahulu kala hidup seorang gadis cantik bernama Minna yang sedang jatuh cinta dengan Stromberg, seorang prajurit dari suku lain. Sayang sekali, Ayahnya tidak setuju dan malah hendak menikahkannya dengan seorang pemuda lain.

Minna pun patah hati, lalu melarikan diri ke dalam hutan. Dan ketika Stromberg akhirnya menemukannya, Minna sudah terkulai lemah dan mati dalam dekapannya. 

Danau di hutan itu pun kini disebut Danau Cinta. Begitupun sebuah jembatan lengkung yang ada di ujung danau juga disebut Jembatan Cinta.

Jalan di tepian danau menuju Begijnhof. Sumber: dokumentasi pribadi
Jalan di tepian danau menuju Begijnhof. Sumber: dokumentasi pribadi
Legenda Minna pun mengantar semua pengunjung tiba di Begijnhof, yang berada di ujung danau dan menyambung ke kanal dalam kota. 

Taman kecil ini adalah salah satu spot foto yang menarik. Rombongan angsa kerap bermain di sekitar sini. Dan sesekali tampak juga boat cruise yang sedang mengantar turis keliling kanal.

Wisatawan sedang menikmati canal cruise di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Wisatawan sedang menikmati canal cruise di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Dalam berbagai perjalanan, banyak wisatawan kerap membuka peta kota sambil berjalan atau rajin melirik google map-nya. Takut tersesat? Boleh jadi demikian. Namun, di kota kecil ini lupakan saja semua kecemasan itu. Anda tidak bakal hilang di kota turis seperti ini.

Hampir semua wisatawan bak dikomando berjalan di rute yang sama menuju magnet utama kota Bruges, yakni Grote Markt (Market Square). 

Dari Begijnhof, sudah pasti melewati Wijngaardstratt, lalu lanjut menyusuri Katelijnestraat yang dipenuhi banyak toko suvenir, toko coklat, bir, dan sebagainya.

Tidak kuat jalan kaki? Ada kereta kuda nih. Sumber: dokumentasi pribadi
Tidak kuat jalan kaki? Ada kereta kuda nih. Sumber: dokumentasi pribadi
Di jalan penuh godaan belanja ini, langkah kaki akan tertahan berkali-kali. Mulai dari sekedar mengagumi keindahan kanal dari atas Mariabrug (Jembatan Maria), hingga swafoto di setiap sudut jalan. Dan bukan hanya itu yang menahan langkah kaki sebagian besar wisatawan.  

Tertahan di sebuah toko bir di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Tertahan di sebuah toko bir di Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Beberapa toko suvenir yang juga menjual ratusan jenis bir khas Belgia ikut menarik banyak wisatawan masuk ke tokonya. 

Negara asal Georges Prosper Remi alias Herge, pencipta serial Petualangan Tintin itu, memang sangat terkenal dengan produksi birnya yang telah mendunia. Dan tentu saja, jangan lupa kelezatan coklat Belgia yang tiada duanya.

Selepas Mariabrug, pandangan mata semua pejalan di Mariastraat tidak bakal melewatkan pesona The Church of Our Lady. Sebuah gereja bergaya gotik yang dibangun pada tahun 1270-1280 dengan menaranya yang menjulang setinggi 115.6 meter.

Menara The Church of Our Lady, Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Menara The Church of Our Lady, Bruges. Sumber: dokumentasi pribadi
Beberapa menit berikutnya, Simon Stevinplein sudah tampak di depan mata. Sebuah taman yang dipenuhi banyak restoran. Patung Simon Stevin, tokoh fisika dan matematika terpandang, berdiri gagah di tengah taman. 

Namun, nama tokoh kelahiran Bruges ini sama sekali kalah dibandingkan nama toko cokelat yang berdiri di depannya. Itulah "The Chocolate Line", salah satu toko coklat paling terkenal di Belgia.

Taman ini persis bersentuhan dengan Steenstraat, salah satu jalan tertua dan sekaligus kawasan belanja terkenal di kota Bruges. Jalan yang langsung mengantar semua wisatawan ke Market Square, titik utama dari kawasan bersejarah di Bruges atau "Historic Centre of Bruges".

Keramaian di Market Square yang selalu dipadatin wisatawan. Sumber: dokumentasi pribadi
Keramaian di Market Square yang selalu dipadatin wisatawan. Sumber: dokumentasi pribadi
Pusat kota bersejarah, yang telah meraih status "UNESCO World Heritage Site" sejak tahun 1998 itu, pada dasarnya berporos di dua alun-alun kota, yakni Market Square dan Burg Square.

Market Square tak pelak lagi adalah primadona wisata di kota tua Bruges. Alun-alun yang pernah menjadi pasar sejak tahun 985 kini telah berkembang menjadi kawasan wisata nomor satu di Bruges.

Puluhan restoran dan kafe bisa ditemukan di sini. Sementara jejak pasar seperti dulu hanya hadir di setiap hari Rabu pagi yang disebut Hari Pasar. Di hari itu, alun-alun ini ditempati pedagang buah, bunga, daging dan berbagai makanan ringan lainnya.

Deretan restoran di Market Square ketika pagi baru menyapa. Sumber: dokumentasi pribadi
Deretan restoran di Market Square ketika pagi baru menyapa. Sumber: dokumentasi pribadi
Namun, alun-alun ini tentu saja tidak sangat terkenal karena aktivitas pasar semata. Market Square menjadi begitu kondang karena di alun-alun ini berderet begitu banyak bangunan cantik serta bersejarah dari abad pertengahan. Sebut misalnya, Belfry of Bruges yang bak menggapai langit di atas alun-alun ini.

Belfry of Bruges adalah sebuah menara lonceng setinggi 83 meter dari abad ke-13. Puncak menara yang juga telah masuk daftar Warisan Dunia UNESCO itu bisa dicapai melewati 366 tangga. Dan inilah objek wisata nomor satu di kota Bruges.

Belfry of Bruges menjelang malam. Sumber: dokumentasi pribadi
Belfry of Bruges menjelang malam. Sumber: dokumentasi pribadi
Bangunan di bawah menara yang disebut Cloth Hall tidak kalah menarik. Tempat ini konon pernah digunakan para pedagang untuk jual beli kain Flemish yang terkenal. Sementara menara Belfry juga pernah dimanfaatkan sebagai menara pengawas.

Selain Belfry, di alun-alun populer ini juga berdiri Provinciaal Hof (Province Court), yakni sebuah bangunan bergaya neo-klasik yang pernah menjadi gedung pertemuan pemerintah provinsi West Flanders sampai tahun 1999. 

Parkir sepeda dan gedung Provinciaal Hof di latar belakang. Sumber: dokumentasi pribadi
Parkir sepeda dan gedung Provinciaal Hof di latar belakang. Sumber: dokumentasi pribadi

Sudah sampai di Market Square maka jangan lupa lanjut ke Burg Square. Kedua alun-alun ini memang berdekatan. 

Terhubung oleh Breidelstraat sepanjang sekitar 100 meter. Jika di Market Square, sesuai namanya, lebih ke tujuan komersial, maka Burg Square adalah alun-alun untuk kawasan pemerintahan.

Burg Square adalah alun-alun cantik lainnya di Bruges. Di masa lalu, alun-alun bersejarah ini dikelilingi tembok dan pintu-pintu gerbang. Bagaimana penampilannya di era terkini? 

Tetap saja masih sangat menarik. Bagaimana tidak, deretan bangunan yang ada di sini tidak hanya indah, tetapi memamerkan pesona arsitektur yang berbeda. Pantas saja alun-alun ini kadang digelari sebagai "Bruges Architecture Square".

Bruges City Hall (tengah) dan Old Civic Registry di Burg Square. Sumber: dokumentasi pribadi
Bruges City Hall (tengah) dan Old Civic Registry di Burg Square. Sumber: dokumentasi pribadi

Lalu apa saja yang tersaji di sini? Bangunan utama yang paling terkenal di alun-alun ini tidak lain Bruges City Hall. 

Bangunan bergaya gotik ini didampingi Old Civic Registry di sebelah kanannya yang dirancang dengan arsitektur Renaisans yang menawan. Sedangkan di sudut lain terdapat Basilica of the Holy Blood yang tampil dengan arsitektur Romanesque.

Basilika dan sebuah restoran ternama di Burg Square. Sumber: dokumentasi pribadi
Basilika dan sebuah restoran ternama di Burg Square. Sumber: dokumentasi pribadi
Kembali ke Market Square, saya sekali lagi melewati Bruges Beer Museum yang terletak di antara kedua alun-alun itu. Belgia memang surga pecinta bir. 

Kabarnya lebih dari 3oo pabrik bir ada di negeri ini. Sementara itu, di wilayah Flanders Barat saja sedikitnya ada lebih dari 50 pabrik bir. Wow!

Berbagai merek bir Belgia di sebuah toko. Sumber: dokumentasi pribadi
Berbagai merek bir Belgia di sebuah toko. Sumber: dokumentasi pribadi
Tapi tentu saja, tidak hanya bir yang layak dicoba ketika ke Bruges. Negara Belgia juga juga sangat termasyhur dengan aneka coklat, berbagai varian wafel, dan moules-frites! Dan semuanya ada di Bruges!

Hm, setelah cukup lama menyusuri jejak sejarah kota Bruges, kini saatnya berburu kuliner khas dari Belgia. Ada yang mau ikut?

***

Kelapa Gading, 14 Juli 2022
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto adalah dokumentasi pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun