Paul McCartney tidak hanya menyanyikan lagu-lagu the Beatles, tetapi juga dari Paul McCartney and Wings. Band yang dibentuknya bersama sang isteri Linda McCartney pasca bubarnya the Beatles pada tahun 1970 itu.Â
Namun, seperti diduga, lagu yang paling ditunggu dan membuat penonton bak histeris adalah "Back in the U.S.S.R.". Dan wajah Lapangan Merah yang terkenal itu pun sesaat tidak berbeda dengan Hyde Park di London atau Central Park di New York. Penonton Rusia ikut bergoyang. Tak ada bedanya dengan anak-anak muda di negara Barat.
Lagu bertempo cepat dan bernada riang ini sebetulnya hanya bercerita tentang seorang anak muda yang menyanyikan betapa senangnya bisa pulang kampung. Pulang ke Uni Soviet atau lengkapnya "Union of Soviet Socialist Republics". Lagipula siapa yang tidak riang gembira kala pulkam setelah sekian lama pergi.Â
Apalagi membayangkan gadis-gadisnya. Mulai dari gadis Ukraina yang jauh lebih menggairahkan dibanding gadis-gadis Amerika yang telah ditinggalkannya itu. Begitu pula dengan gadis-gadis Rusia dan Georgia yang selalu diingatnya. Jangan lupa, Rusia, Ukraina dan Georgia dulu berada di bawah payung Uni Soviet.
"Well,
The Ukraine girls really knock me out (... Wooh, ooh, ooh)
They leave the West behind (Da, da, da)
And Moscow girls make me sing and shout (... Wooh, ooh, ooh)
That Georgia's always on
My, my, my, my, my, my, my, my, my mind."
Akan tetapi, dalam konstelasi politik terkini, lirik lagu ini bisa diinterpretasi ke mana-mana. Selain ada gadis Ukraina dan gadis Moskwa. Juga ada gadis Georgia. Masih ingat bukan soal Georgia? Negara di Kaukasus ini pernah diserang Rusia pada Agustus 2008. Dan kini Rusia sedang menginvasi Ukraina.