"Yesterday,
All my troubles seemed so far away
Now it looks as though they're here to stay
Oh, I believe in Yesterday"
Warga Uni Soviet sejatinya pernah dilarang memutar lagu-lagu the Beatles di era 1980-an. Sama seperti lagu-lagu Rolling Stones yang juga dilarang. Meskipun demikian, seperti diakui Putin ke McCartney, lagu-lagu the Beatles masih bisa dinikmati secara luas oleh penggemarnya di Negeri Beruang Merah itu.
Piringan hitam the Beatles ternyata beredar di pasar gelap. Tidak heran generasi muda Uni Soviet kala itu banyak yang mengenal dengan baik lagu-lagunya. Bukan hanya lagu "Back in the USSR", tetapi juga "I Saw Her Standing There", "Ticket to Ride" dan sebagainya. Sesuatu yang tentu saja tidak disenangi anggota Politbiro Uni Soviet kala itu.
McCartney sendiri pernah mengajukan permohonan untuk tampil di Moskwa pada tahun 1980-an. Sayang sekali ditolak. Berbeda dengan nasib Elton John yang diijinkan manggung di Moskwa pada tahun 1979. Uniknya, dalam konser bersejarahnya itu, pelantun lagu "Candle in the Wind" itu justru menutup konsernya dengan lagu "Back in the U.S.S.R.".
Di dalam buku "Paul McCartney: Many Years from Now"Â yang ditulis Barry Miles pada tahun 1997, McCartney mengatakan: "Probably my single most important reason for going to Russia would be to play Back in the U.S.S.R."Â
(Mungkin satu-satunya alasan terpenting saya pergi ke Rusia adalah untuk memainkan lagu Back in the U.S.S.R.)
"I'm back in the U.S.S.R.
You don't know how lucky you are, boy
Back in the U.S.S.R. (Yeah!)."
Dan boleh jadi itulah yang membuat Vladimir Putin akhirnya mengijinkannya tampil di Lapangan Merah, Moskwa pada tanggal 23 Mei 2003. Lebih dari 50,000 penggemar the Beatles hadir menyesaki alun-alun yang berada persis di samping Tembok Kremlin. Putin bahkan ikut hadir menyaksikan penampilan Paul McCartney.