Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Putin, The Beatles dan "Back in the USSR"

16 Maret 2022   16:53 Diperbarui: 16 Maret 2022   19:58 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser Paul McCartney di Lapangan Merah, Moskwa. Sumber: AP/ www.rbth.com

Hentakan lagu dengan tempo cepat dari "Back in the U.S.S.R" bak mengiringi langkah kaki Paul McCartney menyusuri koridor di Kremlin. Di penghujung Mei 2003 silam, pentolan grup the Beatles itu memang diundang Presiden Vladimir Putin ke Grand Kremlin Palace, Istana Kepresidenan Rusia. Bukan diskusi soal politik, tetapi bicara tentang musik!

Tidak banyak yang tahu bahwa Vladimir Putin ternyata penggemar the Beatles. Dan sama dengan banyak orang Rusia lainnya, mantan agen KGB itu sudah pasti sangat menyukai "Back in the U.S.S.R", salah satu hits dari 'White Album' grup musik kondang asal kota Liverpool itu.

Lagu yang diciptakan Paul McCartney itu memang menyenangkan pihak Uni Soviet. Tetapi bisa jadi sangat menjengkelkan pihak Barat (baca: AS). Pasalnya, selain dianggap sebagai semacam satire terhadap lagu "Back in U.S.A." karya Chuck Berry, the Beatles juga sempat dituding bersimpati ke Uni Soviet.

Di era Perang Dingin (Cold War) antara AS dan Uni Soviet beserta sekutu masing-masing, posisi pemusik seperti the Beatles memang serba salah. Di satu sisi grup band fenomenal ini pernah ditolak masuk ke Uni Soviet. Bahkan lagu-lagunya dilarang diperdengarkan di negeri Tirai Besi itu.

Di sisi lain, the Beatles yang sudah dianggap ikon budaya itu, juga dituduh condong ke paham Sosialisme-Komunisme. Apalagi di kalangan Konservatif Amerika. Lagu-lagu the Beatles pun dinilai sangat kontroversial. Setidaknya dari lirik beberapa lagu, antara lain "Revolution", "Piggies" dan "Back in the U.S.S.R."

Kembali ke kunjungan McCartney ke Kremlin. Sambil berjalan McCartney bertanya kepada penerjemah yang mendampinginya. "Apakah Mr. Putin akan menerima saya di ruangan yang sama seperti ketika dia menerima Tony Blair?". Tony Blair adalah Perdana Menteri Inggris antara tahun 1997 - 2007.

"Oh, tidak! Anda tidak akan diterima di ruang tersebut!," jawab sang penerjemah. "Tetapi, di tempat tinggal pribadi sang Presiden!" lanjutnya. Paul McCartney pun terkejut. Tidak sembarang tamu bisa diterima Presiden Rusia itu di situ.

Paul McCartney seketika pingin berjingkrak sambil menyanyikan lagu "I Feel Fine". Untung saja Macca, panggilan akrabnya, tidak lupa petuah Ringo Starr agar tetap "Act Naturally". Ya, betul bro, bersikap biasa saja. :)

"All I gotta do is act naturally".

Vladimir Putin dan Paul McCartney di Kremlin. Sumber: Reuters / www.rbth.com
Vladimir Putin dan Paul McCartney di Kremlin. Sumber: Reuters / www.rbth.com
Dari dua interview yang berhasil digali harian "Daily Express", Putin tidak hanya menggemari musik the Beatles, tetapi juga mempunyai salah satu lagu favoritnya. Dan ternyata bukan "Back in the U.S.S.R", tetapi lagu "Yesterday". Ah, lagu yang indah dan tetap populer hingga kini. Pantas saja Kamerad Putin pun menyukainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun