Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Bisnis Wisata, Kepercayaan Pelanggan adalah Segalanya

23 Februari 2022   10:09 Diperbarui: 4 Mei 2022   02:10 1945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam berbagai artikel, saya sering menyisipkan berbagai penghargaan (Award) yang kerap diterima sebuah destinasi wisata, airport, hotel, airlines, maupun Travel Agency. Misalnya, penghargaan berupa "Indonesia's Leading Travel Agency 2021". 

Penghargaan ini tentu saja memperkuat branding yang pada ujungnya meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap Travel Agency yang meraih Award tersebut. 

Ilustrasi Travel Consultant. Sumber: www.globizz.com
Ilustrasi Travel Consultant. Sumber: www.globizz.com
Sebelum maraknya model bisnis OTA (Online Travel Agency), hampir semua Biro Perjalanan Wisata (BPW) selalu menempel stiker dari maskapai penerbangan di depan pintu kacanya. 

Begitu pula berbagai Izin Usaha BPW maupun sertifikat yang dikeluarkan organisasi terkait, seperti ASITA, ASTINDO, IATA dan PATA. Tidak lupa aneka plakat penghargaan dari industri ikut dipajang.

Sementara di era digital, situs web dari BPW juga dihiasi informasi yang sama. Tidak jarang informasi terkait penghargaan, jika ada, pun bisa Anda temukan di sana. Atau setidaknya di laman Corporate Profile yang mengisahkan perjalanan perusahaan tersebut dan berbagai pencapaiannya.

Semua ini jelas bertujuan untuk meraih kepercayaan pelanggan. Setidaknya kesan pertama ketika mereka memasuki kantor BPW tersebut. Baik kantor offline maupun via website-nya. Singkatnya, BPW tersebut seakan hendak mengatakan, "Kami adalah BPW resmi dan terpercaya".

Meskipun semua informasi ini tersaji lengkap dan mudah ditemukan, masih saja ada wisatawan yang tertipu. Seperti kasus lainnya yang kebetulan terjadi di Labuan Bajo pada awal tahun 2022 ini. Sejumlah wisatawan asal Bogor mengalami pengalaman buruk ditelantarkan Travel Agency-nya sendiri. 

Hasil investigasi oleh Dinas Pariwisata NTT, ternyata Travel Agency asal Bogor tersebut belum memiliki izin usaha di bidang pariwisata. Dan sayang sekali, Travel Agency yang telah mencoreng nama industri pariwisata itu hanya diberikan surat peringatan untuk tidak lagi menjual paket wisata. Ah, seharusnya ada sanksi lebih tegas. 

Labuan Bajo, salah satu destinasi populer yang banyak dijual di Open Trip. Sumber: dokumentasi pribadi
Labuan Bajo, salah satu destinasi populer yang banyak dijual di Open Trip. Sumber: dokumentasi pribadi
Terlantar di negeri sendiri saja sudah menyakitkan, apalagi ditinggalin Tour Organizer-nya di negeri orang nun jauh di Maroko. Itulah yang pernah terjadi dengan sejumlah wisatawan negeri kita ketika hendak menyeberang dari Tangier- Maroko ke Tarifa- Spanyol beberapa tahun lalu.

Belakangan diketahui, turis asal Indonesia tersebut tergiur harga murah meriah yang ditawarkan sebuah Open Trip yang dikelola sendiri oleh Tour Organizer yang konon mengatur segalanya itu. Lagi-lagi, harga murah yang begitu menggoda yang berujung pengalaman buruk itu.

Deretan kasus yang semuanya pernah viral itu seharusnya membuat setiap wisatawan wajib berhati-hati ketika memutuskan membeli sebuah produk wisata. Nama BPW yang memiliki reputasi bagus tentu saja paling disarankan. Namun, tidak berarti Agen Wisata yang belum punya nama tidak bisa dipercaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun