Pamor Melbourne memang tidak diragukan. Kota ini juga diakui sebagai pusat musik, teater, komedi, seni, literatur, film dan televisi. Berbagai kegiatan dan festival besar kerap diadakan di kota indah ini. Misalnya, Melbourne International Arts Festival, Melbourne International Film Festival, dan lain-lain.
Apalagi Melbourne pun memiliki deretan museum dan galeri berkelas. Di antaranya National Gallery of Victoria, Melbourne Museum, Australian Centre for Contemporary Art (ACCA), National Sports Museum, Australia Centre for the Moving Image (ACMI), Lyon Housemuseum, Heide Museum of Modern Art, dan banyak lainnya.
Menariknya, sebagian besar museum dan galeri di Melbourne dibuka untuk umum secara gratis. Kota ini memang banyak menawarkan fasilitas gratis buat warganya. Bahkan naik tram keliling kota pun gratis.
Survei tahunan kota paling layak huni versi Global Liveability Index diselenggarakan oleh The Economist Intelligence Unit (EIU). EIU sendiri adalah sayap bisnis Economist Group, raksasa media dari Inggris yang terkenal sebagai penerbit majalah berita bergengsi The Economist.
Meskipun Melbourne adalah kota terbesar kedua di Australia setelah Sydney, tetapi pusat kota (city center) Melbourne relatif mudah dijelajahi. Apalagi ada tram yang tersedia gratis. City Circle Tram yang bergaya vintage itu memang salah satu cara terbaik mengunjungi berbagai atraksi wisata di sepanjang rutenya.
Beberapa objek wisata terkenal juga berada di Swanston dan sekitarnya. Di antaranya, St. Paul's Cathedral, Melbourne Town Hall, State Library Victoria dan Melbourne China Town. Begitupun Old Treasury Building, Parliament House, St. Patrick's Cathedral dan Royal Exhibition Building. Semuanya ini pun bisa dicapai dengan berjalan kaki.
Jangan lewatkan pemandangan menarik ke arah Ponyfish Island di atas sungai Yarra. Sebuah bar terapung nan unik yang berada persis di bawah Evan Walker Bridge, yakni jembatan khusus pejalan kaki di Southbank- Melbourne.