Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jangan Tunggu Viral Baru Berkunjung

18 Desember 2021   10:26 Diperbarui: 22 Desember 2021   02:59 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandang Gozila - Tangerang. Sumber: dokumentasi pribadi

Pernah mendengar saran semacam ini? Dalam dunia pariwisata, sebuah destinasi wisata sejatinya lebih menarik dikunjungi sebelum terkenal. Selain masih sangat alami, pun tidak terlalu padat pengunjung. Belum lagi ada bonus: Anda tercatat dalam deretan wisatawan yang pertama kali ke sana. Awesome! 

Destinasi wisata alam, misalnya, ketika masih sangat natural, tampil lebih memesona. Asli tanpa polesan apapun. Anda pun bebas menjelajahinya. Dan hebatnya, di beberapa destinasi wisata seperti pulau atau pantai, kadang seorang wisatawan bisa menikmati destinasi wisata itu sendirian. Bak pulau atau pantai pribadi saja!

Sungguh berbeda dengan sebuah destinasi wisata yang sudah tenar. Apalagi ketika sedang viral. Di sekitar Jabodetabek saja sudah ada beberapa contoh menarik. Sebut saja di antaranya, Kandang Gozila atau Taman Tebing Koja dan Telaga Biru Cisoka di Tangerang, Banten.

Kandang Gozila - Tangerang. Sumber: dokumentasi pribadi
Kandang Gozila - Tangerang. Sumber: dokumentasi pribadi
Pada tahun 2017 silam, ketika Kandang Gozila lagi hits, pengunjung pun membludak. Tebing-tebing kapur di area bekas tambang pasir itu memang memikat. Tidak heran, keunikan tempat wisata ini akhirnya menarik banyak wisatawan datang. Semuanya seakan berlomba memiliki foto selfie di lokasi ini.

Masih di Tangerang, Telaga Biru Cisoka juga sempat viral di jagat medsos. Danau bekas tambang yang awalnya sepi mendadak melejit. Kawasan sekitar danau pun ramai dipadati pengunjung. Dalam suatu kunjungan ke sana, saya akhirnya mengurungkan niat awal memotret. Kawasan itu sudah seperti pantai Ancol di akhir pekan.

Suatu senja di Telaga Biru Cisoka. Sumber: dokumentasi pribadi
Suatu senja di Telaga Biru Cisoka. Sumber: dokumentasi pribadi
Akan tetapi, cerita kemacetan di objek wisata yang paling menghebohkan terjadi di Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Banten. Suatu kemacetan luar biasa sepanjang 7 km yang menguras waktu dan energi. Maksud hati menikmati pesona destinasi wisata itu, apa daya berakhir di tengah kemacetan panjang.

Pada bulan September 2019 lalu, pamor Negeri di Atas Awan Gunung Luhur kian meroket setelah sebuah videonya viral. Ribuan pengunjung pun membanjiri destinasi wisata ini. Semuanya berhasrat menjadi yang pertama. Dikutip dari Kompas, diperkirakan sekitar 30.000 wisatawan lokal mengunjunginya dalam satu hari kala itu.

Fenomena viral baru dikunjungi memang telah lama menjadi kebiasaan banyak wisatawan lokal. Status viral seolah menjadi alasan utama mengunjunginya. Padahal, banyak sekali destinasi wisata lain yang meskipun belum populer, tetapi justru lebih menarik dikunjungi. Dan so pasti, jauh lebih nyaman.

Curug Parigi- Bekasi ini pun pernah viral. Sumber: dokumentasi pribadi
Curug Parigi- Bekasi ini pun pernah viral. Sumber: dokumentasi pribadi
Viral-nya sebuah destinasi wisata memang tidak selalu berdampak buruk. Bagi sebagian pengelola, status viral bak sebuah pintu masuk menuju kesuksesan. Namun pada saat yang sama, sebagian destinasi wisata akhirnya rusak akibat terlalu banyak didatangi pengunjung dadakan itu. Ranu Manduro di Mojokerto bisa menjadi contoh.

Setelah foto dan video dari destinasi wisata ini tersebar di jejaring medsos, padang rumput yang digadang-gadang mirip Selandia Baru itupun diserbu wisatawan. Kendaraan yang masuk pun menimbulkan kemacetan parah. Dan sedihnya, pengunjung yang datang meninggalkan sampah plastik di mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun