Pernah menonton film "The Founder"? Sebuah kisah nyata tentang Ray Kroc membangun jaringan bisnis resto cepat saji McDonald's hingga mendunia seperti sekarang. Sukses McD memang sangat fenomenal. Namun, tentu saja, tidak semua bisnis waralaba semoncer raksasa waralaba asal AS itu. Itu sebabnya jika hendak membeli waralaba, jenis apapun, perlu mengetahui banyak hal di balik kisah gemerlap yang selalu dipresentasikan.
Franchisor) kepada individu penerima waralaba atau Terwaralaba (Franchisee)Â untuk memasarkan atau memperdagangkan produk dan jasa di wilayah tertentu.Â
Waralaba sejatinya adalah hak atau lisensi yang diberikan oleh perusahaan pemberi waralaba alias Pewaralaba (Setelah waralaba dibeli, sesuai perjanjian yang disepakati (Franchise Agreement), maka Terwaralaba harus mematuhi pedoman dan aturan ketat terkait bisnis ini. Mulai dari tampilan gerai yang sama sampai semua produk dan layanan yang ditawarkan. Seakan mengkloning persis semuanya.
Bisnis waralaba di Indonesia sendiri masih sangat atraktif bagi banyak calon investor. Dan tidak kalah menggoda bagi siapapun yang tertarik memulai bisnis sendiri.Â
Pindah kuadran, begitulah kata banyak orang. Lihat saja animo pengunjung di setiap pameran waralaba yang diadakan saban tahun di Jakarta Convention Center (JCC).
Seperti misalnya, "Franchise & License Expo Indonesia" yang diselenggarakan oleh Reed Panorama Exhibitions maupun "Indonesia Franchise, License and Business Concept Expo and Conference" yang digelar Dyandra Promosindo.Â
Event ini memang sempat diadakan secara virtual pada tahun 2021 akibat covid-19. Namun, tentunya akan kembali dibuka seperti biasa di JCC begitu pandemi mereda.
Waralaba yang ditawarkan pun makin variatif. Tidak hanya di bidang kuliner atau F&B (Food & Beverage)Â yang masih sangat dominan. Tetapi, juga di berbagai bisnis lainnya. Dari toko eceran, apotek, bengkel servis mobil, program pelatihan bisnis, sampai Travel Agent.
Pasar Indonesia sendiri masih sangat menggiurkan. Jika beberapa dekade lalu, bisnis waralaba lebih didominasi waralaba ternama asal Amerika Serikat, maka tidak demikian di era sekarang.Â
Berbagai waralaba asal negara Asia pun makin banyak ekspansi ke Indonesia. Dan tidak kalah agresifnya waralaba lokal yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Dari Negeri Paman Sam, contohnya, Anda tentu kenal nama-nama tenar seperti McDonald's, KFC, Burger King, Pizza Hut, dan Starbucks. Dari Jepang ada Yoshinoya, Gyu-Kaku, Ippudo, dan lain-lain. Taiwan memiliki beberapa nama populer seperti Din Tai Fung, Shilin, dan Xing Fu Tang.
Begitu juga beberapa jenama kondang dari Singapura, Thailand, dan banyak lainnya. Sementara itu, banyak waralaba lokal yang tidak kalah berkibar. Di antaranya, Indomaret, Alfamart, Shop & Drive, Apotek K24, J'Co Donuts, Kopi Kenangan, Excelco, Kebab Baba Rafi, dan ratusan merek lainnya.
Dengan begitu banyaknya pilihan yang tersedia, calon pembeli waralaba harus jeli memilih bisnis waralaba yang paling sesuai dengannya.Â
Nah, berdasarkan pengalaman sendiri mengelola sebuah bisnis waralaba, inilah beberapa point yang wajib Anda ketahui dengan baik, sebelum memutuskan memilihnya.
1) FranchisorÂ
Kredibilitas pemilik merek waralaba (Franchisor) sangat penting diketahui. Apakah ada 'Proven Track Record'? Bagaimana perusahaan yang dikelolanya sendiri? Bila perlu, kunjungi langsung salah satu gerainya yang beroperasi. Ketahui juga seperti apa pertumbuhan bisnisnya dari waktu ke waktu.Â
Anda tentunya tidak akan membeli waralaba dari sebuah perusahaan yang meninggalkan jejak kegagalan di mana-mana, bukan?Â
Esensi waralaba itu sendiri adalah mengkloning suatu kisah sukses dari sang Franchisor ke Franchisee. Termasuk mentransfer pengalaman panjangnya ke semua franchisee yang baru memulai.
Itu sebabnya, Pewaralaba terkenal biasanya sangat objektif. Tidak asal menjual waralabanya. Bahkan demi menjaga reputasinya, ada suatu seleksi ketat. Mereka seakan tidak lagi 'menjual' waralabanya, tetapi 'memilih' mitra bisnis yang sesuai.
2) Branding
Dalam bisnis, Brand (Merek) adalah segalanya. Jeff Bezos mengatakan, "A brand for a company is like a reputation for a person."
Dan sebuah merek yang kuat bisa menjadi magnet untuk menggaet pelanggan datang. Masih ingat antrean di semua gerai BreadTalk atau Xing Fu Tang? Kedua merek tersebut memang sudah sangat populer di negara asal masing-masing.Â
Sebuah merek yang bagus juga identik dengan kualitas produk dan standard layanan yang sudah teruji. Contoh lainnya, J'Co Donuts & Coffee. Siapa yang meragukan kekuatan merek jagoan lokal ini. J.Co tidak hanya berjaya di tanah air, tetapi juga berkibar di beberapa negara di Asia.Â
Ray Kroc, sang pendiri McDonald's saja mengamini kekuatan merek. Bahkan alasan utama dia mengambil alih McDonald's dari pemilik asli, yakni Richard dan Maurice McDonald adalah nama McDonald's yang baginya luar biasa. Jika tidak meyakini kehebatan merek McDonalds, Raymond Albert Kroc boleh jadi telah membangun mereknya sendiri.
Meskipun merek sangat penting di bisnis waralaba, toh masih ada pebisnis yang kerap menawarkan konsep waralabanya yang belum memiliki merek yang teruji.Â
Tidak itu saja, jumlah gerainya saja masih sangat minim. Jika tertarik membeli sebuah bisnis waralaba, point ini harus ikut menjadi bahan pertimbangan.Â
3) Product Support
Apakah kekuatan merek semata cukup? Tidak juga.Â
Produk yang ditawarkan pun harus memiliki keunggulan spesifik. Harus memiliki diferensiasi dibandingkan pesaing lainnya. Dalam bisnis kuliner, misalnya, Anda bisa bayangkan jika dalam radius satu kilometer terdapat sejumlah restoran dengan produk sejenis.
Apa yang membuat seorang pelanggan harus ke gerai waralaba tertentu. Apakah makanan yang disajikan sudah terkenal enak, unik dan harga terjangkau? Ada resep warisan yang sulit ditiru? Atau boleh jadi layanan super yang telah menjadi buah bibir di kalangan pecinta kuliner.
Selain itu, untuk produk tertentu, di jenis waralaba lainnya, pembeli waralaba harus mendapatkan suatu penjelasan soal aneka produk yang dijual.Â
Apakah dalam periode tertentu selalu ada produk baru yang diluncurkan atau tidak. Jangan lupa, beberapa produk bisa saja mencapai titik jenuh dan akhirnya ditinggalkan pelanggan.Â
Siklus hidup produk harus selalu diperhitungkan. Pewaralaba yang sukses biasanya selalu mengkreasi produk baru atau cara kreatif lainnya untuk membuat gerai tersebut selalu menarik dikunjungi. Dan urusan produk tidak kalah penting untuk juga dicermati!
4) Marketing Support
Bagaimana dengan materi promosi?Â
Pewaralaba yang baik selalu memastikan semua materi pemasaran memiliki standard desain dan konten yang sama. Baik berupa poster, brosur, leaflet maupun e-flyer yang lebih mudah disebarluaskan oleh masing-masing gerai.
Di saat pembukaan sebuah gerai, waralaba tertentu juga mendukung publikasi keberadaan gerai tersebut dengan berbagai cara.Â
Misalnya, mengundang wartawan untuk meliput, menyiapkan press release, pemasangan umbul-umbul, hingga beberapa promosi khusus selama periode tertentu terkait Grand Opening.
Dukungan juga diberikan dalam bentuk Collective Advertisement dengan melibatkan semua gerai atau dalam berbagai akivitas promosi lainnya. Misalnya, dalam rangka kerja sama dengan sebuah perusahaan kartu kredit dan sebagainya.Â
Apakah semua dukungan ini juga diberikan oleh Pewaralaba ataukah Anda dibiarkan berjuang sendiri?Â
5) Support System
Tidak selamanya semua sistem yang telah dipasang berjalan mulus. Bagaimana jika ada kendala teknis? Seperti apa dukungan yang diberikan oleh Pewaralaba? Pada dasarnya, setiap waralaba besar sudah memiliki suatu integrated support system.
Suatu sistem dukungan yang meliputi aspek teknis (sistem komputerisasi), SDM (pelatihan berkelanjutan), layanan darurat, dan lain-lain.Â
Dukungan yang diberikan juga termasuk pendampingan oleh staf senior (implementer) untuk memastikan semua sistem yang digunakan berjalan sesuai SOPÂ (Standard Operational Procedure).
Setelah mengetahui kelima point di atas, setidaknya Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk melangkah ke tahapan berikutnya. Namun, semua dukungan di atas tidak berarti ada jaminan sukses.Â
Satu hal yang kerap keliru dipahami banyak pembeli bisnis waralaba adalah mengira bisnis ini akan berjalan dengan sendirinya. Tanpa perlu kehadirannya. Tanpa perlu bekerja keras lagi.
Tidak ada sukses yang instant. Sistem waralaba telah membantu calon penerima waralaba (franchisee) di banyak area - branding, product, operational system, training, dan lain-lain. Namun, franchisee pun harus terlibat. Harus terjun untuk ikut membangun bisnis ini. Inilah yang disebut sebagai "Owner Operator".
Seorang pemilik gerai yang terlibat langsung dalam mengelola gerainya akan makin mengenal karakter bisnisnya. Bila perlu ikut melayani pelanggan langsung. Dan rajin membangun jaringan pelanggannya.Â
Bisnis waralaba hakekatnya adalah suatu kemitraan. Kedua belah pihak, baik franchisor maupun franchisee, sama-sama memiliki kewajiban yang harus dilakukan secara konsisten.
Di penghujung film The Founder, Ray Kroc mengingatkan bahwa salah satu kunci sukses adalah Persistence and Determination (Kegigihan dan Ketetapan Hati). Bakat semata tidak cukup. Pintar dan berpendidikan pun belum menjamin. Penting juga memiliki kegigihan dalam membangun bisnis ini.
Last but not the least, memilih waralaba bak memilih pasangan hidup. Jangan sampai salah pilih. Sebisa mungkin, pilihlah bisnis yang sesuai passion-mu sendiri. Jika suka bidang kuliner, maka mengelola sebuah gerai makanan akan jauh lebih menyenangkan. Bukankah begitu?
Jadi, sudah tertarik membeli sebuah bisnis waralaba?
***
Kelapa Gading, 23 September 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua foto yang digunakan adalah sesuai keterangan di masing-masing foto.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.