Jika Ariana hanya memiliki 5 pesawat, yakni 4 Boeing 737-400 dan 1 Airbus 310-300, maka Kam Air saat ini memiliki 7 pesawat. Ketujuh pesawat tersebut terdiri dari 5 Boeing 737-300 dan 2 Airbus A340-200. Tidak ada lagi satu pun jenis Tupolev maupun Antonov yang tersisa.
Sama dengan Ariana, Kam Air yang berhenti beroperasi sejak jatuhnya Kabul pada tanggal 15 Agustus itu, baru kembali menerbangi sebagian rute domestik pada tanggal 5 September 2021 lalu. Menurut situs aviasi ternama Simple Flying, beberapa pesawatnya sempat disimpan di bandara di negara lain selama krisis kali ini.
Bola kini berada di tangan Taliban. Penguasa baru ini tentunya harus memperhitungkan dengan cermat semua kebijakan yang akan berdampak ke industri penerbangannya. Apalagi jika Ariana Airlines tetap diposisikan sebagai Maskapai Penerbangan Pembawa Bendera negara tersebut.
Di masa sekarang, sebuah maskapai nasional berstatus flag carrier juga mengemban misi yang penting. Kehadirannya di berbagai destinasi dunia akan ikut mengangkat nama Afghanistan. Ariana sendiri masih terkendala regulasi keselamatan di Uni Eropa yang melarang semua pesawat asal Afghanistan melintasi wilayahnya sejak Maret 2006.
Industri aviasi di Afghanistan sejatinya telah tertinggal jauh dibandingkan negara tetangganya. Bahkan di era pemerintahan sebelumnya, Ariana Afghan Airlines masih kalah bersinar dibandingkan maskapai flag carrier dari beberapa negara tetangganya.
Sebut di antaranya, Pakistan International Airlines, Iran Air, Turkmenistan Airlines dan Uzbekistan Airways. Masing-masing maskapai ini memiliki jumlah armada yang jauh lebih besar dibandingkan Ariana dan Kam Air.
Kini Afghanistan memasuki babak baru dalam sejarahnya. Taliban kembali berkuasa di negeri ini. Akankah nasib Ariana akan sama seperti di periode pertama berkuasanya Taliban? Ataukah maskapai ini akan diberikan kebebasan untuk terus mengepakkan sayapnya. Tidak hanya di langit Afghanistan, tetapi juga ke destinasi internasional lainnya.
Rakyat Afghanistan kini hanya bisa menunggu perkembangan berikutnya. Begitu pun dunia aviasi yang ikut berdebar menunggu lanjutan kisah Ariana Afghan Airlines.
***
Kelapa Gading, 11 September 2021
Oleh: Tonny Syiariel