Bagaimana dengan kawasan Asia? Dengan pasar penerbangan yang begitu besar di benua ini, tentu saja banyak pebisnis pun tidak mau melewatkan peluang menjajaki bisnis penerbangan. Apalagi di negara seperti India dan China yang memiliki wilayah geografi luas serta pasar domestik besar.
Negara seperti Pakistan, Korea Selatan, Vietnam, Malaysia dan Indonesia pun ikut terjun ke bisnis ini. Meskipun pada saat yang sama, sebagian besar maskapai di negara-negara ini sedang kesulitan. Di Korea Selatan sudah terdengar kehadiran Aero K atau KAIR Airlines, LCC terbaru di negara itu.
Vietnam malahan sudah mengawali tahun 2021 dengan peluncuran maskapai teranyarnya, yaitu Vietravel Airlines yang melayani rute domestik di negara tersebut. Begitu pula Pakistan dengan sebuah maskapai dengan nama unik. Setidaknya bagi kita di Indonesia.
Nama maskapai penerbangan asal kota Sialkot itu bisa saja membuat penumpang asal Indonesia keder untuk menaikinya. Pasalnya, nama maskapai ini adalah Air Sial! Aha, rupanya “sial” di sini bukan berarti tidak beruntung. Namun, merupakan akronim dari "Sialkot International Airport Ltd." (SIAL).
Gairah membangun maskapai baru juga sampai ke tanah air. Beberapa bulan lalu sudah terdengar sebuah LCC yang menyasar pangsa pasar milenial bakal ikut mengudara dari Jakarta. Dan jumat lalu, maskapai baru tersebut, yakni Super Air Jet akhirnya melakukan penerbangan perdana ke Medan dan Batam.
Maskapai baru tentu saja bermunculan di berbagai wilayah lainnya, seperti di kawasan Balkan, Mediteranian, Pasifik Selatan dan di berbagai belahan dunia lainnya. Di antaranya, Air Montenegro dari Montenegro, Wizz Air Abu Dhabi dari Uni Emirat Arab, Grecian Air dari Yunani dan lain-lain.
Industri penerbangan global memang masih jauh dari pulih. Tetapi, siapapun tidak mau tertinggal jauh ketika pasar penerbangan diprediksi kembali bergairah dalam beberapa tahun ke depan. Dan ketika semua sumber daya tersedia, inilah saat terbaik untuk membangun sebuah maskapai baru.
Persis seperti yang diberitakan harian WSJ pada April lalu. Lagi pula angkasa biru masih sangat luas untuk dijelajahi. Dan bagi pebisnis, “The sky is the limit”.
***
Kelapa Gading, 10 Agustus 2021