Bagaimana dengan Taiwan yang selalu diklaim China sebagai salah satu provinsinya? Negara pulau ini sejatinya memiliki status lebih menyedihkan. Selain tidak menjadi anggota PBB, Komite Olimpiade Nasional (NOC) negara ini pun hanya didaftarkan oleh IOC sebagai "Chinese Taipei". Bukan Taiwan!
Pemerintah Taiwan sebetulnya telah mengajukan permintaan agar IOC mengganti nama tersebut menjadi "Taiwan". Namun, permintaan tersebut telah ditolak IOC. Mudah diduga, tekanan China tampaknya berperan kuat. Apalagi China adalah salah satu anggota IOC yang sangat berpengaruh.
Seperti diketahui, nama resmi Taiwan adalah Republic of China (ROC). Sedangkan Taipei adalah ibu kota dan sekaligus kota terbesar di Pulau Taiwan. Nama singkatan ROC malah disematkan ke Russia. Negara Beruang Merah ini terpaksa hanya menggunakan akronim ROC. Tidak diijinkan memakai nama lengkap sebagai "Russian Olympic Committee" atau nama resmi negaranya.
Russia nyaris gagal berpartisipasi di Tokyo 2020 akibat sanksi yang diberikan WADA (World Anti-Doping Agency) karena skandal manipulasi data doping atletnya. Pada akhirnya, Russia diijinkan ikut Tokyo 2020 sebagai peserta dengan akronim ROC.
Dengan total anggota NOC terdaftar di IOC sebanyak 206, maka jumlah peserta di Tokyo 2020 pun persis sama. Klop bukan? Eits, tunggu dulu! Bagaimana dengan tim spesial yang dibentuk IOC, yakni "Refugee Olympic Team"? Jadi seharusnya terdapat 207 tim di Olimpiade.
Tim Olimpiade Pengungsi ini tentu tidak mewakili sebuah negara, koloni ataupun teritori. Dan jelas saja  tidak mungkin memiliki sebuah Komite Olimpiade Nasional. Akan tetapi, tim ini seakan melengkapi jumlah 206 kontingen, setelah salah satu NOC, yakni Korea Utara batal mengikuti Tokyo 2020 karena alasan covid-19.
Status Taiwan dan Hong Kong tidak jauh berbeda dengan beberapa 'negara' lainnya yang ikut serta berlaga di Tokyo. Di antaranya, Aruba, Bermuda, Cayman Islands, Guam, Kosovo, Palestina, Puerto Rico, dan koloni serta teritori lainnya.