Persaingan di Euro 2020 kian mendebarkan. Sejak peluit pertama dibunyikan hingga akhir pertandingan. Tegang dan dramatis. Seperti diduga, kejutan bisa saja tersaji di setiap fase. Dari babak penyisihan di grup, hingga di fase-fase berikutnya. Namun, pertandingan tidak kalah serunya juga terjadi di luar lapangan hijau. Bahkan jauh sebelum turnamen bergengsi ini digelar. Itulah pertarungan di antara para sponsor utama dari berbagai jenama global.Â
Masih ingat bukan drama Ronaldo dan Coca Cola? Sebuah kejadian tidak terduga tersaji di ruang konferensi pers di Budapest jelang duel perdana di Grup F antara Portugal vs Hungaria. Ronaldo terlihat menggeser dua botol Coca Cola dari hadapannya sembari duduk di meja konferensi pers saat itu. Dunia bisnis pun tersentak. UEFA ikut terperengah.
Siapa menduga bakal ada kejadian unik seperti itu. Coca Cola jelas dirugikan. Apalagi pemain sekelas Ronaldo yang mestinya sudah sangat familiar dengan dunia sponsorship. Terlepas dari Ronaldo lebih memilih air mineral dari pada minuman bersoda itu, namun ada hak sponsor yang wajib dihargai. Belum lagi, Coca Cola adalah satu dari 12 sponsor utama di Euro 2020 yang disebut 'top-tier sponsor'.
Bukan hanya Ronaldo, tetapi juga Pogba dan Locatelli. Namun, kasus Pogba lebih dimengerti karena terkait agama yang dianutnya. Itulah sebabnya, UEFA (Union of European Football Associations) meminta pihak panitia menyingkirkan botol bir dari meja konferensi pers jika yang hendak diwawancarai adalah pemain beragama Islam.
UEFA mengakui pendapatan dari sponsor sangat membantu suksesnya Euro 2020 dan federasi sepak bola Eropa. Bersama 11 sponsor utama lainnya, Coca Cola ikut memberikan pemasukan hampir 2 milyar dolar ke kas UEFA. Belum lagi pendapatan dari sponsor pendukung lainnya.
Berbeda sekali dengan semua UEFA European Championship di masa lalu. Termasuk ketika diadakan di dua negara berbeda. Misalnya, Euro 2000 di Belgia dan Belanda. Lalu, Euro 2008 di Austria dan Swiss; dan Euro 2012 di Polandia dan Ukraina. Semua pasangan negara ini adalah negara-negara bertetangga. Bagaimana dengan Euro 2020?
Tetapi, coba amati letak geografis antara kota Glasgow di Skotlandia dan kota Baku di Azerbaijan. Sedikitnya berjarak sekitar 4,247 kilometer! Suatu bentangan jarak yang sangat jauh. Glasgow berada di belahan Eropa Barat, sedangkan Baku berlokasi di wilayah Kaukasus, yakni wilayah perbatasan antara Eropa Timur dan Asia Barat.
Selain itu, ratusan klub yang pemainnya terlibat di semua Timnas ikut kecipratan. Sedikitnya 200 juta euro dialokasikan UEFA dari pendapatan turnamen ini sebagai penghargaan bagi klub yang telah mengijinkan pemainnya tampil di pentas Euro 2020. Dan konon masih ada dana sekitar 775 juta euro yang bakal mengalir ke 55 federasi anggota UEFA sebagai dana bantuan tahunan dan projek pengembangan sepanjang 2021- 2024.
Dengan begitu besar pengeluaran dan alokasi dana yang harus disediakan, tidak heran pihak penyelenggara Euro 2020 pun memberikan respek ke sponsor utama. Lalu, apakah pihak sponsor tertarik? Tentu saja. "There's no such free lunch", begitu kata pepatah. Tidak ada makan siang gratis.
Euro 2020 pun sukses meraup banyak sponsor dari seluruh dunia, termasuk beberapa perusahaan raksasa asal China, seperti Alipay, Hisense, Vivo dan TikTok. Sedangkan sponsor lainnya berasal dari berbagai negara. Coca-Cola dan FedEx dari AS. Socar dari Azerbaijan. Booking.com, Heineken dan Takeaway.com dari Belanda. Serta Volkswagen -Jerman dan Qatar Airways- Qatar.
Pesona Euro 2020 sejatinya tidak hanya lewat media visual, baik televisi maupun platform sosial media lainnya. Euro 2020 juga sangat istimewa karena diselenggarakan di 11 kota di 11 negara berbeda. Bagi pemasar, Euro 2020 jelas memberikan manfaat ganda. Bagaimana tidak, jika selama ini exposure jenama mereka hanya di satu-dua negara, kini sekaligus di 11 negara!
Tidak itu saja, aspek pemerataan yang diusung UEFA juga menguntungkan kota-kota penyelenggara, khususnya kota seperti Baku di Azerbaijan. Negara-negara kecil seperti Hungaria, Rumania dan Azerbaijan, yang tidak memiliki cukup sarana pendukung untuk menjadi tuan rumah tunggal, Â pun mendapat kesempatan terlibat sebagai tuan rumah di Euro 2020 ini.
Kota-kota seperti London dan Amsterdam sudah begitu mendunia. Bagaimana dengan Baku? Boleh jadi sebagian publik sepak bola bahkan baru mengenalnya. Negara Azerbaijan sendiri belakangan ini makin aktif membangun namanya di panggung dunia. Negara kaya minyak dan gas alam ini bahkan pernah  mensponsori sebuah klub sepak bola Atletico Madrid demi mengangkat namanya di dunia sepak bola.
Pendapatan Euro 2020 pun tidak hanya dari sponsor utama yang dibagi menjadi tiga kategori itu, yakni UEFA National Team Football Official Sponsors, UEFA Euro 2020 Official Sponsors, dan UEFA Euro 2020 Licensees. Untuk kategori ke-3 itu, antara lain disokong oleh Adidas, Hublot, IMG, Konami dan Panini.
Pihak penyelenggara Euro 2020 juga mendapatkan penghasilan lainnya dari berbagai produk merchandising, yakni jersey semua Timnas, suvenir, dan lain-lain. Dan tidak kalah menariknya adalah produk layanan menonton secara eksklusif yang dijual sebagai paket 'Hospitality'. Apa itu?
Namun demikian, satu hal yang mungkin tidak akan berubah dari Euro 2024 adalah profil sponsor yang menyokong perhelatan olahraga paling populer di dunia ini. Deretan sponsor yang mendukung mungkin tidak akan jauh dari dunia hiburan dan gaya hidup.
Dari minuman semacam coke dan bir, telepon genggam seperti Vivo, sampai aplikasi berbagi ala Tiktok. Dan tidak ketinggalan platform pemesanan hotel dan maskapai penerbangan. Semua produk yang begitu dekat dengan gaya hidup terkini. Dan jika pemain-pemain di Euro 2020Â tidak pernah lelah mengejar bola di lapangan hijau, maka para sponsor pun akan selalu memburu setiap peluang bisnis di manapun. Â
***
Kelapa Gading, 30 Juni 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto yg digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H