Place du Bourg-de-Four, Jenewa. Sumber: Olivier Miche / Geneve Tourisme
Place du Bourg-de-Four adalah alun-alun tertua di kota Jenewa. Kawasan
wisata yang dulunya merupakan sebuah pasar di era Romawi kini bak koloni wisatawan yang berkunjung ke kota ini.Â
Di seputar alun-alun ini berderet berbagai restoran dan kafe yang kerap menguras kantong wisatawan. Maklum saja, Jenewa dikenal sebagai salah satu kota termahal di dunia.
Tidak jauh dari sini, jangan lupa mampir ke Saint Pierre Cathedral yang sangat bersejarah. Awalnya gereja ini dibangun sebagai sebuah gereja Katolik Roma. Namun, di era Reformasi, gereja inipun berubah status menjadi sebuah gereja Protestan pada tahun 1564.Â
Gereja dengan fasad bergaya neo-klasik ini menjadi sangat terkenal, karena di sinilah tempat John Calvin memberikan khotbahnya yang inspiratif selama pertengahan abad ke-16.
Saint Pierre Cathedral - Jenewa. Sumber: Julien Dejeu / Geneve Tourisme
Masih di
area yang sama, tepatnya di
Parc des Bastions, berdiri Monumen Reformasi yang juga disebut
Reformation Wall. Monumen yang dibangun pada tahun 1917 ini, didirkan untuk menghormati Reformasi Protestan dan tokoh-tokoh utamanya, termasuk John Calvin. Dan juga sebagai pengakuan atas kepemimpinan Jenewa di era penuh gejolak itu.
Meskipun tidak semua wisatawan yang ke Jenewa tertarik dunia politik, tetapi tentunya tidak ada yang mau melewatkan kesempatan emas berkunjung ke kantor utama PBB di kota ini. Dan bergaya ala diplomat, banyak wisatawan pun ikut mengunjungi UNOG (United Nations Office at Geneva) yang berlokasi di Palais des Nations (Palace of Nations).
Palais des Nations, Jenewa. Sumber: Loris von Siebenthal / Geneve Tourisme
Dibangun antara tahun 1929 hingga 1938 sebagai markas Liga Bangsa-Bangsa, gedung ini selanjutnya berfungsi sebagai kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa sejak tahun 1946. Hal ini terjadi setelah Sekjen PBB menandatangani perjanjian dengan pemerintah Swiss, walaupun Swiss sendiri baru bergabung dengan PBB pada tahun 2002.
Mungkin benar ungkapan ini, "Save the best for the last". Menyimpan bagian terbaik untuk yang terakhir. Sebelum kembali ke hotel ataupun meninggalkan kota Jenewa, jangan lupa menikmati jalan-jalan di tepi Danau Jenewa atau Lac Leman, khususnya di sepanjang Quai du Mont-Blanc yang menawan.
Angsa-angsa dekat Pont du Mont-Blanc. Sumber: koleksi pribadi
Pemandangan pertama yang langsung menyita perhatian adalah
 Jet d'Eau, yakni sebuah air mancur besar yang menjadi lambang kota Jenewa.Â
Air mancur ini sungguh menakjubkan. Terletak di titik di mana danau tersebut mengalir ke Sungai Rhone, Jet d'Eau dapat terlihat dari seluruh penjuru kota.
Jet d'Eau - Jenewa. Sumber: www.gauvinlapetoule.com / Geneve Tourisme
Lima ratus liter air per detik disemprotkan deras ke ketinggian 140 meter oleh dua pompa 500 kW. Bisa dibayangkan kekuatan air yang keluar dari mulut pipa itu.Â
Lihat Trip Selengkapnya