Begitu pula ketika Der Panzer menghadapi Portugal. Kota Munich sudah pasti akan kembali bergelora. Apalagi jika Jerman menang. Prost!
Baca juga: "Munich: Kota Bola, Bir dan BMW"
Rome
Inggris boleh saja mengklaim sebagai asal sepakbola modern. Namun, dalam hal sejarah dan arsitektur, Roma sungguh nyaris tanpa saingan.Â
Kota yang disebut "The Eternal City" (Kota Abadi) oleh Tibullus, seorang penyair Romawi dari abad ke-1, memiliki begitu banyak warisan sejarah yang kini menjadi objek-objek wisata ternama di dunia.
Selain itu, Roma juga diakui sebagai tempat lahirnya arsitektur Barok dan Neo-Klasik. Pusat kota tua Roma pun bak sebuah museum raksasa yang menakjubkan.
Dengan begitu banyak aset wisata ternama, di antaranya Colosseum, Trevi Fountain, Spanish Steps, St. Peter's Basilica- Vatikan, Piazza Navona, Pantheon, dan lain-lain, maka tidak mengejutkan pada tahun 2019 lalu, Rome mampu menggaet sekitar 10 juta wisatawan.
Kini Rome kembali bersiap menyambut hadirnya pengunjung ke kota tuanya. Stadio Olimpico, yang menjadi home-base dua klub asal ibu kota Italia itu, yakni AS Roma dan Lazio, akan menjadi saksi laga antara tuan rumah Italia, Swiss dan Wales. Ada yang mendukung Gli Azzuri?
Sevilla
Sevilla, ibu kota wilayah otonom Andalusia, sungguh beruntung. Akibat ketidaksiapan kota Bilbao menjamin kehadiran minimum 25% dari kapasitas stadion San Memes, UEFA pun akhirnya memilih La Cartuja Stadium di kota Seville sebagai stadion pengganti. Tim Matador Spanyol sendiri akan menghadapi Swedia, Polandia dan Slovakia di La Cartuja Stadium.