Situasi dan kondisi di atas menyebabkan Air Koryo pun hanya bisa mengoperasikan jajaran armadanya yang makin menua dan ketinggalan zaman.
Apalagi kinerja Air Koryo sendiri jauh dari memuaskan. Skytrax, perusahaan konsultan dan pemeringkat terkenal asal Inggris, bahkan pernah menyematkan status 'One star'Â (bintang satu) ke Air Koryo.Â
Ini merupakan kasta terendah dalam "World Airline Rating", yakni sistem pemeringkat ala Skytrax yang mengelompokkan ratusan maskapai di dunia dari predikat 'One star' hingga ke status 'Five stars' yang sangat bergengsi.
Bahkan maskapai dari negara kecil dan miskin seperti Mozambik pun sanggup meraih 'Two Stars'Â untuk LAM Mozambique Airlines yang juga merupakan 'flag carrier'Â dari negara di Afrika Tenggara itu.
Status Bintang Satu diberikan ke maskapai yang merepresentasi suatu kualitas produk yang buruk berdasarkan asesmen yang dilakukan tim audit Skytrax. Mulai dari pelayanan sebelum keberangkatan, misalnya proses check in, frequent flyer program, akses ke lounge di bandara, fasilitas layanan dan hiburan di dalam pesawat, hingga layanan setiba di bandara tujuan.
Dengan jenis pesawat lawas buatan Ukraina atau Russia, jangan berharap mendapatkan LCD Screen nan canggih seperti yang sering ditemukan di pesawat terbaru keluaran Boeing atau Airbus. Apalagi film-film yang bisa ditonton. Lupakan saja!
Namun, bila ketahuan, maka langsung diminta untuk menghapusnya. Air Koryo memang berbeda. Jangan bayangkan kebebasan seperti yang Anda temukan di maskapai modern lainnya.
Dan paling 'terkenal' adalah kisah 'Mystery Burger' yang diberikan ke semua penumpang Air Koryo. Konon sebelum tahun 2013, Air Koryo masih mendapatkan akses ke makanan penumpang yang disiapkan oleh Air China.Â