Air Koryo, Maskapai Korut yang Dilabeli Terburuk di Dunia

Betapa tidak, Korea Utara yang lebih mengutamakan pengembangan kekuatan militernya dengan kebijakan "Songun" (Military First) atau militer yang utama, sangat ketinggalan di sektor transportasi sipil ini.

Alhasil, ketika negara ini hanya memiliki satu maskapai, yaitu Air Koryo dengan usia armada rerata hampir 30 tahun, Korea Selatan justru memiliki sekitar 11 maskapai penerbangan komersial dengan deretan armada yang jauh lebih kinclong. 

Selain Korean Air dan Asiana yang sudah dikenal luas, masih ada banyak maskapai kategori LCC (Low Cost Carrier), seperti Air Busan, Air Seoul, Easter Jet, dan lain-lain. 

Korea Utara yg lebih prioritaskan militer. Sumber: Sue Lin Wong / Reuters

Air Koryo sendiri sejatinya bukan maskapai penerbangan baru. Berdiri sejak tahun 1955, maskapai ini awalnya bernama SOKAO (Soviet-Korean Airline) dan merupakan perusahaan patungan Korea Utara dan Uni Soviet dan berada di bawah kontrol CAAK (Civil Aviation Administration of Korea).  

Dengan kehadiran pesawat tipe jet pertamanya, yakni Tupolev TU-154 buatan Uni Soviet, SOKAO pernah melayani rute penerbangan ke Praha, Berlin Timur dan Moskwa. Maskapai ini juga pernah menerbangi rute Pyongyang ke Sofia dan Beograd. 

Sebuah maskapai yang cukup disegani kala itu. Akan tetapi, berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Komunisme di Eropa berdampak besar bagi maskapai ini. 

Pesawat tipe jet pertama Air Koryo-TU 154 B. Sumber: Vera.wo

Pada Maret 1992, maskapai ini berganti nama (rebranding) sebagai "Air Koryo". Nama ini diambil dari nama Dinasti Koryo yang menguasai Semenanjung Korea antara tahun 935 - 1392. 

Namun, perubahan ini tidak membawa kemajuan berarti. Bubarnya Uni Soviet (1991) serta kejatuhan Partai Komunis di negara-negara sekutunya di Blok Timur lainnya ikut menutup pintu bagi penerbangan asal Korea Utara ini.

Baik Uni Eropa maupun PBB ikut membatasi ruang gerak maskapai ini. Jika Uni Eropa memasukkan Air Koryo dalam daftar maskapai yang dilarang beroperasi di seluruh wilayah udara Uni Eropa, karena terkait prosedur keselamatan dan pemeliharaan pesawat yang tidak memenuhi standard yang ditetapkan. (Belakangan Uni Eropa hanya ijinkan jenis pesawat Tupolev TU-204 beroperasi di Eropa). Maka lain lagi dengan sanksi yang diberikan oleh PBB lewat UNSC.

Tupolev TU-204 Air Koryo yg bisa mengudara di wilayah Uni Eropa. Sumber: Lusu / www.planespotters.net

Akibat program nuklir yang terus dikembangkan Korea Utara dan berdasarkan temuan bahwa Air Koryo dikendalikan militer Korut, maka Dewan Keamanan PBB atau "United Nations Security Council" (UNSC) ikut menerapkan sanksi ke negara ini. 

Alhasil, Air Koryo tidak mungkin bisa membeli pesawat sejenis Boeing dari Amerika Serikat ataupun Airbus dari Konsorsium Eropa. Pasalnya, semua anggota PBB terikat aturan ini yang melarang mereka menjual semua jenis alat transportasi, termasuk pesawat udara ke Korea Utara.