Nama kota Porto kembali menanjak di pusat pemberitaan media dunia akhir pekan lalu. Final Liga Champions yang mempertemukan dua klub jawara asal Inggris, yakni Manchester City dan Chelsea digelar di Estadio do Dragao. Inilah kandang Futebol Clube do Porto alias FC Porto, klub kebanggaan kota di muara sungai Douro itu. Dan ke kota tua nan jelita yang juga kondang dengan Port Wine inilah yang penulis kunjungi di awal tahun 2020 lalu.
Sepak bola memang sangat terkenal di negara Portugal. Begitu pula di kota Porto yang memiliki salah satu dari tiga klub paling populer di negara itu.Â
Siapa lagi kalau bukan FC Porto yang telah berdiri sejak tahun 1893. Dibandingkan dua pesaing utamanya yang bermarkas di kota Lisbon, yakni Benfica dan Sporting Lisbon, FC Porto pun lebih unggul di level Eropa. Klub ternama ini pernah dua kali menjadi kampiun Piala Champions dan berbagai piala bergengsi lainnya.
Suatu pengakuan atas kemampuan strategi beli-jual FC Porto yang sangat jeli membeli banyak pemain muda penuh talenta, mengembangkan potensi mereka, lalu menjual ke klub Eropa lain dengan harga selangit. Pintar!
Minggu lalu, klub ini juga ketiban untung. Estadio do Dragao, yang telah menjadi kandangnya sejak tahun 2003, digunakan sebagai ajang Final Piala Champions 2021. Dan ketika berada di kota Porto pada awal Januari 2020, penulis pun bisa dibilang beruntung. :)Â
Hotel tempat kami menginap hanya berjarak beberapa ratus meter dari stadion berkapasitas 50,033 ini. Alhasil, penulis pun memotretnya di waktu yang spesial, yakni sesaat setelah sunrise.
Porto juga sangat terkenal dengan pesona kota tuanya yang sangat menawan. Kota yang seolah tersembunyi di wilayah utara Portugal di tepi Lautan Atlantik ini bahkan bisa disebut sebagai salah satu kota terindah di semenanjung Iberia sejak ratusan tahun lalu.
Sejarah Porto sejatinya telah dimulai sejak tahun 300 SM ketika kawasan ini mulai didiami suku Celtik. Porto juga pernah dikuasai bangsa Romawi yang membuatnya berkembang menjadi salah satu kota perdagangan penting di masa itu. Kejayaan yang sama berlanjut di era Suebian dan Visigoth. Tidak ketinggalan, pasukan Moor pun pernah menguasai kota ini.
Kawasan kota tuanya yang disebut "The Historic Centre of Oporto", Luiz I Bridge dan Monastery of Serra do Pilar yang dibangun di atas bukit dan menghadap sungai Douro menciptakan suatu lanskap urban yang sangat menakjubkan.
Pada tahun 1996, UNESCO pun menetapkan kawasan bersejarah ini sebagai "World Heritage Site". Penetapan ini jelas sangat penting bagi Porto yang kerap dipandang sebelah mata di Eropa. Padahal, kota Porto dengan kontur berbukit ini sungguh memesona. Apalagi kota inipun dihiasi sungai Douro yang membelah di tengah kota. Incredibly beautiful!
Ribeira! Begitulah nama kawasan bersejarah di jantung kota Porto yang dalam bahasa Portugis berarti sungai. Dan seperti namanya, kawasan dengan deretan rumah susun penuh warna itu berada di sepanjang tepi sungai Douro.Â
Dari sekitar Praca da Ribeira (Ribeira Square)Â sampai ke kaki Ponte de Dom Luis I (Jembatan Dom Luis I) berderet banyak kafe dan resto yang menyajikan berbagai makanan khas Portugis.
Dibangun pada tahun 1886, Jembatan Luis I dirancang oleh Theophile Seyrig, seorang murid dari Gustave Eiffel yang namanya tidak bisa dipisahkan dari Menara Eiffel di Paris.
Porto saat ini memiliki 6 jembatan yang menghubungkan kedua sisi sungai Douro. Namun, dari semua jembatan yang ada, Jembatan Luis I yang menghubungkan kota Porto dengan Vila Nova de Gaia atau biasa disebut Gaia adalah yang paling terkenal. Sedangkan Maria Pia Bridge, yakni jembatan kereta yang dibangun Gustave Eiffel pada tahun 1877 adalah jembatan tertua di kota Porto.
Biara ini menjadi kian populer karena posisinya yang sangat strategis di sisi Gaia dan menyajikan panorama yang spektakuler ke arah kota Porto dan sungai Douro. Gereja di kompleks biara ini juga tampil menarik dengan bentuknya yang bundar dan bergaya arsitektur Renaisans.
Di Porto sendiri terdapat puluhan 'Igreja' atau gereja. Beberapa yang terkenal, misalnya, Igreja de Santo Ildefonso, Igreja dos Clrigos, Porto Cathedral, dan lain-lain.
O ya, kata gereja memang berasal dari bahasa Portugis. Sama dengan beberapa kata serapan lainnya yang juga berasal dari bahasa Portugis.Â
Di antaranya, bangku (banco), bendera (bandeira), boneka (boneca), gereja (igreja), meja (mesa), jendela (janela), kemeja (camisa), mentega (manteiga), sepatu (sapato), dan lain-lain.
Di samping kedua igreja, Porto juga memiliki katedral bergaya arsitektur romanesque dan sentuhan barok  yang menawan.Â
Inilah Porto Se do Porto atau Porto Cathedral, gereja katolik Roma yang juga berada di kawasan bersejarah kota Porto. Gereja ini selesai dibangun tahun 1737 dan kini menjadi salah satu monumen bersejarah di kota Porto.
Popularitas wine dari wilayah ini telah lama ikut mengangkat pamor kota Porto sebagai salah satu wilayah penghasil minuman anggur terbaik di dunia. Porto pun selanjutnya dianggap identik dengan Port Wine.
Nama Port Wine ini konon berawal dari perdagangan wine di abad ke-17. Saat itu wine dibawa melalui sungai Douro dalam kapal-kapal kayu yang disebut Barco Rabelos, lalu diperdagangkan di kota Porto.Â
Seperti diketahui, sebagian besar jenis wine ini merupakan hasil produksi dari perkebunan anggur di sekitar lembah Douro. Nama Douro sendiri telah menjadi sebutan resmi sejak tahun 1756 dan menjadi kawasan anggur yang dilindungi tertua ketiga di dunia, setelah Chianti di Italia dan Tokaj di Hungaria.
Betapa tidak, wisata ini tidak hanya mengajak peserta mencicipi berbagai jenis port wine, seperti Ruby, Tawny, White dan Rose. Tetapi, sekaligus mendapat banyak pengetahuan tentang dunia wine langsung dari berbagai wine cellar (tempat penyimpanan wine) yang sangat menarik.
Beberapa nama terkenal yang sering menjadi tujuan pecinta wine, antara lain Caves Calem, Sandeman, Ramos Pinto, Ferreira, Graham, dan lain-lain. Penggemar wine juga akan terkejut dengan harga wine yang sangat murah di kota ini.
Porto memang sebuah kota tua. Namun, boleh jadi seperti kata seorang pelancong, "Porto gets better with age, just like its port-wine." Ya, meskipun Porto kian menua, tetapi kota ini pun makin jelita.
Kelapa Gading, 31 Mei 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto2 yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali foto jembatan dan barco rabelo.
Baca juga: "Lucerne, Kota Cantik di antara Sungai dan Danau di Swiss"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H