Klub-klub wilayah utara umumnya sangat kaya, sementara klub dari selatan lebih miskin. Perbedaan ini bak cermin sejarah industrialisasi di Italia pada awal abad ke 19 yang berpusat di wilayah utara Italia.
Kota-kota seperti Milan, Torino dan Genoa berkembang pesat menjadi segitiga bisnis. Milan menjadi kota bisnis, keuangan dan dikelilingi kawasan industri yang maju.Â
Tidak heran, dua klub sepakbola yang lahir di kota ini juga didukung perusahaan besar yang sukses. Sebelum dibeli investor asing, Inter Milan didukung Massimo Moratti, pengusaha minyak yang super tajir. Di lain pihak, AC Milan pernah disokong Silvio Berlusconi, taipan media dan mantan Perdana Menteri Italia.
Lain di utara, lain lagi di wilayah selatan. Kota-kota di selatan jauh tertinggal dari wilayah utara. Sebagian besar masyarakat di selatan masih bekerja di sektor pertanian.Â
Sebagian wilayah di selatan bahkan dianggap sebagai yang termiskin di Italia. Kondisi inipun segera terlihat di deretan klub yang bertarung di Serie A. Beruntung industri pariwisata memberikan sedikit harapan.
Selain Napoli yang bisa dianggap paling sukses mewakili wilayah selatan, selebihnya hanya klub-klub kecil penggembira di Serie A, seperti Cagliari, Benevento dan Crotone. Dua klub terakhir ini sudah dipastikan kembali ke Serie B di musim berikut. Sementara itu, ibukota Roma, yang berada di tengah Italia bak penyeimbang kondisi di utara dan selatan.
Jika Anda penggemar Liverpool F.C., sudah pasti kenal kota pelabuhan ini. Inilah kota tempat lahirnya The Beatles dan juga bekas kantor pusat White Star Line, perusahaan kapal pemilik Titanic.Â
Klub sekota The Reds, julukan Liverpool, adalah Everton F.C, salah satu klub tertua di Inggris. Pertarungan kedua klub disebut "Derby of Merseyside", sesuai nama County Merseyside yang meliputi kota Liverpool.