Tidak dapat disangkal lagi, sepakbola adalah olahraga paling populer di dunia. Betapa tidak, penggemar sepakbola di dunia diperkirakan mencapai 4 milyar atau sekitar setengah penduduk bumi. Menariknya, selain menikmati sensasi setiap pertandingan, kita pun sejatinya bisa mempelajari banyak hal seputar geografi, sejarah dan budaya dari pentas lapangan hijau ini. Setidaknya, ada puluhan nama-nama kota dari berbagai kompetisi di benua biru Eropa yang hampir setiap minggu hadir mewarnai lini berita di tanah air.
Di era terkini ketika sepakbola telah menjadi tontonan global, siapapun pasti mengenal nama klub-klub ternama dari lapangan hijau, seperti Manchester City, Liverpool F.C., Inter Milan, AC Milan, Bayern Munchen dan Barcelona.
Namun demikian, apakah semua pendukung klub ini juga mempelajari lebih jauh tentang kota asal klub-klub tersebut? Belum tentu. Padahal hampir semua kota asal klub ternama tersebut adalah destinasi wisata terkemuka di dunia. Bagaimana denganmu?
Selain Liverpool, klub sepakbola lain yang selalu penulis sukai adalah Milan. Nama Milan jelas merujuk ke klub AC Milan, bukan tetangganya yang baru meraih scudetto itu.
Singkatnya, sebagai fan Milan, penulis pun ikut mempelajari berbagai hal terkait kota mode ini. Bukan hanya stadion San Siro atau resminya disebut Stadio Giuseppe Meazza. Tidak cuma Piazza del Duomo tempat tifosi merayakan kemenangan klub. Tetapi, banyak hal lain seputar kota di Italia utara ini. Kenal AC Milan, kenali juga kotanya!

Ibarat berwisata dari satu kota ke kota berikutnya. Dan pengetahuan ini ternyata begitu bermanfaat ketika akhirnya berkarir di industri pariwisata.
Sudah lama negara Italia menjadi salah satu destinasi impian banyak pelancong dunia. Begitu pun bagi penulis. Kota-kotanya menyimpan sejarah ribuan tahun serta warisan kekayaan arsitektur yang menakjubkan. Mengikuti perkembangan sepakbola nya sudah seakan mengelilingi negara asal pizza ini.
Nama-nama kotanya, mulai dari wilayah utara hingga belahan selatan pun menjadi nama-nama kota yang seketika menjadi hafalan wajib. Ingat nama klub sepakbola, ingat nama kotanya.
Dari kota Milan, Torino, Venezia di bagian utara, lalu Florence dan Roma di tengah, hingga kota-kota di selatan seperti Napoli sampai Palermo di pulau Sicily.

Klub-klub wilayah utara umumnya sangat kaya, sementara klub dari selatan lebih miskin. Perbedaan ini bak cermin sejarah industrialisasi di Italia pada awal abad ke 19 yang berpusat di wilayah utara Italia.
Kota-kota seperti Milan, Torino dan Genoa berkembang pesat menjadi segitiga bisnis. Milan menjadi kota bisnis, keuangan dan dikelilingi kawasan industri yang maju.
Tidak heran, dua klub sepakbola yang lahir di kota ini juga didukung perusahaan besar yang sukses. Sebelum dibeli investor asing, Inter Milan didukung Massimo Moratti, pengusaha minyak yang super tajir. Di lain pihak, AC Milan pernah disokong Silvio Berlusconi, taipan media dan mantan Perdana Menteri Italia.

Lain di utara, lain lagi di wilayah selatan. Kota-kota di selatan jauh tertinggal dari wilayah utara. Sebagian besar masyarakat di selatan masih bekerja di sektor pertanian.
Sebagian wilayah di selatan bahkan dianggap sebagai yang termiskin di Italia. Kondisi inipun segera terlihat di deretan klub yang bertarung di Serie A. Beruntung industri pariwisata memberikan sedikit harapan.
Selain Napoli yang bisa dianggap paling sukses mewakili wilayah selatan, selebihnya hanya klub-klub kecil penggembira di Serie A, seperti Cagliari, Benevento dan Crotone. Dua klub terakhir ini sudah dipastikan kembali ke Serie B di musim berikut. Sementara itu, ibukota Roma, yang berada di tengah Italia bak penyeimbang kondisi di utara dan selatan.

Jika Anda penggemar Liverpool F.C., sudah pasti kenal kota pelabuhan ini. Inilah kota tempat lahirnya The Beatles dan juga bekas kantor pusat White Star Line, perusahaan kapal pemilik Titanic.
Klub sekota The Reds, julukan Liverpool, adalah Everton F.C, salah satu klub tertua di Inggris. Pertarungan kedua klub disebut "Derby of Merseyside", sesuai nama County Merseyside yang meliputi kota Liverpool.

O ya, sebutan khusus Derby London Utara diberikan karena London memiliki sekitar 12 klub professional. Selain Hotspur dan Arsenal yang bermarkas di wilayah utara ibukota Inggris ini, masih ada Chelsea, Crystal Palace, Fulham, West Ham, dan lain-lain. Kota metropolitan ini memang memiliki basis pendukung bola yang luar biasa.

Prestasi hebat klub berjuluk The Foxes itu seketika membuat nama kota Leicester pun ikut populer. Tidak heran, pendukung klub dari berbagai kota dan negara lain pun makin sering melancong ke kota ini.
Sebelumnya, nama kota-kota tetangganya, seperti Birmingham dan Nottingham jauh lebih dulu terkenal. Birmingham adalah kota industri dan menjadi home-base dua klub anggota Liga Inggris, yakni Birmingham F.C. dan Aston Villa. Sedangkan kota Nottingham tentu saja sangat terkenal dengan kisah Robin Hood yang legendaris dan Nottingham Forest, klub bekas juara Premier League yang kini masih berkutat di Championship.

Dalam kejuaraan lintas divisi seperti FA Cup, misalnya, kita bisa saja menemukan nama-nama klub yang hampir tidak pernah terdengar sebelumnya. Ada yang kenal Exeter City atau Torquay United FC? Ayo, buka peta. :)
Di La Liga - Spanyol, membaca peta sepakbola di sana ibarat mengulik sejarah Spanyol itu sendiri. Coba saja saksikan betapa sengitnya pertarungan antara Real Madrid dan Barcelona.
Perseteruan dua klub paling tajir ini juga sekaligus membawa aroma sentimen budaya dan politik yang sangat kental. Bahkan hingga kini, pendukung Barca kerap terlibat banyak aksi mendukung gerakan referendum wilayah Catalonia dari tekanan pemerintah pusat di Madrid.

Real Madrid merepresentasi kelompok elit dan kaya di Madrid. Sedangkan Atletico mewakili kalangan pekerja. Anda bisa bayangkan, aroma derby pun merembet ke mana-mana. Bahkan tempat selebrasi keduanya pun berbeda.
Madrid memilih merayakan kemenangan di Plaza de Cibeles. Sedangkan pendukung Atletico di Fountain of Neptune, yang hanya berjarak beberapa ratus meter saja.

Klub-klub Andalusia juga memberikan warna tersendiri di La Liga. Kota-kota asal klub itu seperti lembaran buku sejarah ketika peradaban Islam menguasai wilayah ini. Anda tahu klub-klub asal Andalusia? Persis. Ada Seville, Real Betis, Cadiz, Malaga, Cordoba dan Granada.

Sayang sekali, selain RB Leipzig dan Union Berlin yang masuk di divisi teratas Bundesliga, klub sepakbola dari kota bekas wilayah Jerman Timur lainnya harus puas bertarung di divisi tiga dan empat. Misalnya, Hansa Rostock dan Dinamo Dresden.

***
Kelapa Gading, 18 Mei 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI