Berita baik itu akhirnya datang juga dari industri kapal pesiar dunia. Setelah lama ditunggu, industri kapal pesiar di Amerika dan Eropa kini kembali menggeliat. Ratusan kapal pesiar yang setahun terakhir hanya bisa mendekam di berbagai pelabuhan kapal pesiar di Karibia, AS, Eropa dan kawasan lainnya, kini kembali bersiap melaju di lautan nan biru. Dan industri kapal pesiar global pun ikut sumringah.
Seperti dilansir dari CBS News, 30 April 2021 lalu, CDC (U.S. Centers for Disease Control and Prevention)Â telah memberi lampu hijau ke perusahaan kapal pesiar di Amerika Serikat (AS). Mulai Musim Panas nanti, kapal-kapal pesiar kembali dijinkan berlayar di perairan AS. Syaratnya, selain tetap menerapkan protokol kesehatan, semua pengelola kapal pun wajib memenuhi satu syarat lainnya, yakni 95% penumpang dan 98% kru kapal sudah divaksinasi.
Yang lain menggunakan kombinasi antara kereta api dan bus. Dan tidak kalah menariknya adalah berlibur di atas cruise ship atau kapal pesiar. Pada tahun 2019 lalu, hampir 30 juta wisatawan berlibur ke berbagai destinasi ternama dengan kapal pesiar.
Amerika Utara (AS dan Kanada) setidaknya menyumbang sekitar 13.8 juta penumpang pada tahun 2020. Bahkan ketika penerapan lockdown di banyak negara Eropa dan Amerika belum diperlonggar, perusahaan kapal pesiar ternama telah bergerak cepat.
Status terakhir (update per May 2021) yang ditampilkan situs "Cruise Industry News" menunjukkan banyak kapal pesiar telah mulai berlayar kembali. Sementara sebagian besar lainnya sudah dalam posisi standby dan mulai meluncur pada musim panas mendatang.Â
"Adventure of the Seas", misalnya, akan mulai berlayar pada 12 Juni 2021. Kapal berkapasitas sekitar 3,100 penumpang milik Royal Caribbean Cruise ini kini masih berada di homeport-nya di Nassau - Bahamas.
Kawasan cruising di Laut Mediterania adalah salah satu yang paling populer di dunia. Betapa tidak, opsi itinerary yang ditawarkan hampir semuanya menarik. Rata-rata pelabuhan persinggahan (port of call) kapal-kapal itu adalah kota dan pulau terkenal di kawasan itu.Â
Coba simak nama-nama destinasi berikut. Villefrance-sur-Mer di French Riviera, Salerno (Amalfi Coast)Â di Italia, Dubrovnik di Kroasia, Santorini di Yunani, dll. Semuanya destinasi kondang berkelas dunia.
Wisata kapal pesiar memang memberikan sensasi tersendiri. Layaknya hotel terapung atau ada juga yang menyebutnya kota terapung di atas lautan. Fasilitas yang disediakan begitu memanjakan penumpang. Mulai dari layanan kamar, berbagai jenis restoran, kolam renang, gym, trek jogging, bioskop, kasino, hingga toko bebas bea. Super lengkap!
Di samping semua fasilitas di atas, ada kelebihan lainnya jika berwisata dengan kapal pesiar. Wisatawan tidak lagi dipusingkan dengan urusan check in dan check out di hotel, seperti kalau mengikuti wisata dengan bus dari satu kota ke kota lainnya.Â
Pasalnya, kapal pesiar ini berfungsi sebagai hotel dan sekaligus alat transportasi yang mengantar penumpangnya dari satu tempat ke tempat lainnya. Ketika sedang tidur, kapal terus berlayar. Dan keesokan paginya, Anda sudah tiba di kota pelabuhan berikutnya.
Tren kapal pesiar diprediksi akan terus meningkat, khususnya di pasar Asia yang masih menyimpan potensi besar. Beberapa perusahaan kapal pesiar raksasa pun mulai melirik kawasan Asia dalam beberapa tahun terakhir ini. "Cruise Lines International Association (CLIA)"Â pernah merilis data industri kapal pesiar Asia tahun 2019 yang saat ini masih didominasi pelancong dari China, Taiwan, Singapore, India dan Jepang.
Industri kapal pesiar global hingga kini masih dikuasai empat perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia saat ini, yaitu Carnival Corporation, Royal Caribbean, MSC Cruises, dan Norwegian Cruise Line. Carnival, misalnya, mengelola lebih 100 kapal dalam berbagai nama besar di industri kapal pesiar, seperti AIDA, Carnival Cruise Line, Costa Cruises, P&O Cruises, Cunard, Princess Cruises, Holland America Line dan Seabourn.
Dari data yang disajikan situs "Cruise Market Watch" memang menunjukkan betapa dominannya Carnival Corporation dan Royal Caribbean Group. Carnival diperkirakan menguasai sekitar 39% pangsa pasar, sedangkan Royal Caribbean mendapat 24%. Meskipun masih berupa estimasi untuk tahun 2021, tetapi berdasarkan kekuatan pasar masing-masing perusahaan selama ini, maka angka-angka di atas tidak akan meleset jauh.
Tentu saja ada juga Star Cruises, perusahaan kapal pesiar milik Genting Group yang beroperasi di wilayah Asia Pasifik. Star Cruises sendiri termasuk kapal pesiar pertama yang aktif mempromosikan paket wisata kapal pesiar di Indonesia.
Sebelum era Star Cruises, Indonesia sebetulnya pernah memiliki "Awani Dream", sebuah perusahaan kapal pesiar milik Modern Group. Tetapi, sejak krisis moneter lebih dari dua dekade lalu, tidak ada lagi kabar berita soal kapal ini. Konon, rute pelayaran kapal ini pernah meliputi Kepulauan Seribu, Krakatau, Semarang, Bali, sampai Singapore.
Indonesia sendiri berpeluang menarik makin banyak kapal pesiar agar berlabuh di beberapa kota di Indonesia sebagai pelabuhan persinggahan. Beberapa pelabuhan, seperti Tg. Priok Jakarta, Tg. Perak Surabaya dan Tg. Benoa-Bali, sudah kerap disinggahi kapal-kapal pesiar dari berbagai negara.
Wisata kapal pesiar memang berbeda. Seperti kata Brooks Atkinson, pemenang Pulitzer yang lama berkarir di New York Times, "Land was created to provide a place for boats to visit." Ada suatu sensasi nan magis ketika sebuah kapal pesiar itu perlahan mulai merapat di sebuah daratan (pelabuhan) yang seolah telah disiapkan untuknya.
***
Kelapa Gading, 3 Mei 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H