Baca juga: "Pesona Arsitektur Islam"
Pada awalnya, Masjid Raya Baiturrahman hanya memiliki satu kubah dan satu menara. Namun, kubah-kubah baru terus ditambahkan pada tahun 1935, 1958 dan 1982. Kini masjid di pusat kota Aceh ini layak membanggakan tujuh kubahnya yang menawan serta delapan minaretnya yang keren.
Salah satu catatan penting dalam perjalanan sejarah Masjid Raya Baiturrahman terjadi ketika Aceh dilanda gempa dan tsunami pada 26 desember 2004 silam. Masjid ini ajaibnya hanya mengalami sedikit kerusakan pada beberapa dinding. Begitu juga salah satu menara setinggi 35 meter yang hanya sedikit retak dan miring. Selebihnya, Masjid Baiturrahman tetap berdiri kokoh.
Sementara itu, di kalangan pelaku pariwisata dan wisatawan, Masjid Raya Baiturrahman pun telah mencuat sebagai salah satu destinasi wisata nomor satu di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, baik wisata religi maupun wisata arsitektur.
Lihat saja bagaimana "Lonely Planet", sebuah penerbit buku perjalanan wisata ternama menyanjungnya: "With its brilliant-white walls, ebony-black domes and towering minaret, this 19th-century mosque is a dazzling sight". (Dengan dinding putih cemerlang, kubah hitam pekat, dan menara yang menjulang tinggi, masjid abad ke-19 ini merupakan pemandangan yang memesona).
***
Kelapa Gading, 28 April 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yg digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali 1 foto lukisan Aceh abad ke-18.