Jika arsitektur Gotik lahir di Paris. Lalu Renaisans muncul di Florence. Maka gaya arsitektur Barok bisa dibilang berawal di kota Roma, Italia. Di kota bersejarah inilah arsitektur Barok mulai menampakkan pesonanya dalam banyak karya seni dan arsitektur menawan di berbagai sudut kota. Dari Piazza San Pietro- Vatikan sampai Fontana di Trevi- Roma.Â
Arsitektur Barok pertama kali muncul di akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17 dalam berbagai arsitektur religi di kota Roma. Kehadiran arsitektur ini kerap dihubungkan dengan Kontra Reformasi, yakni upaya gereja Katolik, khususnya oleh Ordo Jesuit, untuk mereformasi diri sebagai respons atas gerakan Reformasi Protestan di Eropa.
Di era itu, arsitektur memang sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan kebesaran gereja. Lihat saja betapa hebat gereja-gereja masa lalu di berbagai kota di Eropa. Itulah sebabnya, gereja Katolik pun menjadikan Barok sebagai cara untuk lebih memberikan inspirasi dan kekaguman secara lebih dramatis.
Namun, jika Renaisans lebih mengikuti aturan klasik dan cenderung simetris, proporsional dan harmonis, maka lain lagi dengan Barok. Para arsitek Barok merancang suatu gaya yang seolah lepas dari aturan sebelumnya. Lebih elegan, dramatis, dekoratif dan sangat kaya dengan detail. Pilar-pilar Barok, misalnya, berbentuk memutar. Seakan memberikan ilusi suatu gerakan ke atas.
Sebagian besar karya di era Early Baroque didominasi kreasi para arsitek dari Roma. Dan salah satu karya yang paling menonjol di periode ini, antara lain "the Church of the Gesu" (Chiesa del Gesu) oleh Giacomo della Porta yang disucikan tahun 1584. Inilah gereja induk perhimpunan Jesuit, salah satu ordo dalam Gereja Katolik Roma yang sangat terkenal.Â
Fasad (tampak depan) gereja ini disebut sebagai "the first truly baroque faade" yang mengenalkan gaya barok ke dalam dunia arsitektur. Dan gereja ini juga yang menjadi model bagi banyak sekali gereja Jesuit di seluruh dunia, khususnya di benua Amerika.
Selain itu, fasad dan barisan tiang dari "St. Peter's Basilica" karya Carlo Maderno juga berada di barisan terdepan di era ini. Maderno, yang menyelesaikan karyanya ini pada tahun 1612, dengan cerdas menggunakan efek Barok akan ruang dan perspektif pada fasad baru dari basilika megah ini. Rancangan ini sengaja dibuat agar sebanding dengan kemegahan kubah raksasa yang telah dibangun Michelangelo sebelumnya.
Di ibukota Roma, misalnya, arsitek Barok menghiasi kota Roma dengan berbagai gereja indah, alun-alun menawan dan air mancur nan cantik. Tidak itu saja, mereka juga mendekorasi interior gereja dengan sentuhan barok. Salah satu tokoh Barok paling terkenal, yakni Gian Lorenzo Bernini, bahkan disebut telah mentransformasi pusat kota Roma bak sebuah teater yang maha besar.
Karya-karya spektakuler di periode Barok Tinggi antara lain, "Church of Santi Luca e Martina" karya Pietro da Cortona; kanopi perunggu atau "Baldachin" di Basilika Santo Petrus buatan Bernini; "Santa Maria della Salute" oleh Baldassare Longhena di Venezia; dan "the Chapel of the Sorbonne" karya Jacques Lemercier di kota Paris.
Selama periode Late Baroque yang bisa juga disebut Rococo terdapat banyak karya arsitektur yang sangat memesona. Di Paris -- Prancis, misalnya, kita bisa menyaksikan "Hall of Mirrors" di Istana Versailles, yang terletak sedikit di luar kota Paris. Dan juga kubah dari "Les Invalides"Â di pusat kota Paris.
Hall of Mirrors adalah sebuah ruangan paling terkenal di Istana Versailles, yakni istana Raja Louis XIV hingga Revolusi Prancis tahun 1789. Sedangkan Les Invalides yang juga dikenal sebagai 'Hotel des Invalides' adalah bekas kompleks bangunan bagi veteran penyandang cacat. Namun, kini difungsikan sebagai museum dan makam Napoleon Bonaparte.
Selain itu, di Wina, ibukota Austria, nama "Karlskirsche"Â atau "St. Charles Church" telah lama diakui sebagai salah satu primadona Barok. Gereja terbesar di Wina yang dirancang oleh arsitek Fischer von Erlach itu, dipersembahkan untuk Santo Karolus Borromeo, salah satu tokoh Kontra-Reformasi dari abad ke-16.
Rute wisata Barok di Roma biasanya dimulai dari Piazza Navona, terus menuju Piazza della Rotonda. Lalu lanjut ke Trevi Fountain dan berakhir di Piazza di Spagna. Akan tetapi ada juga yang memulainya dari Piazza San Pietro sampai Piazza di Spagna yang tentunya lebih jauh. Betapapun, wisata berdurasi 2- 3 jam ini selalu menarik  banyak peminat.
Salah satu arsitek era Barok paling terkenal tentu saja adalah Gian Lorenzo Bernini. Wisata Barok di Roma, misalnya, mengajak pesertanya mengunjungi banyak karya Bernini yang fenomenal. Karyanya yang paling monumental tentunya adalah Piazza San Pietro atau Alun-alun Santo Petrus.
Baca juga: "Ketika Arsitektur Gotik Menguasai Eropa"
Dunia arsitektur selamanya menarik. Di manapun itu. Baik di Eropa, Mediterania, maupun di Asia. Masing-masing memiliki keunggulan dan pesona tersendiri. Dan jangan lupa, di Indonesia pun pernah populer dengan wisata arsitektur. Salah satu gaya arsitektur pernah tumbuh subur di kota cantik itu. Ada yang tahu di kota mana itu? :)
 ***
Kelapa Gading, 9 April 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Sebagian foto yg digunakan adalah koleksi pribadi dan yg lain sesuai keterangan di foto masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H