Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Arsitektur Barok

9 April 2021   11:03 Diperbarui: 11 April 2021   08:27 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Les Invalides, salah satu karya Barok di Paris. Sumber: koleksi pribadi

Jika arsitektur Gotik lahir di Paris. Lalu Renaisans muncul di Florence. Maka gaya arsitektur Barok bisa dibilang berawal di kota Roma, Italia. Di kota bersejarah inilah arsitektur Barok mulai menampakkan pesonanya dalam banyak karya seni dan arsitektur menawan di berbagai sudut kota. Dari Piazza San Pietro- Vatikan sampai Fontana di Trevi- Roma. 

Arsitektur Barok pertama kali muncul di akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17 dalam berbagai arsitektur religi di kota Roma. Kehadiran arsitektur ini kerap dihubungkan dengan Kontra Reformasi, yakni upaya gereja Katolik, khususnya oleh Ordo Jesuit, untuk mereformasi diri sebagai respons atas gerakan Reformasi Protestan di Eropa.

Di era itu, arsitektur memang sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan kebesaran gereja. Lihat saja betapa hebat gereja-gereja masa lalu di berbagai kota di Eropa. Itulah sebabnya, gereja Katolik pun menjadikan Barok sebagai cara untuk lebih memberikan inspirasi dan kekaguman secara lebih dramatis.

Piazza Navona yg populer dgn berbagai karya era Barok. Sumber: koleksi pribadi
Piazza Navona yg populer dgn berbagai karya era Barok. Sumber: koleksi pribadi
Sebagai sebuah gaya arsitektur baru saat itu, Barok tentu saja berpijak dari gaya arsitektur sebelumnya, yakni Renaisans. Elemen Renaisans yang diadopsi dan dikembangkan lagi era Barok termasuk bentuk kubah dan kolom penopangnya. Dan sama seperti Renaisans, arsitektur di era Barok lebih ditandai dengan perubahan gaya desain daripada inovasi struktur.

Namun, jika Renaisans lebih mengikuti aturan klasik dan cenderung simetris, proporsional dan harmonis, maka lain lagi dengan Barok. Para arsitek Barok merancang suatu gaya yang seolah lepas dari aturan sebelumnya. Lebih elegan, dramatis, dekoratif dan sangat kaya dengan detail. Pilar-pilar Barok, misalnya, berbentuk memutar. Seakan memberikan ilusi suatu gerakan ke atas.

Gereja Gesu- Roma yg dianggap sebagai awal arsitektur Barok. Sumber: Alessio Damato / wikimedia
Gereja Gesu- Roma yg dianggap sebagai awal arsitektur Barok. Sumber: Alessio Damato / wikimedia
Arsitektur Barok sejatinya dibagi dalam tiga era, yakni "Early Baroque" atau Barok Awal (1584-1625). Lalu, "High Baroque" atau Barok Tinggi (1625 - 1675). Dan "Late Baroque" atau Barok Akhir, dari tahun 1675 hingga 1750.

Sebagian besar karya di era Early Baroque didominasi kreasi para arsitek dari Roma. Dan salah satu karya yang paling menonjol di periode ini, antara lain "the Church of the Gesu" (Chiesa del Gesu) oleh Giacomo della Porta yang disucikan tahun 1584. Inilah gereja induk perhimpunan Jesuit, salah satu ordo dalam Gereja Katolik Roma yang sangat terkenal. 

Fasad (tampak depan) gereja ini disebut sebagai "the first truly baroque faade" yang mengenalkan gaya barok ke dalam dunia arsitektur. Dan gereja ini juga yang menjadi model bagi banyak sekali gereja Jesuit di seluruh dunia, khususnya di benua Amerika.

Selain itu, fasad dan barisan tiang dari "St. Peter's Basilica" karya Carlo Maderno juga berada di barisan terdepan di era ini. Maderno, yang menyelesaikan karyanya ini pada tahun 1612, dengan cerdas menggunakan efek Barok akan ruang dan perspektif pada fasad baru dari basilika megah ini. Rancangan ini sengaja dibuat agar sebanding dengan kemegahan kubah raksasa yang telah dibangun Michelangelo sebelumnya.

Fasad Basilika Santo Petrus karya Carlo Maderno. Sumber: koleksi pribadi
Fasad Basilika Santo Petrus karya Carlo Maderno. Sumber: koleksi pribadi
Aristektur Barok terus berkembang dan mencapai puncaknya di era High Baroque (1625-1675) ketika gaya arsitektur ini makin banyak digunakan di gereja dan istana di Italia, Prancis, Spanyol dan Austria. Di puncak kemasyhurannya ini, berbagai karya besar dibangun di seputar kota Roma, Venezia dan Paris.

Di ibukota Roma, misalnya, arsitek Barok menghiasi kota Roma dengan berbagai gereja indah, alun-alun menawan dan air mancur nan cantik. Tidak itu saja, mereka juga mendekorasi interior gereja dengan sentuhan barok. Salah satu tokoh Barok paling terkenal, yakni Gian Lorenzo Bernini, bahkan disebut telah mentransformasi pusat kota Roma bak sebuah teater yang maha besar.

Karya-karya spektakuler di periode Barok Tinggi antara lain, "Church of Santi Luca e Martina" karya Pietro da Cortona; kanopi perunggu atau "Baldachin" di Basilika Santo Petrus buatan Bernini; "Santa Maria della Salute" oleh Baldassare Longhena di Venezia; dan "the Chapel of the Sorbonne" karya Jacques Lemercier di kota Paris.

Santa Maria della Salute, mahakarya Barok di Venezia. Sumber: koleksi pribadi
Santa Maria della Salute, mahakarya Barok di Venezia. Sumber: koleksi pribadi
Pengaruh Barok makin meluas selama periode Late Baroque (1675--1750). Mulai dari Eropa Tengah, Russia, hingga ke wilayah Amerika Latin. Dan pada sekitar tahun 1730, muncul sebuah varian Barok yang disebut Rococo. Gaya baru ini sangat asimetris, makin dekoratif dan penuh hiasan berkesan mewah. Dari bunga, tanaman, sampai cermin yang penuh ornamen.

Selama periode Late Baroque yang bisa juga disebut Rococo terdapat banyak karya arsitektur yang sangat memesona. Di Paris -- Prancis, misalnya, kita bisa menyaksikan "Hall of Mirrors" di Istana Versailles, yang terletak sedikit di luar kota Paris. Dan juga kubah dari "Les Invalides" di pusat kota Paris.

Hall of Mirrors adalah sebuah ruangan paling terkenal di Istana Versailles, yakni istana Raja Louis XIV hingga Revolusi Prancis tahun 1789. Sedangkan Les Invalides yang juga dikenal sebagai 'Hotel des Invalides' adalah bekas kompleks bangunan bagi veteran penyandang cacat. Namun, kini difungsikan sebagai museum dan makam Napoleon Bonaparte.

Les Invalides, salah satu karya Barok di Paris. Sumber: koleksi pribadi
Les Invalides, salah satu karya Barok di Paris. Sumber: koleksi pribadi
Tidak hanya di Prancis, banyak karya Barok Akhir lainnya tersebar di Austria, Jerman, Ceko dan Inggris. Di London, ibukota Inggris, kubah raksasa "St. Paul's Cathedral" telah lama menghiasi langit kota London. Inilah salah satu bangunan paling terkenal di negara ini.

Selain itu, di Wina, ibukota Austria, nama "Karlskirsche" atau "St. Charles Church" telah lama diakui sebagai salah satu primadona Barok. Gereja terbesar di Wina yang dirancang oleh arsitek Fischer von Erlach itu, dipersembahkan untuk Santo Karolus Borromeo, salah satu tokoh Kontra-Reformasi dari abad ke-16.

Karlskirche, gereja bergaya Barok terkenal di Wina. Sumber: koleksi pribadi
Karlskirche, gereja bergaya Barok terkenal di Wina. Sumber: koleksi pribadi
Mengikuti perkembangan gaya arsitektur Barok bak berwisata arsitektur saja. Dan meskipun jenis wisata ini belum banyak peminatnya di Indonesia, tetapi tidak demikian di kota Roma. Seperti yang penulis sendiri pernah ikuti, "Baroque Walking Tour in Rome" adalah salah satu wisata jalan kaki yang sangat populer. Jalan kaki memang salah satu cara terbaik menikmati keindahan kota tua Roma.

Rute wisata Barok di Roma biasanya dimulai dari Piazza Navona, terus menuju Piazza della Rotonda. Lalu lanjut ke Trevi Fountain dan berakhir di Piazza di Spagna. Akan tetapi ada juga yang memulainya dari Piazza San Pietro sampai Piazza di Spagna yang tentunya lebih jauh. Betapapun, wisata berdurasi 2- 3 jam ini selalu menarik  banyak peminat.

Contoh rute wisata Barok di Roma. Sumber: walkli.com / www.pinterest.co.kr
Contoh rute wisata Barok di Roma. Sumber: walkli.com / www.pinterest.co.kr
Roma memang berbeda. Bukan hanya sebagai tempat lahirnya Barok yang membuatnya menarik. Namun, arsitek dan seniman Barok di Roma menampilkan pesona Barok dalam berbagai bentuk. Dari fasad, kubah dan interior gereja, hingga puluhan air mancur di berbagai piazza (alun-alun) menawan.

Salah satu arsitek era Barok paling terkenal tentu saja adalah Gian Lorenzo Bernini. Wisata Barok di Roma, misalnya, mengajak pesertanya mengunjungi banyak karya Bernini yang fenomenal. Karyanya yang paling monumental tentunya adalah Piazza San Pietro atau Alun-alun Santo Petrus.

Alun-alun Santo Petrus karya Bernini. Sumber: Diliff / wikimedia
Alun-alun Santo Petrus karya Bernini. Sumber: Diliff / wikimedia
Nama tenar lainnya setelah kematian Bernini pada tahun 1680 adalah Carlo Fontana, Carlo Maderno, Pietro la Cortano, dan Francesco Borromini. Karya-karya mereka pula yang membuat wajah kota Roma kian semarak. Kota abadi yang sejatinya menyimpan berbagai karya seni dan arsitektur fantastis dari semua era. Dari Romanesque, Gothic, Renaissance, hingga Baroque.

Baca juga: "Ketika Arsitektur Gotik Menguasai Eropa"

Dunia arsitektur selamanya menarik. Di manapun itu. Baik di Eropa, Mediterania, maupun di Asia. Masing-masing memiliki keunggulan dan pesona tersendiri. Dan jangan lupa, di Indonesia pun pernah populer dengan wisata arsitektur. Salah satu gaya arsitektur pernah tumbuh subur di kota cantik itu. Ada yang tahu di kota mana itu? :)

 ***

Kelapa Gading, 9 April 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3 

Catatan: Sebagian foto yg digunakan adalah koleksi pribadi dan yg lain sesuai keterangan di foto masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun