Dan sejak diselesaikannya masjid monumental ini pada tahun 1557, Masjid Suleymaniye telah menjadi masjid terbesar selama 462 tahun di kota Istanbul, sampai dibangunnya Masjid Camlica pada tahun 2019 lalu.
Pembangunan Masjid Suleymaniye juga menyimpan kisah menarik di baliknya. Konon Sang Sultan terkenal itu menganggap desain Suleymaniye sebagai representasi dirinya sendiri sebagai Solomon Kedua. Kisah ini merujuk ke "Dome of the Rock" di kota tua Jerusalem yang dibangun di atas Kuil Solomon.
Sama persis kebanggaan yang pernah dirasakan Kaisar Justinian dari Imperium Romawi setelah menyelesaikan konstruksi Hagia Sophia pada sekitar tahun 537.Â
Saat itu sang kaisar dengan bangga mengatakan, "Solomon, I have surpassed thee." Yang artinya, "Solomon, saya telah melampauimu".
Meskipun Masjid Suleymaniye menuai kekaguman di mana-mana, tetapi Sinan menganggap konstruksi masjid ini tidak lebih sebagai pembuktian kualifikasinya sebagai seorang arsitek. Dan pada akhirnya, ketika menyelesaikan Masjid Selimiye yang spektakuler di kota Erdine, Sinan sendiri baru mengakuinya sebagai mahakarya terbaiknya.
Kota ini juga dikenal sebagai ibukota ke-3 Kekaisaran Ottoman sebelum dipindahkan ke Konstantinopel (Istanbul). Masjid indah ini dibangun oleh Mimar Sinan antara tahun 1568-1575 atas perintah Sultan Selim II, penerus Sultan Suleiman I.
Sultan Selim II, sama seperti sultan Ottoman sebelumnya, juga ingin memiliki sebuah masjid atas namanya sendiri. Menariknya, lokasi yang dipilih bukan Istanbul, kota yang menjadi pusat pemerintahannya. Tetapi, di kota Erdine yang berjarak sekitar 239 km dari Istanbul.
Sinan telah berusia sekitar 70 tahun ketika mulai membangun Masjid Selimiye. Namun, tekadnya luar biasa. Sang maestro ingin membangun sebuah masjid yang bisa menyaingi kebesaran Hagia Sophia. Dan walaupun kenyataannya, ambisi sang arsitek tidak sepnuhnya tercapai, Masjid Selimiye tetap merupakan salah satu mahakarya arsitektur yang sangat cemerlang dari Sinan.