Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

"Suez Canal" dan Terusan Terkenal Lain di Dunia

27 Maret 2021   19:48 Diperbarui: 28 Maret 2021   09:47 4436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Selasa pagi lalu, nama Terusan Suez kembali menjadi pemberitaan hangat di berbagai media utama dunia. Terusan terkenal di dunia ini memang bukan yang pertama. Pun tidak sebagai yang terpanjang di dunia. Tetapi, Terusan Suez ini sudah pasti salah satu terusan kapal terpenting di dunia. Betapa tidak, Terusan Suez mampu memperpendek rute pelayaran dari Eropa ke Asia lebih dari 8,000 km. Dan tentunya tanpa perlu memutari ujung paling selatan benua Afrika! 

Seperti diberitakan banyak media, pada Selasa pagi, 23 Maret lalu, sebuah kapal kontainer raksasa bernama Ever Given milik perusahaan asal Jepang, tetapi dioperasikan oleh Evergreen Marine Corp-Taiwan, kandas di Terusan Suez. 

Akibatnya, kapal dengan panjang 400 meter itu pun memblokade lalu lintas di Terusan Suez. Dan lebih dari 150 kapal terpaksa antre untuk bisa melewati perairan penting itu.

Kapal Ever Given yg kandas di Terusan Suez. Sumber: AP/ www.cnbctv18.com
Kapal Ever Given yg kandas di Terusan Suez. Sumber: AP/ www.cnbctv18.com

Posisi strategis Terusan Suez dalam kancah pelayaran dunia mengingatkan penulis akan Age of Discovery atau juga disebut “Age of Exploration” yang berlangsung dari abad ke-15 hingga abad ke-18.

Masih ingat sejarah perjalanan Vasco da Gama ke Asia? Penjelajah terkenal asal Portugis itu dikenal sebagai yang pertama mencapai India (Asia) lewat jalur laut pada tahun 1497-1499. 

Rute pelayarannya dimulai dari Lisbon ke India itu dengan mengitari “Cape of Good Hope” atau Tanjung Harapan di Afrika Selatan. 

Andaikan Terusan Suez sudah ada saat itu tentunya Vasco da Gama bisa lebih cepat mencapai India. Begitu pula dengan para penjelajah lain, sebelum maupun sesudahnya. 

Nasib Bartolomeus Diaz, penjelajah asal Portugis lain, malah lebih tragis. Diaz yang berlayar sebelum Vasco da Gama harus berhenti di Tanjung Harapan, Afrika Selatan pada tahun 1488.

Rute pelayaran Vasco da Gama via Cape of Good Hope. Sumber: www.myaptitute.in
Rute pelayaran Vasco da Gama via Cape of Good Hope. Sumber: www.myaptitute.in
Sejak dibuka pada tahun 1869, Terusan Suez pun menjadi rute pelayaran laut paling sibuk dari Laut Mediterania ke Laut Merah dan terus ke Lautan Hindia. 

Jalur Eropa ke Asia pun bisa ditempuh sekitar dua minggu lebih cepat. Pada tahun 2020, sebagai gambaran saja, Terusan Suez dilewati 18,500 kapal.

Sejatinya, kanal sudah dibuat sejak ribuan tahun lalu. Bahkan pada sekitar tahun 4000 SM sebuah kanal tertua ditemukan di Mesopotamia (kini Irak). Namun, saat itu hanya berfungsi sebagai irigasi. Pembangunan kanal atau terusan kian berkembang seiring kemajuan peradaban manusia. Dan terusan pun kian penting secara ekonomi, ketika berhasil memotong rute pelayaran yang panjang menjadi kian pendek.

Terusan Suez dibangun oleh Suez Canal Company yang didirikan Ferdinand de Lesseps, seorang mantan diplomat Prancis, pada tahun 1858. 

Projek raksasa ini dikerjakan pada tahun tahun 1859 di Tanah Genting Suez yang membelah benua Afrika dan Asia. Tanah genting adalah celah sempit di antara dua lautan dan memang ideal sebagai lokasi membangun sebuah terusan.

Data grafis Terusan Suez. Sumber: Suez Canal Authority / www.visualcapitalist.com
Data grafis Terusan Suez. Sumber: Suez Canal Authority / www.visualcapitalist.com
Konon sekitar 1.5 juta tenaga kerja dari berbagai negara dikerahkan untuk menggali terusan ini. Ribuan di antaranya meninggal karena kolera dan berbagai penyakit lainnya. 

Namun, pada tanggal 17 November 1869, Terusan Suez pun diresmikan. Sejarah terusan ini pun sangat berliku. Krisis Suez bahkan menimbulkan krisis politik yang melibatkan banyak negara, termasuk Prancis, Inggris dan tentu saja Mesir

Dengan panjang 193.3 km saat ini, mulai dari Port Said hingga Port Tawfik-Suez, Terusan Suez bukanlah terusan terpanjang di dunia. 

Bandingkan dengan Grand Canal di China yang membentang sepanjang 1,776 km dari Hangzhou hingga Beijing. 

Akan tetapi, peranan Suez secara ekonomi tentu saja jauh lebih penting. Inilah rute yang selalu dilewati kapal-kapal berukuran raksasa, baik kapal peti kemas, maupun kapal tanker minyak.

Sebagai terusan tanpa pintu air (lock), Terusan Suez hanya memiliki satu jembatan yang membentang di atasnya, yakni Mubarak Peace Bridge atau Al Salam Bridge. 

Jembatan dengan panjang 3.9 km dan tinggi 154 meter tersebut melintang di atas Terusan Suez dan menghubungkan benua Afrika dan Asia.

Jembatan Al Salam- Terusan Suez. Sumber: Aashay Baindur / wikimedia
Jembatan Al Salam- Terusan Suez. Sumber: Aashay Baindur / wikimedia
Sebelumnya, Terusan Suez pernah memiliki El Ferdan Railway Bridge, yaitu sebuah jembatan kereta api berbentuk 'swing bridge' atau jembatan yang bisa dibuka. Namun, jembatan ini sudah tidak digunakan sejak tahun 2015.

Selain itu, di sisi selatan Suez, terdapat sebuah terowongan di bawah terusan yang selalu sibuk dilewati kendaraan yang melintas dari Kairo, ibu kota Mesir, menuju kawasan pegunungan Sinai. 

Inilah Al Shahid Ahmed Hamdi Tunnel sepanjang 1,640 meter yang pernah penulis lewati dalam sebuah perjalanan panjang dari kota Kairo menuju St. Catherine di Sinai.

Meskipun tidak sesibuk Suez, terusan terkenal lainnya di benua Amerika, yakni Panama Canal atau Terusan Panama, tidak kalah penting dalam jalur pelayaran dunia. 

Bayangkan saja, terusan ini telah memperpendek rute pelayaran dari Lautan Atlantik ke Lautan Pasifik sekitar 15,000 km, tanpa perlu memutari Cape Horn- Chile yang berada nun jauh di ujung paling selatan benua Amerika.

Rute via Terusan Panama dan rute biasa. Sumber: www.seahistory.org
Rute via Terusan Panama dan rute biasa. Sumber: www.seahistory.org
Terusan Panama adalah sebuah terusan sepanjang 82 km yang memotong Istmus of Panama atau Tanah Genting Panama sehingga rute pelayaran yang begitu jauh dari sisi Laut Karibia – Atlantik ke wilayah Lautan Pasifik menurun drastis. Terusan ini sekaligus membelah benua Amerika menjadi Amerika Utara dan Amerika Selatan.

Mulai dibangun tahun 1881 oleh Ferdinand de Lesseps dari Prancis, projek ini terpaksa dihentikan karena berbagai penyakit yang menyerang para pekerja pada tahun 1893. 

Selanjutnya, setelah membantu Panama merdeka dari Kolombia, AS kemudian meneruskan pembangunannya pada tahun 1904 di bawah pimpinan Theodore Roosevelt, Presiden AS saat itu. Dan akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1914, Terusan Panama pun dibuka.

AS terus menguasai Terusan Panama dan wilayah sekitarnya sampai 31 Desember 1999. Kini Terusan Panama berada di bawah kontrol Otoritas Terusan Panama, sebuah badan yang dibentuk Pemerintah Panama untuk mengelola terusan ini. Setiap tahun diperkirakan sekitar 15,000 kapal melewatinya.

Kapal pesiar Disney di Terusan Panama. Sumber: AP / www.cntraveler.com
Kapal pesiar Disney di Terusan Panama. Sumber: AP / www.cntraveler.com
Berbeda dengan Suez, Terusan Panama dibangun dengan sistem pintu air atau ‘lock’. Sistem pintu air ini memungkinkan kapal ‘diangkat’ dan ‘diturunkan’ sesuai dengan ketinggian permukaan kanal maupun danau buatan yang berbeda. 

Danau Gatun, misalnya, adalah salah satu danau buatan yang dibangun untuk mengurangi pekerjaan ekskavasi terusan. Permukaan danau ini berada 26 meter di atas permukaan laut.

Dengan keunikan inilah rute perjalanan melalui Terusan Panama juga merupakan salah satu rute kapal pesiar yang cukup populer. 

Tidak itu saja, sistem rekayasa teknik yang canggih di Terusan Panama menempatkannya sebagai salah satu dari “Seven Wonders of the Modern World” dari Perhimpunan Insinyur Sipil AS.

Terusan lain yang tidak kalah penting bagi pelayaran terletak di wilayah utara Eropa. Persisnya di wilayah Jerman utara yang disebut Kiel CanalTerusan yang membentang sepanjang 98 km ini menghubungkan Laut Utara dan Laut Baltik. 

Terusan ini memotong rute perjalanan laut sekitar 460 km lebih pendek dibandingkan rute alternatif dengan mengitari Semenanjung Jutland di Denmark.

Kiel Canal di Jerman. Sumber: A.G.E. Fotostock/ Britannica.com
Kiel Canal di Jerman. Sumber: A.G.E. Fotostock/ Britannica.com
Kiel Canal, yang sebelumnya dikenal sebagai “Kaiser-Wilhelm-Kanal” adalah terusan air tawar yang berada di negara bagian Schleswig-Holstein, Jerman. 

Selesai pada tahun 1895, terusan ini kemudian diperlebar dan menghubungkan Laut Utara dan Laut Baltik. Dari kota Brunsbüttel sampai kota Kiel-Holtenau.

Selain terusan berskala besar, banyak wisatawan tidak melewatkan kesempatkan mengagumi Terusan Korintus yang menawan di negeri Yunani. 

Terusan kecil ini dibangun tahun 1881-1893 menembus tanah genting Korintus dan memisahkan semenanjung Peloponnesus dengan daratan Yunani. Terusan ini juga sekaligus menghubungkan Teluk Korintus dengan Teluk Saronikos di Laut Agean.

Terusan Korintus, Yunani. Sumber: koleksi pribadi
Terusan Korintus, Yunani. Sumber: koleksi pribadi
Meskipun bukan sebuah terusan berskala besar dan penting secara ekonomi, tetapi terusan sepanjang 6.3 km dan lebar 21.4 meter ini pun sangat menarik. Setidaknya memberikan ide bagi wisatawan yang mengunjunginya bagaimana fungsi sebuah terusan bagi pelayaran laut.

Tentu saja masih banyak terusan atau kanal lainnya yang juga sangat terkenal di dunia. Baik di wilayah Amerika, Eropa, hingga Asia. Di antaranya, Erie Canal di negara bagian New York AS, Rhine-Main-Danube Canal di Eropa, dan lain-lain.

Namun, jika berbicara terusan kapal yang umumnya digunakan untuk mempercepat pelayaran kapal, maka nama-nama terusan di atas semestinya sudah cukup mewakili. 

Terusan di atas bukan sekadar kanal biasa, tetapi menghubungkan dua wilayah laut yang penting. Ataukah ada yang terlewat? Ah, nanti kita bercerita lagi ya. :)

***

Kelapa Gading, 27 Maret 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3

Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun