Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Inilah "Dome of the Rock" yang Kerap Disangka Masjid Al-Aqsa

14 Maret 2021   18:02 Diperbarui: 16 Maret 2021   16:29 3902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama kota Jerusalem dari Bukit Zaitun. Sumber: koleksi pribadi

Pemeriksaan di pintu ini sangat ketat. Kompleks Al-Aqsa selama ini berada di bawah pengelolaan sebuah Lembaga Wakaf Islam yang dipimpin oleh Pemerintahan Yordania dan Palestina.

Al-Aqsa sejatinya adalah nama kompleks seluas 14.4 hektar yang terletak di kota lama Jerusalem. Persisnya, berada di Temple Mount (Bukit Bait Suci) yang dulunya diyakini sebagai tempat berdirinya Bait Suci Kedua yang sangat disucikan umat Yahudi. Dan di lokasi yang sama ini, kaum Yahudi juga percaya sebagai tempat berdirinya Bait Suci Pertama yang dibangun Nabi Sulaiman pada tahun 1000 SM.

Akan tetapi, Bait Suci Pertama dirobohkan oleh Raja Nebukadnezar II dari Babilonia pada tahun 586 SM, ketika pasukannya menguasai Jerusalem. Sedangkan Bait Suci Kedua yang dibangun Raja Herodes dihancurkan oleh bangsa Romawi di era kekuasaan Kaisar Titus pada tahun 70 Masehi.

Peziarah di pelataran Dome of the Rock. Sumber: koleksi pribadi
Peziarah di pelataran Dome of the Rock. Sumber: koleksi pribadi
Dengan latar belakang sejarah seperti itu, kompleks ini pun tak pelak lagi menjadi tempat yang sangat suci dan dimuliakan selama ribuan tahun oleh pemeluk Agama Yahudi (Yudaisme), Kristen dan Islam. Dan di sinilah kita akan menemukan dua bangunan penting saat ini, yakni Dome of the Rock dengan kubah berwarna emas dan Masjid Al-Aqsa dengan ciri khas kubah timahnya yang berwarna abu-abu.

Beberapa literatur membedakan nama Kompleks Al-Aqsa ini dengan Masjid Al-Aqsa itu sendiri. Masjid ini resminya disebut Jami'Al-Aqsa atau Masjid Al-Qibli. Namun demikian, selama bertahun-tahun, masjid  berkapasitas 5,000 jemaah ini lebih dikenal sebagai Masjid Al-Aqsa.

Masjid Al-Aqsa (Jami Al-Aqsa). Sumber: koleksi pribadi
Masjid Al-Aqsa (Jami Al-Aqsa). Sumber: koleksi pribadi
Berbagai buku panduan wisata, seperti "Insight Guide Yerusalem" terbitan APA Publications maupun "Jerusalem & The Holy Land" karya DK Travel Guide, pun menyebut masjid suci itu sebagai Masjid Al Aqsa. Dan nama ini secara spesifik merujuk ke Jami Al-Aqsa atau Masjid Al-Qibli.

Dan boleh jadi itulah penyebab terjadinya kekeliruan itu selama ini. "Dome of the Rock" yang berada di dalam Kompleks Al-Aqsa pun kerap disangka Masjid Al-Aqsa (Jami Al-Aqsa). 

Kekeliruan nama ini bukan hanya terjadi di konten sahabat Kompasianer yang banyak mengunggahnya. Kekeliruan yang sama juga muncul di banyak artikel dari media arus utama lainnya.

"Dome of the Rock" telah lama diakui sebagai bangunan dengan gaya arsitektur Islam tertua yang masih ada di dunia. Awalnya, bangunan ini didirikan pada masa Khalifah Abdul Malik dari Dinasti Umayyah pada sekitar tahun 687 dan selesai antara tahun 691-92. Kubah aslinya runtuh akibat gempa bumi pada tahun 1015, lalu dibangun kembali antara tahun 1022-23.

Kubah berlapis emas dan dinding berlapis keramik Ottoman. Sumber: koleksi pribadi
Kubah berlapis emas dan dinding berlapis keramik Ottoman. Sumber: koleksi pribadi
Gaya arsitektur serta mosaik yang digunakan mengikuti tradisi arsitektur khas Byzantium yang pernah berkembang pesat di era Kaisar Romawi Justinian. Akan tetapi, tampilan luar bangunan indah ini berubah di era kekaisaran Ottoman. 

Sultan Suleyman (1520-1566) yang sangat terkenal itu mengganti mosaik dengan keramik berwarna khas Ottoman yang menawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun