Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Skandal Watergate, Pulitzer, dan Oscar

9 Maret 2021   08:52 Diperbarui: 10 Maret 2021   11:49 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelantikan Nixon sebagai Presiden AS yg kedua kalinya pada tahun 1973. Sumber: Ollie Atkins / wikimedia
Pelantikan Nixon sebagai Presiden AS yg kedua kalinya pada tahun 1973. Sumber: Ollie Atkins / wikimedia
Pada tanggal 20 Januari 1973, Richard Nixon pun dilantik untuk kedua kalinya sebagai Presiden AS di Gedung Capitol, Washington, DC. Namun, pelantikan itu tidak menghentikan investigasi kasus Watergate. Apalagi sejak kasus penangkapan di kantor DNC, koran ternama "The Washington Post" makin aktif menyelidiki skandal ini.

Adalah dua jurnalis muda The Washington Post, yakni Carl Bernstein dan Bob Woodward yang ditugaskan untuk menginvestigasi kasus Watergate. Dari bukti awal yang ditemukan polisi di tangan lima penyusup, termasuk sebuah buku alamat yang ditemukan di kamar Bernard Barker di sebuah kamar di Hotel Watergate, kedua jurnalis ini pun melakukan investigasi.

Buku alamat salah satu penyusup yg ditemukan di kamar Hotel Watergate. Sumber: US National Archives and Records Administration / wikimedia
Buku alamat salah satu penyusup yg ditemukan di kamar Hotel Watergate. Sumber: US National Archives and Records Administration / wikimedia
Mulai dari mewawancari staf kampanye level bawah yang dibujuk untuk mengungkapkan kebenaran di balik tindakan atasan mereka. Lalu menghubungkan satu temuan dengan temuan berikutnya. Dan akhirnya keduanya mulai menemukan jejak aliran dana dari tim kampanye Nixon ke rekening para penyusup.

Pada tanggal 19 Juni 1972, Washington Post mulai menurunkan berita yang mengaitkan kasus penangkapan dengan GOP (Grand Old Party), julukan Partai Republik. Salah seorang yang ditangkap adalah Koordinator Keamanan untuk CREEP (Committee to Re-elect the President). Sang tertuduh, James W. McCord Jr, juga pernah bekerja di CIA (Central Intelligence Agency).

Hasil investigasi lebih lanjut makin menguak tabir yang menutupi kasus ini. Penyadapan di kantor DNC sesungguhnya telah berlangsung sejak Mei 1972. Anggota CREEP menyusup ke kantor pusat lawan politiknya itu. Bukan hanya mencuri berbagai dokumen berstatus 'Top Secret', tetapi juga memasang alat penyadap telepon. Namun, dikarenakan alat penyadap tersebut tidak bekerja dengan baik, maka mereka pun mengirim lima penyusup yang akhirnya tertangkap basah pada tanggal 17 Juni 1972.

Bob Woodward & Carl Bernstein. Sumber: Bettmann/ getty via www.newyorker.com
Bob Woodward & Carl Bernstein. Sumber: Bettmann/ getty via www.newyorker.com
Carl Bernstein dan Bob Woodward, dua wartawan yang sangat gigih, kembali menunjukkan bukti keterlibatan tim kampanye Nixon lewat artikelnya di The Washington Post tanggal 1 Agustus 1972. "Bug Suspect Got Campaign Funds". Sebuah cek senilai $25,000 yang didepositokan ke rekening salah satu penyusup rupanya cek yang diperuntukkan untuk CREEP.

Dan yang paling menarik dari proses investigasi oleh kedua reporter harian The Washington Post itu adalah narasumber rahasia yang disebut "Deep Throat". Tokoh misterius inilah yang ikut membocorkan keterlibatan pemerintahan Nixon secara lebih gamblang. Dari bocoran rahasia itu jugalah, Bernstein dan Woodward bersama-sama menulis seri artikel skandal Watergate. Deep Throat sendiri belakangan diketahui adalah W. Mark Felt, mantan Direktur FBI antara tahun 1971 -- 1973.

Meskipun bukti keterlibatan staf Gedung Putih dan CREEP telah menyebabkan pengunduran diri orang-orang kepercayaannya, Richard Nixon tetap merasa tidak bersalah. Dia bahkan mengatakan, "I'm not a crook" (Saya bukan seorang bajingan), seperti yang ditulis The Washington Post dan berbagai media ternama lainnya pada tanggal 17 November 1973.

Namun, Nixon tidak mampu mengelak lagi setelah Mahkamah Agung memerintahkan Gedung Putih untuk  menyerahkan semua bukti percakapan, termasuk rekaman percakapan di Oval Office, ruang kerja sang presiden. Hasilnya, Nixon jelas terlibat skandal Watergate. Sang presiden pun dituduh menghalangi proses hukum (obstruction of justice) dan terancam pemakzulan.

Pada tanggal 8 Agustus 1974, Presiden Richard Nixon akhirnya meletakkan jabatannya sebagai presiden AS dan kemudian digantikan Gerard R. Ford. Nixon pun tercatat dalam sejarah AS sebagai presiden pertama AS yang mengundurkan diri.

Nixon mengundurkan diri sebagai Presiden AS. Sumber: www.washingtonpost.com
Nixon mengundurkan diri sebagai Presiden AS. Sumber: www.washingtonpost.com
Harian "The Washington Post", yang biasa disebut "The Post", bisa dibilang ikut menjatuhkan Richard Nixon. Melalui investigasi dan pemberitaan yang dilakukan dua wartawannya, Bernstein dan Woodward, harian berpengaruh ini tetap konsisten menjaga independensinya, meskipun mengalami tekanan luar biasa selama skandal Watergate diselidiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun