Jika novel-novel sebelumnya berlatar sejumlah kota di Eropa, maka kali ini Dan Brown membawa pembacanya ke Washington, DC, ibu kota negara adidaya AS.Â
Dan jika sebelumnya, Brown menghubungkan kisahnya dengan kelompok Illuminati, dan lain-lain, maka kali ini sang novelis malah menghubungkan kisahnya dengan organisasi persaudaraan Freemansory. Â
Washington DC tentu saja sebuah kota yang sangat menarik. Sebuah ibu kota baru yang dinamai sama dengan George Washington, presiden pertama AS. Dan di kota inilah kembali Dan Brown mengajak "beriwisata" lewat novelnya.Â
Ada kunjungan ke Gedung Capitol, Library of Congress, Monumen Washington, Katedral Nasional Washington, The House of the Temple dan Freedom Plaza.
Baca juga: "Washington DC, Ibukota Politik Dunia"
Novel selanjutnya, yakni "Inferno" (2013), juga tidak kalah sukses. Malah novel ini yang kemudian difilmkan lebih cepat, bukan "The Lost Symbol"Â yang rencana pembuatan film-nya justru dibatalkan. Sementara bagi penulis sendiri, perjalanan wisata di novel ini termasuk yang paling atraktif.
Dengan masih tetap mengikuti jejak petualangan Langdon, simbolog jenius dari Universitas Harvard, kali ini Brown mengantar pembacanya ke tiga kota, yang telah lama menjadi destinasi wisata kelas dunia. Dua di Italia, yakni Florence dan Venice. Dan yang ketiga adalah Istanbul, sebuah kota terbesar dan paling terkenal di Turki.
Prolog novel ini, dan tentunya makin dramatis di film, sudah menghentak dengan bunuh dirinya Bertrand Zobrist, ilmuwan rekaan Dan Brown, yang terjun dari menara Badia Fiorentina, sebuah gereja dari abad ke-10 di pusat kota tua Florence. Â
Adegan tidak kalah menariknya, yaitu aksi kejar-kejaran yang dimulai dari Taman Boboli, hingga ke dalam Palazzo Vecchio. Taman yang indah serta interior istana yang menakjubkan.Â