Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Negara-negara Tanpa Rute Penerbangan Domestik

24 Februari 2021   08:51 Diperbarui: 26 Maret 2022   20:50 2093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singapore Airlines. Sumber: Vincenzo Pace/ www.jfkjets.com
Singapore Airlines. Sumber: Vincenzo Pace/ www.jfkjets.com
Sejak mengangkasa pertama kali secara komersial pada tahun 1972, Singapore Airlines terus menimbulkan decak kagum. Maskapai yang begitu populer dengan "Singapore Girl" yang digunakan sebagai figur utama dalam membangun jenama korporat (corporate branding) sangat sukses membangun reputasinya.

Selain terkenal dengan armadanya yang selalu berusia muda, SIA juga begitu kondang dalam layanan di atas pesawat (in-flight service). Dan maskapai ini juga selalu berusaha menjadi yang terdepan dalam berbagai hal, termasuk maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat superjumbo A-380 pada tahun 2007 silam.

Namun, sejak dunia dilanda pandemi covid-19 setahun terakhir ini, restriksi perjalanan terjadi di mana-mana. Pembatasan perjalanan antar negara pun berimbas ke bisnis penerbangan. SIA yang memiliki sekitar 139 pesawat pun terpaksa mengandangkan sebagian besar armadanya.

Singapore Airlines memang tidak punya pilihan lain. Maskapai ini sama sekali tidak memiliki rute penerbangan dalam negeri. Jika negara-negara tujuan penerbangannya ditutup, maka SIA pasti makin merana. Bagaimana SIA bisa memiliki rute domestik, jika luas negara Singapura hanya sekitar 728 km persegi.

Singapore Airlines. Sumber: www.singaporeair.com
Singapore Airlines. Sumber: www.singaporeair.com
Dari ujung paling barat pulau ke ujung timur pulau hanya memerlukan waktu sekitar satu jam perjalanan darat. Sebagai contoh, dari kawasan Raffles Marina di ujung paling barat Singapore ke bandara Changi yang terletak di ujung timur pulau, hanya berjarak sekitar 50 km. Dengan jarak seperti itu, baru saja take off, pesawat sudah harus bersiap mendarat kembali.

Tanpa rute penerbangan domestik, maka Singapore Airlines, Qatar, Emirates, Etihad dan lain-lain hanya bisa berharap agar semua pintu gerbang internasional tetap dibuka. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dan di saat ini, ternyata "rute domestik" bisa lebih berharga daripada hanya mengandalkan "rute internasional".

Hm, jadi rindu terbang lagi....

***

Kelapa Gading, 24 Februari 2021
Oleh : Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3, 4
Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun