Bukan tanpa alasan Palembang pernah ditunjuk sebagai tuan rumah salah satu ajang olahraga paling bergengsi di Asia. Tidak juga percuma kota ini menyandang nama sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Palembang memang memiliki hampir segalanya sebagai destinasi wisata olahraga, budaya, sejarah dan kuliner yang layak dikunjungi. Ayo, kito ke Palembang!Â
Siapa yang belum kenal Palembang? Ibukota Provinsi Sumatra Selatan ini tentunya sudah sangat kondang di bumi nusantara. Tidak saja di era terkini, tetapi jauh sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Bahkan kota berjuluk "Kota Pempek" ini diakui sebagai salah satu kota tertua di Asia Tenggara, sejajar dengan kota tua lainnya seperti Luang Prabang di Laos.
Kota ini pun kini kian mudah diakses. Bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II melayani hampir semua maskapai penerbangan nasional. Selain itu, kota Palembang pun kini mudah dicapai lewat jalan darat. Apalagi setelah diresmikannya Jalan Tol Trans Sumatra dari Bakauheni ke Palembang pada bulan November 2019 lalu.
Sejarah Palembang, ibukota provinsi Sumatra Selatan tidak terlepas dari sejarah gilang gemilang Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Ketika Sriwijaya berjaya dari abad ke 9 hingga abad 11, Palembang adalah ibukotanya. Saat itu kerajaan ini menguasai jalur perdagangan penting di belahan barat kepulauan Indonesia, termasuk Selat Malaka yang sangat strategis.
LRT Palembang adalah LRT pertama di Indonesia. LRT yang mulai beroperasi pada 1 Agustus 2018 lalu itu menghubungkan bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olaharaga Jakabaring. Di kompleks ini juga terdapat Stadion Gelora Sriwijaya, kandang Sriwijaya FCÂ yang berjuluk "Laskar Wong Kito".
Meskipun demikian, industri pariwisata di Bumi Sriwijaya harus diakui belum berkembang seperti yang diharapkan. Tahun 2018, misalnya, Palembang hanya dikunjungi sekitar 2.1 juta wisatawan, termasuk sekitar 12 ribu wisatawan mancanegara. Tahun 2019 pun tidak ada perkembangan signifikan. Padahal, jika melihat potensi wisata yang dimiliki, maka Palembang seharusnya mampu menjaring lebih banyak wisatawan.
Seperti kota-kota sungai lainnya di dunia, atraksi wisata utama di kota Palembang berada di sepanjang sungai Musi yang membelah kota Palembang menjadi dua. Sungai sepanjang 750 km dari Kepahiang di Bengkulu dan bermuara di Selat Bangka, sejak zaman Sriwijaya memang sudah terkenal sebagai sarana transportasi utama di kota ini.
Salah satu lambang kota yang membuat kota Palembang kian memesona adalah Jembatan Ampera yang mengagumkan. Jembatan cantik ini membentang sepanjang 1,117 meter di atas Sungai Musi, menghubungkan dua kawasan di Palembang, yakni Seberang Ulu dan Seberang Ilir.
Menariknya, sesuai dengan desain konstruksi, awalnya bagian tengah jembatan bisa diangkat dengan peralatan mekanis. Kapal-kapal dengan ketinggian tertentu pun bisa melewatinya. Akan tetapi, sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian jembatan sudah tidak dilakukan lagi.
Konon kabarnya Bung Karno mendapatkan inspirasi dari Tower Bridge, sebuah jembatan ternama di London yang dibangun tahun 1886. Bagian tengah jembatan indah itu memang bisa buka tutup. Bedanya, Tower Bridge masih tetap terawat dengan baik dan hingga kini masih bisa buka-tutup.
Masih di sekitar Jembatan Ampera dan Sungai Musi, ada beberapa objek wisata budaya dan sejarah yang layak dikunjungi, antara lain Benteng Kuto Besak, Masjid Agung Palembang dan Kampung Kapitan.
Benteng yang masih terlihat kokoh ini ini kini ditempati Kodam II Sriwijaya. Sedangkan area di depan benteng telah dibangun sebuah alun-alun yang menjadi tempat hiburan terbuka bagi masyarakat Palembang. Dari kawasan ini juga Anda bisa menikmati keindahan Sungai Musi serta pesona Jembatan Ampera, khususnya jelang sunset.Â
Tidak jauh dari Benteng Kuto Besak atau hanya sekitar 300 meter, kita bisa mengagumi keindahan arsitektur Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I atau biasa disebut Masjid Agung Palembang. Masih mau ikut, bukan? Yuk, jalan kaki saja ya.
Sedangkan pengaruh arsitektur Tiongkok bisa dilihat pada bagian atap masjid utama. Pada bagian atap berbentuk limas itu terdapat jurai menyerupai tanduk kambing yang melengkung. Bentuk melengkung dan lancip adalah ciri khas bentuk atap klenteng.
Di depan Masjid Agung atau persis di ujung jalan menuju Jembatan Ampera, ada salah satu spot foto menarik. Apalagi bagi yang suka menabung koleksi foto instagrammable. Inilah Bundaran Air Mancur Palembang. Sebuah bundaran ikonik yang tampil layaknya Bundaran Tugu Selamat Datang di depan Hotel Indonesia Jakarta.
Kampung Kapitan adalah sebuah kawasan cagar budaya yang bersejarah. Terletak di tepi sungai Musi tepat di sisi barat jembatan Ampera, kawasan ini dikenal sebagai pemukiman pertama etnis Tionghoa di Palembang sejak masa penjajahan Belanda.
Nama "Kapitan" sendiri berkaitan dengan adanya rumah tiga perwira pada masa itu. Di zaman Belanda, Kapitan adalah gelar untuk para petinggi di kalangan masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara.
Kampung Kapitan ini sudah dibangun sejak abad ke 16. Namun, seiring berjalannya waktu, dari bekas pemukiman tua ini hanya tersisa dua rumah bernuansa Tionghoa yang kini dijadikan cagar budaya.
Selain memiliki Klenteng Hok Tjing Rio dan Pagoda berlantai 9 yang sangat instagrammable, pulau bersejarah ini juga dibalut sebuah kisah legenda yang menarik. Legenda tentang kisah cinta antara Tan Bun An, seorang saudagar dari Negeri Tiongkok dengan Siti Fatimah, seorang putri Kerajaan Palembang. Kisah cinta mereka bahkan dituliskan di sebuah batu di samping klenteng.
Di samping objek-objek wisata ternama di atas, Palembang juga masih memiliki beberapa atraksi wisata lainnya, seperti Masjid Cheng Ho, Museum Balaputradeva, Klenteng Soei Goeat Kiong dan Bukit Siguntang. Namun, jika masih ada waktu tersisa, tidak ada salahnya ikut berburu kuliner khas di kota ini.
Pempek tentunya menjadi yang paling terkenal. Puluhan jenama kondang bersaing menjaring pelanggan, seperti Pempek Pak Raden, Candy, Lenny, dan lain-lain. Ketenaran pempek segera terlihat ketika check in di bandara untuk bersiap pulang ke Jakarta. Puluhan dus oleh-oleh yang dibawa wisatawan hampir semuanya adalah dus dengan nama berbagai pempek terkenal di kota itu. :)
Palembang memang serba lengkap. Dan suatu saat ketika pandemi telah berlalu, jangan ragu untuk menempatkan kota ini sebagai pilihan perjalanan wisatamu. Yuk, kito ke Palembang!
Kelapa Gading, 8 Februari 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Referensi: 1
Catatan: Foto-foto yg digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali 1 foto di Kampung Kapitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H