Kampung Kapitan adalah sebuah kawasan cagar budaya yang bersejarah. Terletak di tepi sungai Musi tepat di sisi barat jembatan Ampera, kawasan ini dikenal sebagai pemukiman pertama etnis Tionghoa di Palembang sejak masa penjajahan Belanda.
Nama "Kapitan" sendiri berkaitan dengan adanya rumah tiga perwira pada masa itu. Di zaman Belanda, Kapitan adalah gelar untuk para petinggi di kalangan masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara.
Kampung Kapitan ini sudah dibangun sejak abad ke 16. Namun, seiring berjalannya waktu, dari bekas pemukiman tua ini hanya tersisa dua rumah bernuansa Tionghoa yang kini dijadikan cagar budaya.
Selain memiliki Klenteng Hok Tjing Rio dan Pagoda berlantai 9 yang sangat instagrammable, pulau bersejarah ini juga dibalut sebuah kisah legenda yang menarik. Legenda tentang kisah cinta antara Tan Bun An, seorang saudagar dari Negeri Tiongkok dengan Siti Fatimah, seorang putri Kerajaan Palembang. Kisah cinta mereka bahkan dituliskan di sebuah batu di samping klenteng.
Di samping objek-objek wisata ternama di atas, Palembang juga masih memiliki beberapa atraksi wisata lainnya, seperti Masjid Cheng Ho, Museum Balaputradeva, Klenteng Soei Goeat Kiong dan Bukit Siguntang. Namun, jika masih ada waktu tersisa, tidak ada salahnya ikut berburu kuliner khas di kota ini.
Pempek tentunya menjadi yang paling terkenal. Puluhan jenama kondang bersaing menjaring pelanggan, seperti Pempek Pak Raden, Candy, Lenny, dan lain-lain. Ketenaran pempek segera terlihat ketika check in di bandara untuk bersiap pulang ke Jakarta. Puluhan dus oleh-oleh yang dibawa wisatawan hampir semuanya adalah dus dengan nama berbagai pempek terkenal di kota itu. :)
Palembang memang serba lengkap. Dan suatu saat ketika pandemi telah berlalu, jangan ragu untuk menempatkan kota ini sebagai pilihan perjalanan wisatamu. Yuk, kito ke Palembang!
Kelapa Gading, 8 Februari 2021