Aerion, yang juga disokong Boeing dan GE Aviation, telah mematok harga pesawat supersonik AS2 buatannya sekitar AS$120 juta. Mahal? Tentu saja. Tetapi, jangan lupa kecanggihan yang ditawarkan pesawat berkapasitas 8-12 penumpang ini.
Teknologi ini memungkinkan pesawat bisa melintas dengan kecepatan supersonik di atas daratan tanpa menimbulkan suara menggelegar yang disebut "sonic boom". Suara bising yang sangat memekakkan telinga itu mampu dibelokkan kembali ke atmosfir.
Sebagaimana diketahui, dampak suara "sonic boom" ini yang menyebabkan pesawat Concorde dulu dilarang terbang pada kecepatan supersonik di atas daratan, baik di AS maupun di Eropa.
Bahkan ada parameter yang ditetapkan oleh NEPA (National Environmental Policy Act) di AS yang harus dipatuhi. Pihak FAA (Federal Aviation Administration) pun ikut menjadikan dampak lingkungan sebagai salah satu kriteria ketika mengevaluasi semua pesawat supersonik.
Jika AS2 buatan Aerion dengan kapasitas kecil sepertinya lebih menyasar ke kebutuhan korporasi dan individu super kaya sebagai jet pribadi, maka lain lagi dengan Boom Supersonic yang berbasis di kota Denver - Colorado, AS.
Dengan harga pasar sekitar 200 juta dolar, Boom Supersonic telah mencatat pesanan 10 pesawat dari Virgin Group dan 20 pesawat dari Japan Airlines.Â
Bisa diduga, Boom memang lebih diproyeksikan untuk penerbangan komersial. Meskipun kapasitas tempat duduknya masih di bawah Concorde yang memiliki 100 tempat duduk, tetapi kapasitas Boom jauh lebih besar dari calon pesaingnya yang ada saat ini.
Keunggulan Overture bukan hanya di kapasitas tempat duduk. Pesawat ini pun memiliki kecepatan mencengangkan di sekitar 2.2 mach / jam. Dengan kecepatan super ini, Overture sanggup melintasi rute New York - London dalam waktu hanya 3 jam 15 menit. Rekor yang hampir sama dengan pencapaian Concorde di masa lalu.