Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Dunia Menanti Kembalinya Era Pesawat Supersonik

2 Februari 2021   08:12 Diperbarui: 2 Februari 2021   13:10 2333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat supersonik Aerion & Boom. Sumber: Aerion & Boom / www.aerospaceamerica.aiaa.org

Hampir delapan belas tahun telah berlalu sejak pesawat supersonik Concorde terakhir kali mengudara dari bandara JFK di New York menuju bandara Heathrow - London. Di hari Jumat itu, 24 Oktober 2003 lalu, sebuah era seakan telah berakhir selamanya. Namun, siapa sangka, pesawat supersonik dalam dunia penerbangan sipil kini siap kembali mengangkasa.

Seperti dilansir situs aviasi "Simple Flying" belum lama ini, setidaknya ada tiga pabrikan pesawat yang sedang mengembangkan pesawat supersonik dengan spesifikasi berbeda. Kesamaannya hanya satu, yakni kecepatan supersonik yang mampu melaju melebihi kecepatan suara.

Sejarah pesawat supersonik tidak terlepas dari kisah Concorde, pesawat komersial berkecepatan supersonik pertama yang sangat legendaris. Sejak peluncuran perdananya pada 21 Maret 1969 hingga penerbangan terakhirnya pada 24 Oktober 2003 itu, Concorde telah mewarnai dunia aviasi global dengan berbagai sensasi.

Pesawat seharga 23 juta pound itu (harga pasar tahun 1977) memiliki kecepatan fantastis. Bayangkan saja, London - New York yang berjarak lebih dari 5,500 km dilahap dalam durasi sekitar 3 jam! Bandingkan dengan waktu tempuh maskapai reguler yang memerlukan waktu rata-rata 7 jam.

Kecepatan Concorde ketika melayang di atas Lautan Atlantik bisa mencapai 2.04 mach atau dua kali kecepatan suara. Mach adalah pengukuran kecepatan berdasarkan kecepatan suara. 1 mach sama dengan 1,225 km. Super sekali, bukan?

Pesawat Concorde di bandara CDG-Paris. Sumber: Alexander Jonsson/ wikimedia
Pesawat Concorde di bandara CDG-Paris. Sumber: Alexander Jonsson/ wikimedia
Namun, pesawat yang begitu sarat gengsi di era itu harus mengakhiri masa baktinya lebih cepat. Selain karena alasan meningkatnya biaya pemeliharaan, faktor merosotnya jumlah penumpang ikut menjadi penyebab utama pensiunnya Concorde. Sisa armada Concorde, baik milik Air France maupun British Airways, kini tersebar di berbagai museum dan bandara di beberapa kota di AS, Inggris, Prancis dan Barbados.

Era Concorde memang telah berakhir. Akan tetapi, era pesawat supersonik di industri penerbangan sipil kini kembali lagi. Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya satu, tetapi sekaligus ada tiga pabrikan pesawat di AS yang masing-masing sudah membidik pangsa pasar berbeda.

Salah satu calon penerus Concorde yang belum lama ini makin agresif mempersiapkan pesawat supersonik nya adalah pabrikan pesawat Aerion Supersonic yang berbasis di kota judi Reno, Nevada - AS.

Pesawat supersonik Aerion AS2. Sumber: www.asiatraveltips.com
Pesawat supersonik Aerion AS2. Sumber: www.asiatraveltips.com
Aerion yang sedang mempersiapkan pesawat supersonik AS2, sudah membangun markas besar terbarunya di kota Melbourne, di negara bagian Florida. Betul di Melbourne, Florida, yang berada sekitar 115 km di sebelah tenggara kota Orlando. Bukan Melbourne yang di Australia.

Paling tidak sekitar $300 juta yang digelontorkan Aerion untuk membangun Aerian Park di Melbourne, tidak jauh dari Orlando Melbourne International Airport. Kompleks seluas 110 hektar ini dibangun bak kampus yang terintegrasi. Baik untuk riset, desain, produksi, hingga penyelesain pesawat.

Aerion, yang juga disokong Boeing dan GE Aviation, telah mematok harga pesawat supersonik AS2 buatannya sekitar AS$120 juta. Mahal? Tentu saja. Tetapi, jangan lupa kecanggihan yang ditawarkan pesawat berkapasitas 8-12 penumpang ini.

Interior kabin yang mewah dari Aerion. Sumber: www.ge.com
Interior kabin yang mewah dari Aerion. Sumber: www.ge.com
Selain kecepatannya yang mencapai 1.4 mach atau lebih dari 1,700 km/ jam, pesawat ini memiliki fitur sangat inovatif yang disebut "boomless cruise". 

Teknologi ini memungkinkan pesawat bisa melintas dengan kecepatan supersonik di atas daratan tanpa menimbulkan suara menggelegar yang disebut "sonic boom". Suara bising yang sangat memekakkan telinga itu mampu dibelokkan kembali ke atmosfir.

Sebagaimana diketahui, dampak suara "sonic boom" ini yang menyebabkan pesawat Concorde dulu dilarang terbang pada kecepatan supersonik di atas daratan, baik di AS maupun di Eropa.

Bahkan ada parameter yang ditetapkan oleh NEPA (National Environmental Policy Act) di AS yang harus dipatuhi. Pihak FAA (Federal Aviation Administration) pun ikut menjadikan dampak lingkungan sebagai salah satu kriteria ketika mengevaluasi semua pesawat supersonik.

Jika AS2 buatan Aerion dengan kapasitas kecil sepertinya lebih menyasar ke kebutuhan korporasi dan individu super kaya sebagai jet pribadi, maka lain lagi dengan Boom Supersonic yang berbasis di kota Denver - Colorado, AS.

Pesawat supersonic Boom | Boom Technology via https://www.express.co.uk/
Pesawat supersonic Boom | Boom Technology via https://www.express.co.uk/
Pabrikan pesawat Boom Supersonic kini pun sedang berpacu untuk meluncurkan pesawat supersonik buatannya yang disebut "Overture". Hebatnya lagi, pesawat dengan kapasitas 55-75 tempat duduk itu bahkan sudah menerima puluhan 'pre-order' dari sedikitnya dua maskapai ternama dunia.

Dengan harga pasar sekitar 200 juta dolar, Boom Supersonic telah mencatat pesanan 10 pesawat dari Virgin Group dan 20 pesawat dari Japan Airlines. 

Bisa diduga, Boom memang lebih diproyeksikan untuk penerbangan komersial. Meskipun kapasitas tempat duduknya masih di bawah Concorde yang memiliki 100 tempat duduk, tetapi kapasitas Boom jauh lebih besar dari calon pesaingnya yang ada saat ini.

Keunggulan Overture bukan hanya di kapasitas tempat duduk. Pesawat ini pun memiliki kecepatan mencengangkan di sekitar 2.2 mach / jam. Dengan kecepatan super ini, Overture sanggup melintasi rute New York - London dalam waktu hanya 3 jam 15 menit. Rekor yang hampir sama dengan pencapaian Concorde di masa lalu.

Kabin pesawat Boom -Overture. Sumber: www.boomsupersonic.com
Kabin pesawat Boom -Overture. Sumber: www.boomsupersonic.com
Meskipun Boom Supersonic sendiri baru merencanakan uji model pesawat XB-1 di tahun ini dan penerbangan perdana diperkirakan berlangsung pada tahun 2025, tetapi Overture telah digadang-gadang bakal menjadi pesawat supersonik (komersial) tercepat di dunia.

Masih dari negeri Paman Sam AS, kali ini dari kota Boston - Massachusetts. Pabrikan pesawat jet lainnya yakni Spike Aerospace juga tidak mau kalah. Seperti bisa dilihat di laman situsnya, Spike Aerospace juga sedang bersiap meluncurkan pesawat jet bisnisnya dengan kecepatan supersonik.

Pesawat supersonik Spike-512 yang dijadwalkan mengangkasa pada tahun 2023 nanti berkapasitas antara  12-18 penumpang. Kabarnya, rute-rute populer yang dibidik armada Spike, antara lain New York - Dubai, Paris - Dubai, selain rute klasik New York - London. Ah, jangan tanya berapa harga tiketnya. Bisa selangit!

Ilustrasi digital kabin Spike-512. Sumber: www.spikeaerospace.com
Ilustrasi digital kabin Spike-512. Sumber: www.spikeaerospace.com
Dengan kecepatan mencapai 1.6 mach atau sekitar 1,900 km/ jam, maka bisa dibilang Spike mampu memangkas hingga setengah durasi perjalanan penerbangan regular lainnya. Dan itu sebabnya Spike pun tidak ragu menawarkan perjalanan bisnis dari New-York ke London dan kembali pada hari yang sama. Sensasional!

Kecepatan memang selalu menjadi daya tarik di dunia transportasi. Tidak hanya di darat, baik mobil maupun kereta cepat, tetapi juga di angkasa biru. Seakan sejalan dengan pemeo "Time is Money", semuanya ingin kian lekas mencapai tujuan. Bahkan kemewahan yang ditawarkan dalam kabin kelas satu pesawat superjumbo pun masih kurang sexy dibandingkan kecepatan spektakuler yang disodorkan pesawat supersonik. 

Baca juga: "A380 Menuju 'Aircraft Graveyard', Akhir Era Pesawat Superjumbo?"

Kini dunia menanti kembalinya era baru pesawat supersonik. Sebuah era yang membuat jarak perjalanan seakan kian pendek dari waktu ke waktu. Sebuah era dengan pesawat berukuran kecil yang boleh jadi sekaligus menandai berakhirnya era pesawat superjumbo yang kian ditinggalkan. Markitung! Mari kita tunggu. :)

Kelapa Gading, 2 Februari 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3, 4,
Catatan: Foto-foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun