Misalnya, soal ijin kerja, dan lain-lain. Bukan malah menawarkan suatu 'loophole' atau celah yang dapat dimanfaatkan dalam undang-undang. Atau menyiasati sebuah larangan lewat jalan belakang. Apalagi ajakan tersebut dilakukan di masa pandemi, ketika sudah jelas Indonesia masih tertutup untuk semua warga negara asing.
Pada dasarnya, sebuah buku yang ditulis, baik dicetak maupun hanya berupa e-book, dan apapun topik yang ditulis, seharusnya memberikan pencerahan yang baik ke semua pembacanya. Isinya harus dapat dipertanggung-jawabkan.Â
Bukan hanya soal destinasi wisata yang dikunjungi. Tidak hanya aneka kuliner yang layak dicicipi. Â Dan bukan semata hotel yang direkomendasi, dan lain-lain. Tetapi, buku yang sama juga harus mengajak pembaca atau calon wisatawan untuk ikut memahami budaya lokal, adat istiadat dan tentu saja semua aturan hukum yang berlaku di negara tersebut.
Jadi apakah ada yang tertarik membeli buku "Our Bali Life is Yours"? Mungkin saja, jika judulnya diganti menjadi "Our Bali Life is in Ruin"Â alias "Kehidupan kami di Bali sedang dalam kehancuran". Jelas sudah. Cuitannya hanya mengundang pihak Imigrasi kini mencarinya. :)
Kelapa Gading, 19 Januari 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H