Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

"Sunrise" yang Tak Pernah Ingkar Janji

7 Januari 2021   08:29 Diperbarui: 9 Januari 2021   08:16 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi nan dingin menggigit sampai ke tulang. Namun, arus pengunjung masih terus mengalir ke salah satu spot populer di punggung bukit Pananjakan ini. Kian berjejal, seakan semuanya ingin berada di baris terdepan. Tidak berapa lama kemudian, di ufuk timur tampak matahari mulai merekah. Bak bola emas raksasa menyembul dari perut bumi. Amboi, indahnya!

Atmosfer seperti itulah yang boleh jadi selalu menjadi harapan ratusan ribu wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Bromo sepanjang tahun. Pengunjung pun rela bangun subuh dan bergegas ke beberapa spot foto demi menunggu sunrise atau matahari terbit.  

Akan tetapi, tidak setiap saat kita beruntung mendapatkan panorama spektakuler itu. Harapan menyaksikan sang surya muncul di kaki langit kerap tidak terwujud. Dan itulah romantika sebuah perjalanan mengejar matahari terbit. Kadang sukses, sering juga tidak berhasil.

Alam memang menyimpan rahasianya sendiri. Meskipun kita sudah berusaha memilih waktu perjalanan di musim yang terbaik. Tetapi, tidak ada jaminan apapun untuk medapatkan sunrise nan cetar. Aplikasi cuaca apapun sekedar memprediksi. Bukan menggaransi. 

Memotret sunrise di Pantai Dewi Mandapa- Lampung. Sumber: koleksi pribadi
Memotret sunrise di Pantai Dewi Mandapa- Lampung. Sumber: koleksi pribadi
Matahari tentu saja selalu terbit. Itu suatu keniscayaan. Hanya kita yang tidak bisa melihatnya secara langsung. Baik karena terhalang mendung tebal, ataupun karena tertutup awan di garis horizon. Coba bayangkan saja andaikan matahari mogok terbit. Alamak! :)

Pengalaman berburu sunrise bukan hanya sekali. Di Bromo saja setidaknya sudah dua kali penulis ke sana untuk menunggu matahari terbit. Dan keduanya berujung sendu di hati. Sunrise yang ditunggu-tunggu sepertinya enggan menampakkan diri.

Namun, Bromo bukan hanya soal sunrise. Taman nasional inipun memiliki pesona lautan pasir dengan panorama Gunung Batok yang menarik. Belum lagi padang savananya yang menawan. 

Gak dapat sunrise, jadi fotoin ini saja. Sumber: koleksi pribadi
Gak dapat sunrise, jadi fotoin ini saja. Sumber: koleksi pribadi
Andaikata, Anda tidak menemukan sunrise di sana, tetap berusaha kreatif. Masih banyak spot lain yang bisa dinikmati. Jangan pernah biarkan kegagalan menyaksikan sunrise membuatmu patah hati. Hahaha.

Di suatu pagi yang sepi, penulis hanya bisa tepekur di puncak Candi Borobudur sambil memandang ke timur yang kelabu. Perjalanan panjang sejak subuh dari hotel yang nyaman di Yogyakarta hingga tiba di puncak Borobudur pun seakan sia-sia. 

Apalagi untuk mendapatkan akses naik ke sini pun tidak mudah. Harus membayar 'paket sunrise' yang lumayan mahal dari Hotel Manohara - Borobudur.

Tidak hanya penulis yang menunggu sunrise saat itu. Bersama belasan turis asing dan fotografer lainnya, kami telah menunggu di puncak Borobudur sejak jam 04.40-an pagi. Jauh sebelum pintu gerbang utama Borobudur dibuka untuk umum pada jam 06.00. 

Setelah sunrise yang gagal.... Sumber: koleksi pribadi
Setelah sunrise yang gagal.... Sumber: koleksi pribadi
Apakah kecewa? Tentu saja. Tetapi, beberapa saat kemudian, kekecewaan itupun sirna tersapu angin. Bagi para fotografer lanskap, kegagalan mendapatkan foto alam yang diharapkan bukanlah sesuatu yang baru. Tidak jarang seorang fotografer sampai berkali-kali datang ke tempat yang sama baru mendapatkan foto sunrise yang bagus.

Tanpa sunrise yang diharapkan, Borobudur masih tetap menakjubkan. Anda hanya perlu mencari sudut pengambilan yang tepat untuk membuat sebuah foto menarik di Candi Buddha terbesar di dunia ini. Dan boleh jadi, kegagalan di pagi itu adalah alasan yang bagus untuk nanti kembali lagi ke Borobudur. Seperti kata Jenderal Douglas MacArthur, “I shall return!”. 

Berburu sunrise (matahari terbit) memang lebih menantang dibandingkan memotret sunset (matahari terbenam). Selain harus bangun sangat pagi ketika sebagian orang masih terlelap, kita pun harus tahu posisi ideal untuk memotretnya. Jangan sampai ketika sunrise sedang beringsut naik, kita justru berada di spot yang salah. Bisa-bisa kena 'Panic attack'.

Sunrise di Pantai Sanur - Bali. Sumber: koleksi pribadi
Sunrise di Pantai Sanur - Bali. Sumber: koleksi pribadi
Selain wajib tahu waktu tepat terbitnya matahari, kita juga wajib mempelajari lokasi yang akan didatangi. Pantai Sanur di Bali, misalnya, dikenal sebagai spot ideal untuk memotret sunrise. Tetapi, di sisi yang mana? Apa POI (Point of Interest) yang bisa menjadi latar depan foto, ketika matahari mulai ke luar dari peraduannya? Bagaimana mencapainya? Dan berbagai pertanyaan lainnya.

Benjamin Franklin, salah satu tokoh pendiri negara AS, pernah mengatakan, "By failing to prepare, you are preparing to fail." Intinya, persiapan sangat penting. Dan di era kini, beberapa aplikasi digital akan sangat membantu proses perburuan sunrise itu. Mulai dari ramalan cuaca hingga kapan sunrise mulai muncul.

Soal waktu sunrise, contohnya. Kini banyak tersedia aplikasi yang bisa diunduh gratis dari Play Store. Salah satu di antaranya adalah "Sun Surveyor Lite" yang menampilkan detail waktu yang lengkap. Mulai dari Blue Hour, waktu Sunrise, hingga Golden Hour. Silakan lihat contoh tangkapan layarnya berikut ini.

Tangkapan layar dari aplikasi
Tangkapan layar dari aplikasi
Selain itu, pastikan Anda pun sudah mengunduh Google Map yang bisa membantu mengantarmu ke titik kordinat lokasi yang tepat. Atau setidaknya, membawamu ke spot yang diinginkan sesuai nama lokasi yang umumnya sudah terdaftar di aplikasi peta digital tersebut. Jangan sampai salah jalan dan terlambat tiba di lokasi. :)

Kembali ke perburuan sunrise lainnya, penulis sudah cukup sering menanti sunrise di beberapa pantai yang menghadap ke arah timur. Sebut saja, Pantai Kenjeran di Surabaya, Pantai Sanur di Bali, dan Pantai Dewi Mandapa di Lampung. Bisa dibilang setiap ada kesempatan ke Surabaya maupun Bali, penulis selalu menyempatkan mampir ke kedua pantai ini untuk memotret sunrise.

Pantai Kenjeran - Surabaya. Sumber: koleksi pribadi
Pantai Kenjeran - Surabaya. Sumber: koleksi pribadi

Tentu saja tidak harus dari pantai. Sunrise juga bisa dinikmati dan difoto dari berbagai spot lainnya. Misalnya saja, dari puncak Candi Borobudur tadi. Begitu pula dari lokasi lain, seperti di tepi Danau Bratan – Bali atau tepatnya dekat Pura Ulun Danu. Bahkan penulis pun pernah menunggu sunrise di tepi empang di desa Rammang-Rammang- Maros.

Baca juga: “Pesona Pagi di Rammang-Rammang”

Dalam suatu perburuan sunrise lainnya bersama sebuah Komunitas Fotografi, kami bahkan pernah dua pagi melewatkan waktu di Angkor Wat, Siem Reap - Kamboja tanpa hasil memuaskan. Perjalanan di bulan November saat itu memang kerap diiringi hujan. Bukan sunrise yang kami dapatkan, tapi “November Rain” yang rajin menyapa.

Akan tetapi, sama persis di kisah perburuan lainnya, kami tetap mencoba menikmati setiap momen yang ada di sekitar Angkor Wat yang merupakan salah satu “UNESCO World Heritage Site”

Ada yang mengabadikan berbagai sudut menarik kuil tersebut. Dan ada juga yang memotret anak-anak setempat ataupun para Biksu yang kebetulan ada di situ.

Langit kelabu di atas Angkor Wat. Sumber: koleksi pribadi
Langit kelabu di atas Angkor Wat. Sumber: koleksi pribadi
Itulah resiko yang sudah sepenuhnya disadari para pemburu foto alam seperti sunrise. Begitulah romantika perburuan foto para landscaper. Para fotografer lokal yang biasanya menemani memang bisa menyarankan waktu terbaik untuk memotret. Tetapi tidak ada jaminan apapun.

Jadi apapun hasilnya, tetap saja nikmati proses perjalanan itu dan setiap momen yang berlalu. Jangan pernah membatasi ‘kenikmatan perjalanan’ semata dari berapa banyak foto indah yang dihasilkan. Dan jangan biarkan suasana hatimu menjadi muram karena kegagalan memotret sunrise.

Sunrise yg tertutup awan. Sumber: koleksi pribadi
Sunrise yg tertutup awan. Sumber: koleksi pribadi
Pada dasarnya, peluang mendapatkan foto yang bagus terbentang luas di pagi hari. Tanpa sunrise sekalipun, bias matahari pagi saja sudah memberikan keindahan tersendiri. Sebagian pemotret berpengalaman bahkan mampu membuat foto-foto bagus ketika langit mendung sekalipun.

Andaikan gagal mendapatkan sunrise di satu spot, pun selalu ada peluang mendapatkannya di lokasi lain. Meskipun setiap lokasi tentunya berbeda, kecuali matahari nya yang so pasti sama. Setidaknya, pesona sunrise memang sangat layak diperjuangkan. Bukan hanya bagi fotografer, tetapi juga bagi banyak penikmati pagi dan pemburu sunrise lainnya.

Sunrise di Tg.Pasir- Tangerang. Sumber: koleksi pribadi
Sunrise di Tg.Pasir- Tangerang. Sumber: koleksi pribadi
Pesonanya pun membuat banyak penyair sering memujanya. Seperti kutipan karya Debasish Mrida ini, "Every sunrise is a poem written on the earth with words of light, warmth, and love." Dan banyak kutipan inspiratif lainnya tentang keindahan matahari terbit.

Jadi suatu saat jika Anda berburu foto sunrise dan tidak mendapatkannya, tetap nikmati saja pagi yang indah itu. Sunrise tidak pernah ingkar janji. Kita saja yang tidak selalu beruntung melihatnya ‘bangun pagi’. :)

Kelapa Gading, 07 Januari 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun