Tidak hanya penulis yang menunggu sunrise saat itu. Bersama belasan turis asing dan fotografer lainnya, kami telah menunggu di puncak Borobudur sejak jam 04.40-an pagi. Jauh sebelum pintu gerbang utama Borobudur dibuka untuk umum pada jam 06.00.
Tanpa sunrise yang diharapkan, Borobudur masih tetap menakjubkan. Anda hanya perlu mencari sudut pengambilan yang tepat untuk membuat sebuah foto menarik di Candi Buddha terbesar di dunia ini. Dan boleh jadi, kegagalan di pagi itu adalah alasan yang bagus untuk nanti kembali lagi ke Borobudur. Seperti kata Jenderal Douglas MacArthur, “I shall return!”.
Berburu sunrise (matahari terbit) memang lebih menantang dibandingkan memotret sunset (matahari terbenam). Selain harus bangun sangat pagi ketika sebagian orang masih terlelap, kita pun harus tahu posisi ideal untuk memotretnya. Jangan sampai ketika sunrise sedang beringsut naik, kita justru berada di spot yang salah. Bisa-bisa kena 'Panic attack'.
Benjamin Franklin, salah satu tokoh pendiri negara AS, pernah mengatakan, "By failing to prepare, you are preparing to fail." Intinya, persiapan sangat penting. Dan di era kini, beberapa aplikasi digital akan sangat membantu proses perburuan sunrise itu. Mulai dari ramalan cuaca hingga kapan sunrise mulai muncul.
Soal waktu sunrise, contohnya. Kini banyak tersedia aplikasi yang bisa diunduh gratis dari Play Store. Salah satu di antaranya adalah "Sun Surveyor Lite" yang menampilkan detail waktu yang lengkap. Mulai dari Blue Hour, waktu Sunrise, hingga Golden Hour. Silakan lihat contoh tangkapan layarnya berikut ini.
Kembali ke perburuan sunrise lainnya, penulis sudah cukup sering menanti sunrise di beberapa pantai yang menghadap ke arah timur. Sebut saja, Pantai Kenjeran di Surabaya, Pantai Sanur di Bali, dan Pantai Dewi Mandapa di Lampung. Bisa dibilang setiap ada kesempatan ke Surabaya maupun Bali, penulis selalu menyempatkan mampir ke kedua pantai ini untuk memotret sunrise.
Tentu saja tidak harus dari pantai. Sunrise juga bisa dinikmati dan difoto dari berbagai spot lainnya. Misalnya saja, dari puncak Candi Borobudur tadi. Begitu pula dari lokasi lain, seperti di tepi Danau Bratan – Bali atau tepatnya dekat Pura Ulun Danu. Bahkan penulis pun pernah menunggu sunrise di tepi empang di desa Rammang-Rammang- Maros.
Baca juga: “Pesona Pagi di Rammang-Rammang”