Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Spot Foto Instagrammable, Andalan Destinasi Wisata Masa Kini

27 Desember 2020   20:43 Diperbarui: 14 April 2022   23:09 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nana & Emil di Gunung Ijen. Sumber: Mardiana Tany @nana_cantique

Tempat wisata instagrammable kini seakan menjadi jimat nan sakti menjual sebuah destinasi wisata. Tidak jarang, biro perjalanan wisata pun ikut menyelipkan berbagai foto instagramable dalam promosi wisata demi menarik calon pelanggan.

Di sisi lain, destinasi wisata berlabel "instagrammable" juga dianggap manjur menarik pengunjung untuk ramai-ramai mendatanginya. Tidak heran, untuk mendapatkan status yang seakan menjamin kecepatan viral, banyak tempat umum lainnya, baik resto, kafe, kampung, hingga lorong atau sepotong jalan pun disulap dengan dekorasi menarik agar ikut populer di jejaring sosial media.

Tentu saja, jika sukses viral di sosmed, khususnya di platform Instagram, pada ujungnya mendongkrak ekonomi lokal di lokasi tersebut. 

Bagi sebuah kawasan wisata, misalnya, dampak viralnya ikut memberikan pemasukan tambahan ke masyarakat setempat. Sedangkan bagi sebuah kafe, tentunya diharapkan meningkatkan penjualannya.

Instagrammable sendiri berarti sebuah foto atau gambar yang layak ditayangkan di media berbagi Instagram. Dan kenapa harus Instagram? Pasalnya, Instagram adalah salah satu media sosial dengan pengguna tertinggi di dunia, termasuk juga di Indonesia.

Puncak Wayag, salah satu spot instagramable paling populer. Sumber: koleksi pribadi
Puncak Wayag, salah satu spot instagramable paling populer. Sumber: koleksi pribadi
Menurut data statista, per Agustus 2020, setidaknya terdapat sekitar 77.19 juta pengguna Instagram di Indonesia. Suatu jumlah yang sangat besar. Dan bukan itu saja daya tarik Instagram.

Instagram adalah media sosial yang fokus pada platform berbagi foto dan video. Fitur-fitur yang melekat di media ini membuat penggunanya makin menggandrunginya.

Namun, jangan lupa! Tidak semua tempat wisata instagramable bertahan lama di pasar. Ada yang sekejap meroket, tetapi setelah beberapa waktu kemudian, spot itupun terlihat menjadi biasa.

Nilai jual spot tersebut yang awalnya begitu kekinian, sangat aktual, nge-hits banget, pun mulai memudar, setelah foto-fotonya yang beredar nyaris sama semua. Dan pada ujungnya, wisatawan pun mengejar spot instagramable baru lainnya.

Sejatinya, dari aspek pariwisata, spot instagramable bisa dibagi dalam dua kelompok, yakni dari tempat wisata yang sejak awal memang sudah populer. Dan yang kedua, tempat wisata baru yang secara sengaja dibuat sebagai spot instagramable. 

Wisatawan berfoto di Diamond beach, Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Wisatawan berfoto di Diamond beach, Nusa Penida. Sumber: koleksi pribadi
Di kelompok pertama, fotografer ataupun pemengaruh (influencer) hanya perlu jeli mencari sudut memotret terbaik dari destinasi wisata yang memang sudah populer. Sebuah spot yang tidak umum, unik, dengan komposisi brilian. Hasilnya, fantastis! Foto dari angle itu pun seakan menjadi acuan semua wisatawan lainnya.

Yang penting diingat, pengelolanya tidak perlu keblablasan membuat spot tambahan khusus demi pengejar foto instagramable. Kasus di Bromo, misalnya. Pemasangan tugu dengan tulisan "Bromo Tengger Semeru National Park" banyak menuai protes. Selain merusak estetika lingkungan alam, pengelola taman nasional ini seakan kurang percaya diri.

Pada dasarnya, kawasan wisata Bromo sudah sangat termasyhur di dunia. Dengan hanya melihat sekilas bentuk khas Gunung Batok dan Bromo pun, kita sudah tahu ini foto Taman Nasional Bromo. 

Tidak perlu lagi membuat signage besar seperti itu. Itu sama saja memasang papan nama besar berjudul "Candi Borobudur" di depan candi ternama tersebut. Seakan-akan takut wisatawan salah mengenalinya.

Spot Instagramable buatan di Gili Trawangan Lombok. Sumber: koleksi pribadi
Spot Instagramable buatan di Gili Trawangan Lombok. Sumber: koleksi pribadi
Sementara itu, di kelompok kedua, tempat instagramable yang ada memang sengaja dibuat, didesain, dan dipopulerkan. Dari suatu lokasi biasa, yang sebelumnya bukan objek wisata, mendadak terkenal dan menjadi destinasi wisata.

Mau mengunjungi kampung berwarna? Ada. Datang saja ke Jodipan di Malang. Di kampung tematik ini Anda bisa menyaksikan semua rumah dicat dengan berbagai warna mencolok, bahkan hingga ke atap-atapnya.

Atau tertarik berjalan sambil swafoto di antara petak sawah? Kenapa tidak. Di Yogya setidaknya ada beberapa lokasi yang kini sudah makin kondang. Sebut saja, Sawah Sukorame di Bantul dan Bulak Pronosutan di Kulon Progo, Yogyakarta.

Hal yang sama berlaku di berbagai kafe dan resto yang didesain dengan interior penuh warna dan sangat catchy. Dan tidak ketinggalan juga, sudut-sudut kota tua yang direvitalisasi sehingga kembali menarik untuk dikunjungi.

Spot instagramable buatan di Haji Lane-Singapore. Sumber: koleksi pribadi
Spot instagramable buatan di Haji Lane-Singapore. Sumber: koleksi pribadi
Di barisan kedua ini, ada yang bertahan lama, ada yang berumur pendek. Beberapa kafe dan resto yang hanya menjual spot instagramable, tanpa meningkatkan kualitas makanan dan minuman yang disajikan, bisa dipastikan hanya sekadar numpang lewat.

Tetapi, kafe yang menjaga keunikannya dan kualitas layanan prima akan bertahan lama dengan pelanggan setia maupun yang baru. Apalagi jika kafe tersebut memiliki pemandangan menarik yang sering disebut "million-dollar view".

Apapun hasil dari menyulap sebuah kawasan menjadi instagramable, tetap layak diapresiasi. Sebuah kawasan yang sebelumnya terlihat kumuh pun menjadi lebih kinclong. Sebuah lorong jalan dengan tulisan grafiti tidak jelas pun berubah indah dengan lukisan dinding yang jauh lebih menarik.

Kini tempat wisata Instagramable ada di mana-mana. Anda bisa menemukannya di berbagai kota di Indonesia, hingga di negara-negara tetangga. Semuanya saling berlomba menjadi yang terdepan.

Penulis di Pantai Karang Sawarna. Sumber: koleksi pribadi
Penulis di Pantai Karang Sawarna. Sumber: koleksi pribadi
Dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur. Dari Pulau Weh di Aceh sampai Raja Ampat di Papua Barat. Di Jawa Barat, misalnya, Geopark Ciletuh dan Pantai Sawarna sangat populer dengan berbagai spot yang instagramable. 

Sedangkan di Jawa Timur, siapa yang tidak tergiur berpose di tepi kaldera Gunung Ijen atau hutan De Djawatan - Banyuwangi yang sedang naik daun.

Nana & Emil di Hutan De Djawatan- Banyuwangi. Sumber: IG Mardiana @nana_cantique
Nana & Emil di Hutan De Djawatan- Banyuwangi. Sumber: IG Mardiana @nana_cantique
Semua tempat wisata instagramable itu umumnya sudah sangat indah. Bahkan sebagian begitu menawan. Akan tetapi, ada saja fotografer atau pun influencer yang memanfatkan trik memotret sehingga ikut mengkreasi sesuatu yang tidak ada menjadi ada.

Masih ingat kasus foto Pura Lempuyang Luhur di Bali? Sebuah gerbang dengan latar belakang Gunung Agung terlihat begitu menakjubkan. Berdiri di tengah gerbang akan seketika membuat fotomu makin elok. Dan foto itupun makin spektakuler ketika ada pantulan diri yang begitu cantik di atas sebuah kolam.

Kenyataannya? Kolam air berikut refleksi bayangan di atasnya adalah hasil trik fotografi. Dan itulah yang menjadi pangkal masalah. Editor Majalah Fortune, Polina Marinova, yang mengunjungi Pura Lempuyang tidak akan pernah menemukan kolam air itu.

Tangkapan layar twitter Polina. Sumber: www.kompas.com
Tangkapan layar twitter Polina. Sumber: www.kompas.com
Harapannya berfoto di pintu gerbang dengan bayangan diri di atas kolam buyar. Dan Polina pun tidak sekadar mengeluh, tapi berkicau di twitter yang kemudian viral.

"My hopes and dreams were shattered when I found out the 'water' at the Gates of Heaven is actually just a piece of glass under an iPhone." Begitulah kicauan Polina yang pernah dikutip Kompas.com setahun lalu.

Jadi jika ingin mendapatkan foto terbaik di spot yang instagramable, tetap kreatif membuat komposisi terbaik, tanpa perlu menyulap "batu menjadi air". Anda bukanlah David Copperfield. :)

Kelapa Gading, 27 Desember 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2 

Catatan: 

Foto-foto adalah koleksi pribadi, kecuali dua foto di Ijen dan Banyuwangi milik sahabatku Mardiana @nana_cantique, serta tangkapan layar twitter dari Kompas.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun