Adalah Paus Julius II yang kemudian melanjutkan rencana Paus Nicholas V untuk membangun sebuah basilika baru di tempat gereja pertama, yang dibangun Kaisar Konstantin I.
Tugas besar itu pertama kali diberikan ke Donato Bramante. Pada tahun 1506, Bramante mulai merancang basilika berdasarkan pola salib Yunani dengan 5 kupola. Sayang sekali, Bramante meninggal tahun 1514 tanpa menyelesaikan tugas itu. Selanjutnya pada tahun yang sama, Raphael diangkat sebagai kepala arsitek dan sempat mendesain beberapa bagian di istana Vatikan.
Namun demikian, dari semua arsitek yang pernah ikut merancang dan membangun basilika ini, nama Michelangelo Buonarotti yang paling menonjol. Arsitek di era Renaissans ini memberikan kontribusi terpenting atas keindahan dan kemegahan basilika ini.
Setelah Michelangelo, giliran Gianlorenzo Bernini unjuk prestasi mulai tahun 1626. Sebagai arsitek baroq kenamaan, Bernini diminta merekonstruksi fasade nya dan juga membangun pilar-pilar yang memperindah piazza di depannya. Kini kedua nama kedua arsitek ini seakan melekat pada basilika fenomenal ini.
Ada lima pintu gerbang ke basilika nan megah ini. Pintu paling kanan adalah ‘Holy Door’ yang hanya dibuka oleh Paus setiap kali mengawali tahun Jubileum. Jalur masuk dan ke luar sudah diatur searah sehingga membuat arus pengunjung berjalan lebih teratur.
Setelah masuk ke dalam basilika ini, kita hanya bisa berdecak kagum tiada hentinya. Betapa tidak, di hampir semua sudut basilika kita menemukan karya-karya seni yang sangat mencengangkan. Basilika Santo Petrus ibarat sebuah museum raksasa dengan sejuta koleksi tidak ternilai.
Atau boleh juga disebut sebagai sebuah perpustakaan besar, di mana kisah-kisah sejarah terbaca dari deretan patung, altar, pilar, lukisan dan mosaik. Nama-nama tenar di era Renaisans hingga Baroq seakan menunjukkan reputasinya melalui karya monumental ini. Marvellous!
Pieta dibuat Michelangelo ketika sang maestro masih berumur 24 tahun untuk Kardinal Jean de Bilheres. Patung Bunda Maria yang sedang menggendong jenazah Yesus anaknya itu adalah satu-satunya karya yang memuat tanda-tangannya. Saking terkenalnya Pieta, sampai Katedral Notre Dame yang begitu ternama di pusat kota Paris pun rela hanya memajang replika Pieta, karya Nicolas Coustou.
Selain Pieta, tujuan utama peziarah yang tidak mungkin dilewatkan adalah patung perunggu Santo Petrus sendiri. Banyak peziarah yang percaya bahwa mereka akan mendapatkan berkat dengan menyentuh kaki Petrus. Tentu saja ini bukan pandangan resmi gereja, tetapi kembali kepada iman masing-masing.
Masih ada lagi karya Bernini yang layak dinikmati, yakni Baldachin. Inilah sebuah kanopi berupa altar berstruktur besar dengan gaya baroq. Empat tiang berbentuk spiral terlihat begitu indah. Bernini memang seorang pematung jenius!