Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Selalu Ada Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan

23 Desember 2020   08:23 Diperbarui: 23 Desember 2020   21:50 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung-patung orang kudus di atas pilar-pilar buatan Bernini. Sumber: koleksi pribadi

Adalah Paus Julius II yang kemudian melanjutkan rencana Paus Nicholas V untuk membangun sebuah basilika baru di tempat gereja pertama, yang dibangun Kaisar Konstantin I.

Tugas besar itu pertama kali diberikan ke Donato Bramante. Pada tahun 1506, Bramante mulai merancang basilika berdasarkan pola salib Yunani dengan 5 kupola. Sayang sekali, Bramante meninggal tahun 1514 tanpa menyelesaikan tugas itu. Selanjutnya pada tahun yang sama, Raphael diangkat sebagai kepala arsitek dan sempat mendesain beberapa bagian di istana Vatikan.

Namun demikian, dari semua arsitek yang pernah ikut merancang dan membangun basilika ini, nama Michelangelo Buonarotti yang paling menonjol. Arsitek di era Renaissans ini memberikan kontribusi terpenting atas keindahan dan kemegahan basilika ini.

Kubah raksasa karya Michelangelo. Sumber: koleksi pribadi
Kubah raksasa karya Michelangelo. Sumber: koleksi pribadi
Mulai tahun 1547, Michelangelo tidak hanya meneruskan konstruksi basilika ini, tapi sekaligus menyempurnakannya. Hasilnya, seperti yang bisa kita lihat dari kubah raksasa basilika yang sangat spektakuler. Di samping itu, Michelangelo juga meninggalkan karya masterpiece-nya di Kapel Sistine dan patung Pieta yang sangat termasyhur di dunia.

Setelah Michelangelo, giliran Gianlorenzo Bernini unjuk prestasi mulai tahun 1626. Sebagai arsitek baroq kenamaan, Bernini diminta merekonstruksi fasade nya dan juga membangun pilar-pilar yang memperindah piazza di depannya. Kini kedua nama kedua arsitek ini seakan melekat pada basilika fenomenal ini.

Di antara pilar-pilar Bernini. Sumber: koleksi pribadi
Di antara pilar-pilar Bernini. Sumber: koleksi pribadi
Masih di depan pelataran utama basilika? Ayo, ikut masuk!

Ada lima pintu gerbang ke basilika nan megah ini. Pintu paling kanan adalah ‘Holy Door’ yang hanya dibuka oleh Paus setiap kali mengawali tahun Jubileum. Jalur masuk dan ke luar sudah diatur searah sehingga membuat arus pengunjung berjalan lebih teratur.

Setelah masuk ke dalam basilika ini, kita hanya bisa berdecak kagum tiada hentinya. Betapa tidak, di hampir semua sudut basilika kita menemukan karya-karya seni yang sangat mencengangkan. Basilika Santo Petrus ibarat sebuah museum raksasa dengan sejuta koleksi tidak ternilai.

Atau boleh juga disebut sebagai sebuah perpustakaan besar, di mana kisah-kisah sejarah terbaca dari deretan patung, altar, pilar, lukisan dan mosaik. Nama-nama tenar di era Renaisans hingga Baroq seakan menunjukkan reputasinya melalui karya monumental ini. Marvellous!

Patung Pieta karya Michelangelo. Sumber: Stanislav Traykov /wikimedia
Patung Pieta karya Michelangelo. Sumber: Stanislav Traykov /wikimedia
Tetiba, arus pengunjung yang di mulai dari sisi kanan terlihat sedikit tersendat. Ada apa? Jawaban segera muncul begitu kita mendekat. Sebuah mahakarya Michelangelo yang disebut Pieta, terlihat dipajang di balik kaca anti peluru. Patung bergaya renaisans ini memang kini dilindungi. Tahun 1972, Laszlo Toth, yang diduga sakit jiwa, menyerang patung ini dan merusak sebagian hidung dan lengan patung ini.

Pieta dibuat Michelangelo ketika sang maestro masih berumur 24 tahun untuk Kardinal Jean de Bilheres. Patung Bunda Maria yang sedang menggendong jenazah Yesus anaknya itu adalah satu-satunya karya yang memuat tanda-tangannya. Saking terkenalnya Pieta, sampai Katedral Notre Dame yang begitu ternama di pusat kota Paris pun rela hanya memajang replika Pieta, karya Nicolas Coustou.

Selain Pieta, tujuan utama peziarah yang tidak mungkin dilewatkan adalah patung perunggu Santo Petrus sendiri. Banyak peziarah yang percaya bahwa mereka akan mendapatkan berkat dengan menyentuh kaki Petrus. Tentu saja ini bukan pandangan resmi gereja, tetapi kembali kepada iman masing-masing.

Masih ada lagi karya Bernini yang layak dinikmati, yakni Baldachin. Inilah sebuah kanopi berupa altar berstruktur besar dengan gaya baroq. Empat tiang berbentuk spiral terlihat begitu indah. Bernini memang seorang pematung jenius!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun