Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Berburu Foto Lanskap di Seputar Jakarta

20 Desember 2020   09:12 Diperbarui: 20 Desember 2020   20:43 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Curug Parigi - Bekasi (Sumber: koleksi pribadi)

Dalam jagat fotografi lanskap, kerap sebuah pemandangan indah sudah tersaji di depan mata. Anda tinggal mencari sudut pengambilan yang tepat untuk mendapatkan suatu komposisi ideal. Namun, tidak jarang para pemburu foto harus rajin melatih mata fotografinya untuk menemukan spot yang tampak biasa menjadi sebuah karya foto menarik.

Suatu waktu, sebuah foto air terjun mini mencuat di kalangan pecinta fotografi lanskap seputar Jakarta. Judul foto pun begitu menggoda. "Mini Niagara Falls". Anda tahu kan di mana Air Terjun Niagara sesungguhnya? 

Tepat sekali! Air terjun raksasa itu berada di garis perbatasan Amerika Serikat dan Kanada. Persisnya, tidak jauh dari kota Buffalo - AS dan tepat di bersebelahan dengan kota Niagara Falls - Kanada.

Sungguh wow bukan? Sebuah air terjun biasa disandingkan dengan nama air terjun terkenal itu. Sekalipun hanya berstatus "mini". Kenyataannya, air terjun ini sungguh kecil. Jelas tidak bisa dibandingkan dengan Air Terjun Niagara yang spektakuler. Akan tetapi, tidak percuma dijuluki "Mini Niagara". Jika memotretnya dari sudut foto (angle) tertentu, air terjun kecil ini menjelma begitu menawan hati.

Curug Parigi, the Mini Niagara (Sumber: koleksi pribadi)
Curug Parigi, the Mini Niagara (Sumber: koleksi pribadi)
Begitulah sebutan untuk Curug Parigi di kalangan komunitas landscapers. Mau tahu lokasinya? Ternyata tidak perlu menempuh perjalanan sejauh ke Kanada. Curug (air terjun) yang agak tersembunyi ini berlokasi di perbatasan antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bogor.

Curug Parigi merupakan aliran Kali Bekasi yang mengalir dari Bogor hingga Bekasi. Setelah fotonya muncul di media sosial, spot ini pun viral dan terkenal. 

Fotografer lanskap dari berbagai kota ikut mendatanginya. Dan seperti biasa, warga sekitar begitu kreatif, mengatur lahan parkir dan warung-warung ikut bermunculan.

Lalu, apakah hasil foto curug dipastikan bagus? Tidak semudah itu ferguso! Seperti foto terlampir ini, dibutuhkan sedikit perjuangan untuk mendapatkannya. Dimulai dari pagi subuh sudah harus berada di lokasi, menanti terbitnya matahari, hingga siap-siap masuk ke dalam air sungai yang dingin. Dan tentu saja berdoa semoga cuaca cukup mendukung.

Seorang fotografer lanskap di Curug Parigi (Sumber: koleksi pribadi)
Seorang fotografer lanskap di Curug Parigi (Sumber: koleksi pribadi)
Setiba di lokasi pun setiap fotografer pasti mencari sudut memotret yang berbeda. Ada dari posisi rendah (low angle), maupun dari posisi tinggi (high angle). 

Di samping itu, pilihan memotret dengan kecepatan rana tertentu pasti menghadirkan hasil foto berbeda. Foto kedua di atas, misalnya, dibidik dengan kecepatan rana sekitar 2.5 detik untuk mendapatkan motion (gerakan) air yang lembut.

Bukan hanya Parigi, di kawasan Pelabuhan Muara Angke pun demikian. Ini bukan destinasi wisata biasa di Jakarta. Meskipun, ada saja warga kota yang kerap jalan-jalan ke pelabuhan tua ini yang tidak jauh dari Pasar Ikan Muara Angke.

Suatu pagi di pelabuhan Muara Angke (Sumber: koleksi pribadi)
Suatu pagi di pelabuhan Muara Angke (Sumber: koleksi pribadi)
Di pagi subuh, aktivitas di pelabuhan ini sudah mulai bergerak. Tetapi, bukan hanya nelayan dan pedagang ikan yang sibuk, para pemburu foto lanskap pun sudah blusukan hingga ke ujung pelabuhan untuk memotret sunrise. Dan di lokasi terbuka seperti itu, sangat ideal berlatih mencari subjek foto. Apa saja bisa difoto. Dari batu berlumut, tali kapal, deretan kapal dengan warna menarik, hingga kapal rusak yang sudah tinggal kerangka.

Penulis sendiri pun awalnya tidak mengerti kenapa bersusah payah ke tempat seperti ini. Namun, setelah mulai mengenal kawasan ini, ternyata spot ini cukup menantang. 

Coba amati foto di atas, cukup menarik bukan? Meskipun matahari tertutup mendung, tetapi biasnya masih sedikit menghiasi langit. Dan foto ini setidaknya sedikit berbeda daripada sekedar memotret sunrise langsung ke arah garis horizon.

Menunggu pagi di Muara Angke (Sumber: koleksi pribadi)
Menunggu pagi di Muara Angke (Sumber: koleksi pribadi)
Meskipun fotografi itu suatu seni, di mana setiap orang seakan bebas membuat karya fotonya. Namun demikian, ada semacam 'aturan' yang disepakati agar hasil foto kita bisa diterima secara lebih luas. Misalnya, beberapa kiat terkait komposisi yang layak diperhatikan. Sebut saja, "Rule of Thirds", "Leading Lines", "Pattern", dan lain-lain.

Nun jauh di seberang Pelabuhan Muara Angke berdiri perumahan mewah Pantai Mutiara. Kedua kawasan begitu berbeda, bak langit dan bumi. Walaupun demikian, di dalam fotografi, keduanya sama-sama memiliki pesona tersendiri.

Salah satu spot dekat Marina- Pantai Mutiara (Sumber: koleksi pribadi)
Salah satu spot dekat Marina- Pantai Mutiara (Sumber: koleksi pribadi)
Deretan apartemen mewah yang disebut Regatta terlihat begitu menakjubkan di keremangan senja. Ketika matahari terbenam dan lampu-lampu apartemen mulai menyala adalah saat terbaik menikmati pesonanya. Pertanyaannya, dari mana memotretnya? 

Sama seperti di lokasi lain, spot ini pun cukup tersembunyi jauh di bagian belakang komplek perumahan yang dijaga ketat itu. 

Di pintu gerbang masuk saja sudah ditanya mau ke mana, dan seterusnya. Maklum, ini perumahan kelas atas di Jakarta. 

Ada dua spot menarik di lokasi ini. Yang pertama dari dermaga Marina, tempat perahu mewah ditambat. Sayang dermaga ini kini telah rusak. Dan yang kedua berada di ujung tanggul penahan ombak yang berhadapan langsung dengan Apartemen Regatta.

Suatu senja berkabut di Pantai Mutiara (Sumber: koleksi pribadi)
Suatu senja berkabut di Pantai Mutiara (Sumber: koleksi pribadi)
Di senja hari, ketika matahari makin menukik ke garis horison, lokasi ini sering ramai dikunjungi banyak pehobi fotografi. Bahkan spot ini kerap dijadikan semacam 'training ground' di berbagai komunitas fotografer lanskap, khususnya bagi anggota yang baru mulai terjun menekuni genre ini. 

Di sinilah fungsi tripod dan beberapa jenis filter akan sangat membantu seorang fotografer memotret dengan teknik long exposure.

Long exposure shot - Regatta (Sumber: koleksi pribadi)
Long exposure shot - Regatta (Sumber: koleksi pribadi)
Tidak terlalu jauh dari Pantai Mutiara, mari menuju kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa. Sudah tahu kan pelabuhan tua yang sangat bersejarah ini? 

Nama Pelabuhan Sunda Kelapa tidak dapat dipisahkan dari sejarah berdirinya kota Jakarta. Deretan perahu Phinisi yang bersandar di pelabuhan ini sejak ratusan tahun lalu masih menjadi daya tarik banyak wisatawan.

Akan tetapi, ketika seorang sahabat fotografer handal mengajak penulis memotret Mercusuar Merah di Sunda Kelapa, tidak pernah terpikirkan cara mencapainya begitu sulit. Ajakan yang sangat menggoda, nama "Mercusuar Merah" terdengar begitu sexy.

Di pagi subuh itu, setelah berkumpul di pelabuhan Sunda Kelapa, kami ternyata harus menyeberang menggunakan perahu untuk ke lokasi foto. 

Begitulah, sedikit berbau petualangan. Perahu kecil itu mengantar kami ke sebuah tanggul yang berada di dekat sang mercusuar merah. Sebuah spot foto yang lagi-lagi sangat tersembunyi. Dan inilah hasilnya. Si Mercusuar Merah yang memesona!

Suatu pagi bersama si Mercusuar Merah (Sumber: koleksi pribadi)
Suatu pagi bersama si Mercusuar Merah (Sumber: koleksi pribadi)
Saat ini tentu saja spot foto di atas telah dikenal luas. Banyak fotografer lanskap telah memotretnya. Betapa pun, selalu ada yang pertama. Dan fotografer pertama yang 'menemukan' spot seperti itu sangat layak diapresiasi.

Apakah setiap lokasi foto harus selalu susah-payah dicari? Tidak juga. Lokasi foto ada di mana-mana. Sebagian di antaranya bahkan merupakan destinasi wisata yang sudah populer. Ibaratnya, lokasi sudah terbentang di depan kita. Misalnya, Monas dan Ancol. Semua sudah kenal bukan? 

Namun, sama seperti di lokasi lain, selalu muncul pertanyaan soal spot terbaik untuk memotretnya. Dari sisi mana? Kapan waktu terbaik mengabadikannya? Inilah tantangan menarik untuk dijelajahi. Mencari spot (titik foto) terbaik untuk memotretnya.

Monas ketika sunset, difoto dari sisi utara (Sumber: koleksi pribadi)
Monas ketika sunset, difoto dari sisi utara (Sumber: koleksi pribadi)
Bagi warga ibu kota Jakarta, Monas atau Monumen Nasional adalah ikon ibu kota yang sudah sangat dikenal. Sebagian dari kita mungkin juga sudah ratusan kali melihatnya. Dan tentunya, ada juga yang pernah menaiki hingga ke puncaknya. Of course, naik lift, bukan memanjat ala spiderman. :)

Ketika langit Jakarta merona indah di kala senja, sosok Monas tampak begitu menawan. Dan di saat lampunya mulai menyala menyapa Jakarta, Monas terlihat makin menakjubkan. 

Monumen kebanggaan kita ini tampil bak seorang primadona di atas panggung. Tidak mengherankan, setelah foto-fotonya beredar di jaringan sosmed, para pemburu foto pun ikut mengalir ke sini.

Setiap spot foto tentu saja berbeda. Jika Monas terlihat begitu sedap dipandang di saat sunset nan romantis, penulis lebih menikmati pesona Ancol ketika sunrise hadir menyapa bumi.

Ketika matahari menyapa Jembatan Ancol (Sumber: koleksi pribadi)
Ketika matahari menyapa Jembatan Ancol (Sumber: koleksi pribadi)
Salah satu spot favorit penulis adalah di sebuah sudut dermaga yang berada di Pantai Indah Ancol. Sebuah lokasi di belakang Dunia Fantasi dan tidak jauh dari hotel Mercure. Spot di pojok jembatan itu kerap dijuluki "spot sejuta umat", saking seringnya menjadi spot foto banyak fotografer lanskap.

Tidak mengapa. Semuanya membutuhkan proses. Pada awalnya, tidak ada salahnya mengikuti contoh foto bagus di sebuah lokasi yang sama. Yang penting, setelah memotret di tempat itu, jangan lupa untuk juga mengasah mata fotografi-mu sendiri. Dan suatu saat, hasil fotomu pasti berbeda.

Salah satu pojok favorit di Ancol (Sumber: koleksi pribadi)
Salah satu pojok favorit di Ancol (Sumber: koleksi pribadi)
Bagaimana? Pasti makin tertarik dengan dunia fotografi lanskap. Well, setidaknya sudah makin paham seluk beluknya, bukan? Dan suatu saat jika menikmati sebuah karya foto lanskap, jangan pernah lupa ada suatu proses panjang di baliknya. Ada perjuangan untuk mendapatkannya. Ada faktor keberuntungan terkait cuaca di lokasi. Dan yang paling penting, selalu ada "dia" di sampingku. Hahaha.

Kelapa Gading, 20 Desember 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun