Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dan Cintaku pun Berlabuh di Labuan Bajo - Komodo

7 Desember 2020   07:26 Diperbarui: 12 Desember 2020   10:58 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalur trekking-nya sendiri tidak terlalu sulit. Tetapi, bagi yang tidak terbiasa, rute ini pun cukup menguras stamina. Belum lagi panas yang sangat menyengat ketika matahari mulai merambat naik. 

Karena itu, sepatu nyaman, topi, kaca mata hitam, sun-block dan air minum menjadi perlengkapan wajib semua pendaki. Dan dengan pertimbangan ini pula, banyak pengunjung memilih naik di pagi hari.

Spot kedua yang tidak kalah memesona berada di Pulau Gili Lawa Darat. Bahkan kami mendaki pulau ini sampai dua kali! Yang pertama di pagi hari, sekali lagi demi menyapa pagi dari puncak Gili Lawa Darat. Dan yang kedua adalah melewatkan senja yang cetar membahana dari sisi lain perbukitan ini.

Trekking di Gili Lawa Darat. Sumber: koleksi pribadi
Trekking di Gili Lawa Darat. Sumber: koleksi pribadi
Gili Lawa Darat atau Gili Laba adalah sebuah pulau kecil tak berpenghuni di sebelah utara Pulau Komodo. Di kawasan ini ada Gili Lawa Darat dan Gili Lawa Laut. 

Namun, yang terkenal adalah Gili Lawa Darat yang memiliki perbukitan eksotis dan beberapa spot ikonik. Bayangkan saja, misalnya, Anda berdiri di salah satu titik bukit dengan memandang ke arah sebuah selat kecil yang diapit dua pulau. Sangat keren!

Dan di sini pun, betapa berat meninggalkan padang savana di keremangan senja yang romantis. Ketika sebagian besar pengunjung telah menuruni bukit kembali ke kapal, barulah kami pun beranjak ke pantai dan juga kembali ke kapal kami. 

Makan malam dan menginap terakhir kali di kapal, sebelum pulang ke Labuan Bajo keesokan harinya.

Berlayar pulang ketika senja menyapa. Sumber: koleksi pribadi
Berlayar pulang ketika senja menyapa. Sumber: koleksi pribadi
Setelah sekali lagi mendakinya di pagi subuh untuk memotret sunrise, kami pun pulang ke Labuan Bajo dengan singgah sejenak di Taka Makassar. Obyek wisata ini tidak kalah indahnya, bak surga tersembunyi. 

Taka Makasar adalah sebuah pulau kecil dengan hamparan pasir putih yang bersih dan indah. Uniknya, hamparan pasir putihnya hanya dapat dikunjungi jika air laut dalam keadaan surut.

Di sore terakhir di kota pelabuhan Labuan Bajo ternyata masih menyisakan pesona lainnya. Dua bukit bernama Bukit Sylvia dan Bukit Cinta menawarkan sensasi sunset yang cukup menggoda. Kamera-kamera kembali bergerak cepat, seakan berkejaran dengan langit yang segera dibalut malam.

Sunset dari atas Bukit Sylvia, Labuan Bajo. Sumber: koleksi pribadi
Sunset dari atas Bukit Sylvia, Labuan Bajo. Sumber: koleksi pribadi
Begitulah ketika bepergian. Waktu di Labuan Bajo - Komodo pun seakan berlari begitu cepat. Tiga hari berlalu tanpa terasa. Ratusan foto telah tersimpan di dalam kartu memori kamera. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun