Negara adikuasa Amerika Serikat (AS) kini tengah menjadi pusat pemberitaan media. Sejak Selasa lalu, berita Pemilihan Presiden begitu menyita perhatian dunia. Dan Washington, DC, ibu kota negara dan pusat pemerintahan federal AS berada, pun mendadak menjadi destinasi wisata politik yang sangat menarik.
Semua jurnalis, politisi, hingga ekonom dari berbagai penjuru dunia ikut mengarahkan pandangan ke hasil perhitungan Electoral College yang masih bisa saja berubah. Seakan hasil akhir pertarungan ini ikut menentukan nasib dunia, baik dari aspek politik maupun ekonomi.
Perhelatan "US Election 2020"Â harus diakui mampu menutupi berita-berita dunia lainnya. Bahkan warga negara AS pun seakan melupakan sejenak terus merebaknya covid-19Â di negara mereka.
Dan kini dunia pun menanti, siapa yang akan dilantik di Januari nanti dan menjadi penghuni Gedung Putih. Donald Trump dari Partai Republik atau Joe Biden dari Partai Demokrat.
Kota Washington DC, sebagai ibukota AS, sudah pasti mendapat perhatian ekstra dibandingkan semua kota lainnya dari 50 negara bagian yang ada. Tidak mengherankan, di distrik federal inilah, yang bukan menjadi bagian dari negara bagian AS manapun, ketiga cabang pemerintahan federal AS berada. Legislatif (Kongres AS - US Capitol), Eksekutif (White House) dan Yudikatif (Supreme Court of US).
Seperti layaknya sebuah pesta yang bakal digelar, Washington DC akan kian sibuk menyambut pengunjung dari seluruh dunia di hari-hari ini hingga pelantikan Presiden pada 20 Januari 2021 mendatang. Tiga bandara yang berada di Washington DC dan sekitarnya bakal lebih riuh dari biasanya. Begitupun hotel-hotel yang tersebar di seluruh penjuru metropolitan.
Seperti kita ketahui, ibukota AS ini dilayani oleh tiga bandara internasional, yakni Ronald Reagan Washington National Airport, Dulles International Airport dan Baltimore Washington International Airport.Â
Selain akses via bandara, Washington DC juga dapat dicapai dengan mudah dengan kereta api cepat Amtrak Acela Express dari New York, kota terbesar di pantai timur AS. Penulis sendiri pernah mengunjungi kota ini dengan bus wisata dari New York. Rute perjalanannya, New York -- Philadelphia -- Washington DC. Suatu perjalanan sejauh 364 km atau hanya sekitar 4 - 5 jam.
Agak berbeda dengan banyak ibukota negara lainnya di dunia, Washington DC, adalah sebuah kota baru yang khusus dibangun sebagai ibukota. Alkisah, setelah pengesahan U.U. Pemukiman (Residence Act) tanggal 16 Juli 1790 oleh Kongres, yang menyetujui pembentukan distrik khusus sebagai ibukota nasional permanen, kota Washington DC pun mulai dibangun di sepanjang Sungai Potomac.
Adalah negara bagian Maryland dan Virginia yang masing-masing menyumbang sebagian wilayahnya untuk distrik federal ini, yang juga meliputi dua pemukiman yang sudah ada sebelumnya, yakni Georgetown dan Alexandria. Tetapi, Kongres kemudian mengembalikan bagian yang sebelumnya sudah diserahkan Virginia, termasuk Alexandria.
Pada tanggal 9 September 1791, kota ini secara resmi dinamakan "Washington" untuk menghormati jasa Presiden Pertama AS George Washington. Sedangkan distrik yang baru dibangun ini disebut "Columbia", bentuk feminin dari "Columbus" dan semacam bentuk personifikasi nasional dari AS. Nama Columbus jelas mengarah ke nama sang penjelajah asal Genoa -- Italia, Christopher Columbus yang dipercaya sebagai penemu benua Amerika pada tahun 1492.
Baca juga: "Beberapa Ibukota Baru di Dunia, Apa Kabar Ibu kota Baru Indonesia?"
Kota Washington DC memiliki populasi sekitar 705 ribu jiwa. Sedangkan wilayah metropolitan-nya yang meliputi wilayah distrik federal, sebagian wilayah dari negara bagian Maryland dan Virgina barat, diperkirakan mencapai 6.2 juta. Sebuah kota yang cukup besar bukan?
Menariknya, setidaknya dilihat dari aspek pariwisata, ibukota ini begitu unik dan menarik. Berwisata di kota ini ibarat melakukan "kunjungan politik" ke berbagai gedung-gedung pemerintah ternama, monumen bersejarah dan memorial dari tokoh-tokoh politik terkenal dalam sejarah AS. Itulah sebabnya, sebagian pengunjung pun menjuluki kota Washington DC sebagai "Ibukota Politik Dunia".
Deretan nama-nama berikut pasti sudah sangat dikenal di dunia. Sebut misalnya, White House (Gedung Putih, kantor dan kediaman resmi Presiden AS), United States Capitol (Kantor Kongres AS), Library of Congress, Washington Monument, Lincoln Memorial, Pentagon, FBI (Federal Bureau of Investigation), CIA (Central Intelligence Agency), dan lain-lain.
Begitu menariknya kota ini, sehingga banyak sineas maupun novelis membuat film atau novel dengan latar belakang kota ini. Masih ingat novel laris "The Lost Symbol"? Karya Dan Brown ini, yang juga terkenal dengan novelnya "DaVinci Code", seolah menyingkap begitu banyak simbol-simbol rahasia di kota ini. Believe it or Not. :)
Namun, dari semua bangunan maupun monumen yang ada, ada tiga bangunan spesial yang seakan merefleksikan semangat kebangsaan modern AS. Ketiga bangunan itu, yakni White House, Washington Monument dan United States Capitol, berdiri megah di jantung kota Washington DC.
Ketiga bangunan itu selalu menjadi destinasi wisata populer di kota ini. Demikian pula beberapa memorial terkenal seperti Lincoln Memorial, Jefferson Memorial dan Roosevelt Memorial dan Iwo Jima Memorial. Dan tentunya bagi penyuka museum, jangan lupa mengunjungi National Mall. Mall? Ah, ini bukan 'shopping mall' bro!
Washington DC memang terkenal dengan banyak sekali museum-museum yang bebas dikunjungi tanpa bayar, khususnya yang dikelola Smithsonian Institute. Paling tidak terdapat 17 museum dan galeri yang dikelola. Bandingkan dengan museum-museum di Eropa yang tiket masuknya selangit. Begitu juga museum-museum di kota lainya di AS. Metropolitan Museum of Art di kota New York, misalnya, mengenakan tarif sekitar USD 25 untuk sekali masuk.
Dengan begitu banyak daya tarik wisata seperti yang sudah disebutkan di atas, maka tidaklah mengejutkan ibukota ini pun terus berkembang sebagai salah satu destinasi wisata populer di wilayah Pantai Timur AS. Menurut data DC Press, tahun 2019 lalu, kota ini menerima sekitar 24.6 juta wisatawan. Very impressive!
Kembali ke pertarungan Pilpres AS. Anda sudah bisa memprediksi siapa yang akan menempati Gedung Putih? Baiklah. Sebelum adanya kepastian siapa pemenangnya, mari kita mengunjunginya.
Gedung Putih, yang terbuat dari batu aquia dan dicat putih ini, dirancang oleh arsitek kelahiran Irlandia, James Hoban. Presiden AS pertama yang menempatinya adalah John Adams, Presiden Kedua AS. Awalnya gedung ini bernama Executive Mansion. Namun, pada tahun 1901, Presiden Theodore Roosevelt mengganti namanya menjadi White House yang tetap digunakan hingga kini.
Ingat film "White House Down" yang dibintangi aktor Channing Tatum? Well, jangan terkecoh dengan trik ala Hollywood. Film penuh aksi tersebut sama sekali tidak dibuat di Gedung Putih yang sebenarnya. Tapi, di sebuah 'white house' buatan di kota Montreal, Kanada.
Sementara itu, Presiden terpilih AS biasanya dilantik di Gedung Kapitol AS atau United States Capitol. Inilah gedung yang digunakan sebagai kantor Kongres AS. Bangunan dengan kubah raksasa ini dibangun tahun 1793 dengan arsitek pertama William Thornton. Selanjutnya, gedung ini juga sempat dimodifikasi oleh arsitek-arsitek lainnya seperti Stephen Hallet, dll.
Bagaimana bro, sudah makin yakin siapakah yang bakal dilantik di Gedung Capitol pada 20 Januari mendatang? Sambil tetap menunggunya, ayo menuju ke Washington Monument. Untuk jalan kaki lumayan jauh, sekitar 2.5 km melewati National Mall. Monumen ini tentu saja tidak kalah terkenal, bahkan sering juga dianggap sebagai salah satu ikon kota Washington.
Jadi, kini sudah kian jelas bukan, siapa yang paling cepat mengumpulkan 270 Electoral College?Â
Yang pasti, bukan Rapper Kanye West. :)
Kelapa Gading, 06 November 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Referensi: 1
Catatan: Foto-foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali satu foto yang kedua, sesuai keterangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H