Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oktober, Kopi, dan Bir

1 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 1 Oktober 2020   07:44 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak penemuan kopi di Ethiopia pada sekitar abad ke 15, minuman berkafein ini telah menjelma menjadi salah satu minuman paling terkenal di dunia. Kopi disebut-sebut sebagai minuman kedua, setelah teh, yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kopi juga seakan telah menyatu dengan budaya banyak bangsa di dunia. Dari Afrika, Mediteranean, Eropa, khususnya Italia, Amerika, hingga Indonesia.

Saat ini kita dengan mudah menemukan kedai kopi di manapun. Yang berskala kecil ala warkop kaki lima, hingga kedai kopi jaringan waralaba internasional. Di beberapa mal papan atas di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya misalnya, berbagai kedai kopi bersaing sengit menggoda pecinta kopi.

Varian Kopi saat ini. Sumber: www.tasteofhome.com
Varian Kopi saat ini. Sumber: www.tasteofhome.com
Nama-nama tenar kedai kopi internasional pun seakan berebutan masuk ke berbagai negara yang penduduknya cinta mati dengan kopi. Sebutlah misalnya, Starbucks, Coffee Bean, Costa Coffee, Caffe Nero, Caffe Bene, dan lain-lain. Tidak hanya semakin banyak pemain bisnis kopi, varian kopi pun kian beragam. Ada espresso, cappuccino, americano, macchiato, dan sebagainya.

Kompetisi makin ketat, namun peluang bisnis sungguh menggiurkan. Pada akhirnya, aroma bisnis ini ikut menggoda penjual donut, kolonel penjual ayam goreng dan penjaja hamburger ikut memompa jualan kopi mereka. Ya, Dunkin Donuts, KFC dan McDonald tidak mau ketinggalan meraup laba bisnis kopi yang menjanjikan. Ketiga pemilik waralaba raksasa asal AS ini kini makin agresif menjaja kopi bikinannya.

Meskipun belum terdengar berita apapun, konon setiap Hari Kopi Internasional, banyak kedai kopi terkenal biasanya ikut merayakannya dengan memberikan diskon besar. Jika tidak ada diskon, no problema, kita mampir saja ke Kopi de Reba, menikmati kopi asli Manggarai racikan sang pemilik dan barista handal, Bung Guido Arisso yang pasti lebih mantap. Hehehe.

Baca juga: "Sudah Ngopi Pagi Ini?"

Oktober bukan soal kopi saja. Di negara Jerman, khususnya di wilayah Bavaria, Oktober identik dengan festival bir. Hanya saja, lagi-lagi karena covid-19, festival minum bir yang dikenal dengan nama Oktoberfest sejak jauh hari telah dibatalkan.

Oktoberfest - Munich. Sumber: AP/Matthias Schrader
Oktoberfest - Munich. Sumber: AP/Matthias Schrader
Oktoberfest sejatinya adalah festival rakyat atau Volksfest yang diadakan setiap tahun di Munich (Munchen), Bavaria - Jerman. Dan meskipun disebut Oktoberfest, festival yang berlangsung selama enam belas hari ini, telah dimulai dari bulan September. Mulai medio atau akhir September hingga hari Minggu pertama di bulan Oktober.

Dalam perkembangannya, festival yang telah berlangsung sejak tahun 1810, telah menjadi salah satu atraksi wisata paling menarik di Jerman, bahkan di Eropa dan juga di dunia. Tidak hanya warga Jerman yang berbondong ke Munich, tapi juga warga Eropa lainnya. Turis dari segala penjuru dunia, apalagi pecinta bir, sudah pasti selalu ingin menikmati sensasi minum bir bersama jutaan beer lover lainnya.

Tradisi Oktoberfest sendiri telah lama melintasi batas negara dan benua. Di periode yang sama, di berbagai kota besar di dunia juga diadakan festival dengan metode yang sama. Apalagi di kota-kota yang banyak populasi asal Jerman. Selain Munich dan kota-kota Jerman lainnya, Oktoberfest dalam skala berbeda juga dirayakan di New York- AS, Tokyo – Jepang, Brisbane – Australia, hingga Jakarta – Indonesia.

Sajian khas Oktoberfest. Sumber: www.neweuropetours.eu
Sajian khas Oktoberfest. Sumber: www.neweuropetours.eu
Jika saja tidak ada pandemi dan tanpa pembatalan, Oktoberfest di Munich diperkirakan mampu menarik sekitar 6 juta pengunjung domestik maupun dari mancanegara. Tetapi, seperti kata Presiden-Menteri negara bagian Bavaria - Markus Soder, “The risks are simply too high”. Hal yang sama diucapkan Walikota Munich Dieter Reiter yang menggambarkan pembatalan itu sebagai “A difficult emotional moment”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun