Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Fenomena "Low-Cost Carrier", dari Amerika hingga Indonesia

25 September 2020   16:56 Diperbarui: 25 September 2020   20:19 2573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat slogan "How Low Can You Go?" dari sebuah merk rokok terkenal? Boleh jadi, jargon ini juga pas ditujukan ke perusahaan penerbangan bertarif rendah. Saling bersaing harga menyajikan yang termurah seolah menjadi jurus terampuh menaklukkan hati pelanggan.

Sudah bukan rahasia lagi, jika banyak pelanggan LCC (Low Cost Carrieratau perusahaan penerbangan bertarif rendah, sering berburu harga super promo maskapai jenis ini.

Sebagian backpacker bahkan sudah sangat ahli dalam mencari harga-harga termurah yang bagi kebanyakan pelanggan justru begitu sulit didapatkan.

Harga-harga super murah sering menjadi gimik dalam dunia pemasaran yang selalu sukses menggoda calon konsumen untuk membelinya.

Tidak tanggung-tanggung, kadang harga tiketnya bisa membuat para pecinta perjalanan menjadi susah tidur.

Begitu menggodanya, sehingga ada traveler yang membeli tiket promo  tersebut, tanpa rencana berlibur sebelumnya. 

Sejarah LCC atau juga disebut 'no-frills' berawal di tahun 1970-an oleh maskapai domestik dari Amerika Serikat, yakni Southwest Airlines.

Maskapai penerbangan yang bermarkas di Dallas- Texas ini berdiri pada 15 Maret 1967. Tapi baru efektif beroperasi di medio Juni 1971. Dan berbeda dengan semua pendahulunya, Southwest sejak awal didisain untuk bisa memberikan harga tiket murah bagi konsumen.

Southwest di bandara Baltimore-AS. Sumber: Colton Henline/ wikimedia
Southwest di bandara Baltimore-AS. Sumber: Colton Henline/ wikimedia
Setelah lima dekade, Southwest telah berkembang pesat menjadi LCC terbesar di dunia dengan lebih dari 700 pesawat dalam jajaran armadanya. Tidak hanya yang pertama dan terbesar, Southwest juga sukses dalam aspek operasional-nya.

Seperti yang ditampilkan di laman www.worldairlineawards.com, Southwest sukses menjadi LCC terbaik di AS dan berada di peringkat 4 terbaik dunia versi Skytrax. Kisah sukses Southwest yang fenomenal ini pun seakan menjadi benchmark bagi banyak pemain LCC lainnya yang lahir belakangan.

Kehadiran LCC (Low Cost Carrier), yang bisa juga disebut “Low Cost Airlines”, pun mulai mengambil pangsa pasar yang signifikan dari para pemain lama, maskapai tradisional yang sudah lebih mapan. Dengan jurus andalan harga harus jauh lebih murah dari maskapai berbiaya penuh lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun