Lagu lawas dari Tom Jones, "Green Green Grass of Home" tiba-tiba masuk di salah satu grup percakapan Whatsapp. Meskipun liriknya tidak persis menggambarkan suasana kampungku, namun lagu ini setidaknya sukses membawa lamunanku terbang jauh ke kampung halamanku nun jauh di sana.
Kata orang, seindah-indahnya negeri orang, masih lebih indah negeri sendiri. Sebagus-bagusnya kota lain, masih lebih menawan kampung halaman sendiri. There's no place like hometown. Jangan bertanya mengapa. Ada suatu perasaan yang tidak memerlukan penjelasan. Ada sejuta kenangan yang betapa mungkin terlupakan.
Bagi sebagian perantau, pulang kampung alias pulkam adalah suatu ritual tahunan, baik mendekati Lebaran maupun jelang Natal dan akhir tahun. Tetapi, tidak semuanya punya kesempatan seperti itu. Boleh jadi karena faktor geografis yang terbentang terlalu jauh dan akses transportasi yang terbatas.
Bisa juga karena biaya perjalanan yang kadang begitu tega merobek tabungan. Satu hal yang pasti, sebagian teman-temanku di Jakarta tidak pernah bisa pulkam. Lahirnya di Jakarta dan jelas tidak punya kampung. Hmm, kecuali lahirnya di Kampung Ambon, Kampung Bali, Kampung Melayu, dll, yang semuanya juga masih di ibukota Jakarta.
Betapapun, selama memungkinkan, siapakah yang tidak suka pulang ke kampung? Baru rencana ke kampung saja, imajinasi kita sudah mendahului kita ke sana.
Kini di tengah pandemi covid-19 yang belum mereda, rasa kangen akan kampung nan jauh di mata, tapi selalu dekat di hati, kembali menyeruak di antara begitu banyak 'rasa ingin' yang lain. Ah, sudah lama aku belum menengokmu lagi duhai kampungku nan jauh di timur.
Hasrat ini kian menggelora, ketika membaca berbagai artikel menarik dari banyak sahabat Kompasianer. Â Dari sekitar danau Kerinci, pulau Sumbawa, Labuan Bajo, Lereng Merapi, hingga cerita seputar Halmahera yang kerap ditulis Kompasianer Fauji Yamin.
Lalu di mana kampungku?
Seiring pemekaran Provinsi Maluku dan akhirnya dibentuknya Provinsi Maluku Utara pada tahun 1999, maka status kota Tobelo pun ikut naik pangkat menjadi ibukota Kabupaten Halmahera Utara (Halut). Status Kabupaten Halmahera Utara sendiri baru ditetapkan pada tahun 2003.
Sebenarnya, sejak akhir tahun lalu, rencana pulang sudah dijadwalkan sekitar Juni-Juli 2020 lalu. Namun, siapa kira, kemunculan si covid-19 memaksa semua rencana tinggal rencana. Kini hanya bisa membuka album kenangan. Slide foto-foto terakhir perjalanan ke Tobelo setidaknya sedikit menghibur hati yang merindu.
Biasanya ada dua opsi rute perjalanan. Yang pertama, mengambil penerbangan menuju Manado (3.5 jam), kemudian ganti pesawat propeller kecil untuk rute Manado-Kao (1 jam). Dari bandara Kao ke Tobelo melewati pesisir timur Halmahera utara sekitar 86 km, kita pun akan tiba di Tobelo.
Opsi kedua sedikit lebih jauh dan menantang. Dari Jakarta ke  kota Ternate (3.5 jam). Setiba di bandara Sultan Babullah Ternate, naik taxi menuju dermaga Bastiong untuk siap-siap menyeberang ke Sofifi, ibukota Maluku Utara yang berada di sisi barat Pulau Halmahera.
Jika naik feri roro dengan durasi 90 menit cukup bayar Rp 24,000/org. Untuk feri tentunya mengikuti jadwal yang ada, sedangkan speedboat bisa langsung berangkat.
Perjalanan panjang belum berakhir. Dari Sofifi ke Tobelo terbentang sepanjang 190 km. Dengan kondisi jalan antar kabupaten yang belum semuanya mulus, maka masih sekitar 4 jam untuk tiba di kota Tobelo. Suatu perjalanan dari pagi subuh sampai sore hari.
Bagi penulis, yang pekerjaannya selama ini lebih sering bepergian ke berbagai negara lain, tidak ada perjalanan seindah, semenyenangkan, dan seromantis perjalanan pulang kampung.
Sepanjang jalan kenangan menuju kota kelahiran pasti akan sulit dilupakan. Dalam kesibukan kerja, semua kenangan itu mungkin sejenak terlupakan. Tapi ketika roda pesawat menyentuh landasan di Ternate atau di Kao; suara mesin speed-boat menderu menuju Halmahera; dan roda-roba mobil melaju menuju Tobelo, semua kenangan masa lalu seakan berebutan muncul dalam ingatan. As if it was just yesterday.
Ah, jadi kapan bisa pulang kampung....
Semoga bisa segera pulkam nanti dan kembali bercerita tentang kampungku. Sebuah kampung bernama "Gamsungi" di kota Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Kelapa Gading, 20 September 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H