Meskipun keduanya milik Pemerintah Singapore, tapi secara manajemen perusahaan tentu saja berbeda. Bandara Changi dikelola Changi Airport Group. Sedangkan kepemilikan Singapore Airlines berada di bawah kendali Temasek Holdings dan beberapa korporasi lainnya.
Maka ketika rute internasional-nya terganggu, maka SQ pun kian merana. Berbeda dengan Garuda yang meskipun rute internasional berkurang jauh, tapi rute domestik masih cukup sibuk.
Begitulah nasib SQ yang reputasinya selama ini tidak perlu diragukan lagi. Layanan dalam pesawatnya selalu menjadi buah bibir para penumpang setianya.
Perusahaan penerbangan yang begitu sering ditahbiskan sebagai "The World's Best Airline" oleh Skytrax dan juga memuncaki peringkat atas dari "Travel & Leisure's Best Airline" selama lebih dari 20 tahun, kini pun memasuki pintu krisis.
"The Singapore Airlines Group today announced the difficult decision to cut around 4,300 positions across its airlines," demikian sebagian pernyataan SQ seperti yang dikutip The Straits Times. Setelah memperhitungkan penghentian rekrutmen, pengurangan alamiah, dan penerapan skema pensiun dini, jumlah staf potensial yang terdampak akan berkurang sekitar 2,400 di Singapore dan kantor-kantor lainnya di luar negeri. Suatu keputusan yang sulit di tengah ketidakpastian industri penerbangan global seiring dampak pandemi Covid-19.
Dalam situasi industri penerbangan yang berdampak besar terhadap kinerja Bandara Changi seperti inilah, sang Kapten CAG akhirnya meninggalkan kapal besarnya.
Jika diumpamakan kasus Parti Liyani vs Liew Mung Leong ibarat David melawan Goliath. Bak si Lemah versus si Kuat, dst. Anda pasti sudah bisa menduga arah dukungan publik ke siapa.Â
Kisah seperti ini mungkin saja sudah pernah terjadi di berbagai belahan dunia manapun. Tetapi, kisah yang sama juga, jauh lebih banyak terjadi dengan 'ending' yang berbeda.
Warga Singapore layak bangga dengan kemandirian pengadilannya. Dan kita di tanah air juga patut bangga dengan keberanian seorang Parti Liyani yang seakan berjuang sendirian di sana. Nyaris tidak terdengar beritanya di tanah air, hingga kemenangannya di Pengadilan Tinggi Singapura selasa lalu.