Walakiri menjadi sangat tersohor karena keunikan pohon-pohon mangrove kerdil di bibir pantai. Pohon-pohon yang melengkung artistik seakan berdansa. Bak 'dancing trees' yang fotogenik!Â
Keunikannya sukses menyihir kami untuk berlama-lama di sini, mulai air laut masih surut hingga pasang datang. Mulai petang benderang, sampai matahari terbenam. Bahkan besok paginya, ketika kota Waingapu masih terlelap, kami sudah melaju ke pantai ini lagi untuk menyambut pagi. Semuanya demi hasil foto cetar yang diinginkan.
Watu Parunu dikenal karena keunikan tebing batu berlubang dan dinding tebing putihnya yang meliuk nan elok. Namun untuk melewati batu berlubang menuju ke tebing batu ini, pastikan datang ketika air pantai sedang surut.Â
Nama pantai ini rupanya mempunyai cerita tersendiri. Siapapun yang melewati batu berlubang ini akan berjalan dengan menunduk. Warga sekitar pun menamakannya 'Watu Parunu'. Watu artinya batu dan Parunu mempunyai arti berjalan menunduk.
Selain dua pantai di atas, ada satu lagi objek wisata yang telah menjadi destinasi favorit para wisatawan yang ke Sumba, yakni Air Terjun Tanggedu, yang disebut-sebut sebagai "Grand Canyon" dari Sumba Timur.
Rute sepanjang 2.5km melintasi kali kecil, naik turun bukit dan melewati padang savana yang eksotis. Kawasan sekitar air terjun pun masih sangat alami. Apalagi yang suka nyebur. Air bening kebiruan itu sungguh tidak tertahankan. Byur...
Di kampung adat tradisional ini, Anda bisa melihat bangunan pemakaman zaman megalitikum, rumah adat Sumba, serta berbelanja kain tenun khas Sumba yang istimewa.
Sumba memang bukan Bali. Kalau Bali diibaratkan primadona yang telah menguasai panggung pertunjukan. Maka Sumba bak seorang gadis bersahaja tanpa polesan, tapi menyimpan pesona asli yang menawan hati. Ibarat calon bintang yang masih perlu dijaga, dipoles, dan dikembangkan potensinya. Calon bintang yang siap naik panggung!
Kelapa Gading, 10 Agustus 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi.